"Aku ingin naik pick-up itu!"
Kelly berteriak antusias sambil memandang pick-up milik Hans dengan mata berbinar dan dengan jari telunjuk menunjuk pick-up yang terparkir di pekarangan rumah Max itu."Tapi Kelly, pick-up Hans 'kan sudah tua dan buruk! Aku dan Robbert saja terpaksa naiknya."
Kata Chris jujur, yang berhasil membuat Hans kini memberi tatapan mematikan pada temannya itu."Kalau begitu, pulang nanti jangan naik pick-upku! Kalian berdua naik taksi saja."
Balas Hans seraya menyilangkan tangannya di depan dada.Chris menyengir lebar, "Aku bercanda Hans, jangan marah ya."
"Jadi, itu pick-up milik Hans? Hans, aku boleh ya jalan-jalan menggunakan pick-upmu satu hari ini? Ya, ya, ya. Kau harus mengerti, ini permintaan bayiku dan Max."
Bujuk Kelly sembari mengelus perut besarnya, membuat Hans yang tadinya cemberut, kini berubah tersenyum, "Tapi...seperti yang dikatakan Chris, pick-upku terlalu buruk dibandingkan dengan mobil yang Max punya."Kelly menggeleng cepat, "Tak apa, ayo Max, Hans, Chris, dan Robbert, kita akan jalan-jalan bersama mengelilingi kota seharian ini!"
Max yang melihat keantusiasan istrinya, menghampiri wanita berambut pirang tersebut, "Kau yakin ingin naik pick-up Hans? Naik mobil kita saja ya."
Kelly sontak menggeleng dan menunjukkan wajah sedihnya dengan mata berkaca-kaca, "Aku tak mau! Aku inginnya naik pick-up Hans! Ayolah, Hans juga mengizinkanku. Iya kan Hans?"
"Tentu saja Kelly. Tak apa Max, kita akan jalan sama-sama hari ini demi bayimu."
Hans menepuk pundak Max membuat Max menghembuskan nafas lalu tersenyum lembut setelahnya, "Baiklah, ayo kita pergi.""Yeayyy!!!" Kelly bersorak kemudian mengecup bibir suaminya, lalu setelahnya masuk ke dalam pick-up Hans, membuat Max hanya bisa geleng-geleng kepala dan terkekeh.
"Istrimu sungguh menggemaskan, Max."
Max yang mendengar itu menolehkan kepalanya ke samping, memberi tatapan kematian pada Hans, "Jangan berpikir yang macam-macam terhadap istriku, Hans. Ayo."
Setelah mengunci pintu rumah, Max segera menyusul istrinya memasuki pick-up.Hans hanya berdecak sambil terkekeh, "Dasar tuan pencemburu!"
Ketika Hans akan menyusul Max dan Kelly memasuki pick-up, Chris dan Robbert sudah berjalan mendahului Hans, sontak saja pria itu menarik ujung baju kedua temannya itu hingga Chris dan Robbert tertarik ke belakang.
"Siapa yang mengizinkan kalian untuk ikut? Kalian tinggal, jika ingin ikut pun cari saja taksi, kalian kan tak ingin naik pick-up burukku!"
Sindir Hans, pria itu akan beranjak meninggalkan Chris dan Robbert kalau saja tubuhnya tak ditarik ke dalam pelukan erat kedua temannya itu."Sungguh Hans, aku tak ada berkata jika mobilmu buruk, dialah yang hanya mengada-ngada!"
Ujar Robbert dengan menunjuk tepat di depan wajah Chris.Chris hanya bisa menunduk dengan memasang tampang sedih yang dibuat-buat, "Maaf Hans, maaf. Apa yang dikatakan Robb memang benar, akulah yang bersalah, kumohon maafkan aku biarkan aku naik pick-upmu untuk ikut jalan-jalan bersama istri Max yang manis itu, please."
Hans sukses melepaskan diri dari kukungan pelukan kedua orang itu, ia menghirup oksigen dengan rakus, "Sialan kalian, kalian ingin membuatku mati ya?! Kalian dimaafkan, cepat naik ke mobil sebelum Max dan Kelly marah!"
Chris dan Robbert bertoss ria lalu masing-masing mencium pipi milik Hans dan segera menaiki pick-up, membuat Hans membeku di tempat dan setelahnya meringis seraya memegangi kedua pipinya, "DASAR KALIAN GAY!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Max Maxwell [COMPLETED]✔️
RomanceBELUM DIREVISI Romance + Thriller Story. [Mengandung adegan gore yang cukup banyak] DON'T COPY MY STORY! Judul Awal : Max Masters Prison Menyimpan perasaan pada seseorang, itu merupakan hak siapa pun manusia yang ada di dunia ini. Namun apa jadinya...