19

2.9K 149 2
                                    

Langit begitu mencekam, ini bagaikan pill pahit yang harus ditelan sendiri olehku.
Bagaimana ini ?
Bagaimana bisa aku melalui semua ini ?

Sudah 2 hari aku mengurung diri dan tidak perduli pada Mama yang seakan memohon kepadaku.
Tentu saja badan ku serasa mati tidak bertenaga. Pikiranku saat ini, hanyalah ingin menyusulnya.

Triiing...tringggg

Arbany calling

Tidak kuhiraukan, aku sangat membencinya saat ini.

Arbany message
Bro, Lo dimana ? Ini sudah 2 hari Lo tampa kabar.
Ayoolah.. Semua kehilangan Mila. Sekarang yang harus dilakukan adalah mendoakan dia.
Biarkan dia tenang disana dengan cara keiklasan dari Lo.

Tubuhku bergetar, suara itu seakan menghantui ku.

"BALASKAN KEMATIAN KU !"

suara itu seakan meneriaki ku. Ku tutup telinga ku, tidak mungkin aku melakukannya. Aku juga menyayanginya. Sungguh...

Took...Took...Took

"Kak Kevin ini gue ! "

Suara itu, mau apa dia ? Untuk apa dia mencariku ? Bukankah sudah kuceritakan semua, bagaimana tragedi Mila mengakhiri hidupnya.

Perlahan namun pasti pintu ku buka. Ini untuk pertama kalinya aku kembali membuka pintu mengingat 2 hari ini aku mengurung diri.

Pria ini masuk tampa memperdulikan ku dan duduk disofa.

"Kenapa Kau tidak hadir dipemakaman Mila ?"
Suara bariton pria ini seakan mengintimidasi ku.

"Baiklah, jika kau tidak menjawab pertanyaan ku. Tapi bukankah Mila memiliki permintaan terakhir pada mu ?"

"......"

"Hahah...ha kau seakan menulikan pendengaran mu "

"Pergilah dari sini ! Aku tidak ingin membuat kesalahan "

BUUUKK....

Tubuh ku terkulai , ku biarkan ia berkali kali memukuli wajah ku.

BUUKK...

"ini untuk pria bodoh seperti mu !"

BUUUUKKKKK

"Ini untuk Mila !!!"

Tidak habisnya ia menerjang ku meski darah mengalir dari bibir ku. Sungguh aku tidak bertenaga sekarang.

"JIKA KAU BENAR BENAR MENCINTAI MILA KAKAK KU, MAKA KAU HARUS MEMBALAS KEMATIAN NYA !! "

"Hah...hah..."
Ku yakini hanya deruan nafasku yang terdengar.

"AKU RASSYA , AKAN MEMBALASKAN DENDAM.  TIDAK PERDULI KAU MENDUKUNG KU ATAU TIDAK !
DIA KAKAK KU SATU SATUNYA ! HANYA DIA YANG KUPUNYA. TAPI PRIA ITU MERENGGUT NYAWANYA "

Pria malang ini kini bersimpuh, sungguh yang ku lihat saat ini adalah pria rapuh.
Benar...
Mila dan Rassya saat ini hanya tinggal berdua.
Seluruh keluarganya meninggal dalam tragedi kecelakaan. Hingga Rassya memutuskan untuk keluar negri mengurus perusahaan dan melanjutkan pendidikan nya.
Di usia belia mereka harus mandiri, berusaha saling menguatkan.
Jadi wajar saja bila Mila adalah harta paling berharganya. Harta yang selama ini ia jaga mati matian.
Hingga kebahagiaan sang kakak adalah tujuan hidupnya.

"Akhh.... !!! Gue gak peduli lagi, nyawa harus dibayar nyawa !!!! "

Rassya kembali berdiri menahan pilu kesakitan.
Aku tau... Kini ia tidak memiliki sandaran untuk bercerita.

"Hatiku juga sakit sya, dia wanita yang sangat ku cintai ... Maaf, aku terlalu egois. A...aku , aku..."

"Aku apa ?"

Dengan sekuat tenaga aku berusaha menetapkan keputusan ku ... Aku harus melakukan permintaan terakhir nya.

"AKU AKAN MEMBALASKAN DENDAM, WASIAT TERAKHIR MILA !"

*************************************

Arbani Pov

Aku berdiri kaku...
Pikiranku sangat kacau, tiap kali melewati MADING. 

MADING dengan foto salah satu siswi cantik dengan senyuman manis, serta tulisan Turut Berduka Cita menghiasi.

Dia Mila
Wanita baik dan berprestasi, wanita dengan sikap misterius nya.
Ia wanita yang kuat, tapi aku tidak menyangka jika ia akan pergi secepat ini.
Tapi bagaimana tragedi kematiannya semua tertutup rapat.
Bahkan tidak ada satu informasipun yang ku peroleh.
Apapun itu dan bagaimana ia pergi, aku harap ia bahagia disana.
Tentu saja bahagia, ia tidak perlu lagi merasakan sakit atau penderitaan karena dia sedang bersama sang pencipta.

"Huuuffff.....!!!!"

Ku hembuskan nafas dengan kasar.

Traap...traaap...traapp

"Hey bro..! "

Wajahku seketika berbinar, sungguh aku merindukanya.

"Kevin... Gue kangen Lo "

Kami berpelukan, hingga rasanya sulit untuk melepaskannya.

"Akhh... Le..lepas sesak napas gue !"

Taaakkk

"Awh.. Kenapa kepala gue Lo tabok sih ?"

"Nafas gue sesak !!! "

Aku tertawa geli, melihat caranya berusaha mendapatkan pasokan oksigen sebanyak banyaknya dan  sungguh menjijikkan.

"Jangan liatin gue begitu, gue gak tertarik pada pria. Gue normal bro !"

Mata ku membulat. Yang benar saja, apa dia menganggap ku Gay ? Membayangkannya saja membuat perutku mual.

"5 hari gak ketemu Lo buat kenormalan gue melenceng "

Ku kedipkan mataku hingga ia bergidik ngeri atau mungkin jijik.
Hahah...hahah
Sungguh aku puas tertawa sekarang.

"Kalo lo masih tertawa gue ngambek !"

"Ulluh...Ulluh ... Ulluhhh acian, ngambek ya ?"

"JAUH JAUH DARI GUE !!!! "

Hahah....
Aku tertawa lagi dan lagi. Lihatlah Kevin sekarang sedang berlari menghindari ku. Sungguh sahabat manis ku.

"Kevin tunggu !!! AKU MENCINTAI MU !"
Teriak ku seraya mengejarnya.
Aku tidak perduli pada siswa siswi yang menatap ku aneh. Yang terpenting bagiku adalah sahabatku tertawa kembali seperti semula.

"AYIING LO ! JANGAN KEJAR GUE !!"

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang