INDIGO

28

Aku mengikuti para polisi dengan santainya, bahkan aku tersenyum sendiri kala mengikuti cara mereka mengendap endap. Sungguh... Ini merepotkan tapi aku menyukainya.
Setidaknya aku bisa merasakan layaknya seperti manusia.

Traaangggg...!!!!

"Argghh... Siapa disana ?"

Aku tersenyum bahagia saat melihat wajah terkejut mereka takkala ku jatuhkan salah satu foto dalam ruangan tersebut.
Mereka memeriksa tempat tersebut. Bau darah tercium oleh ku saat kami mulai menaiki tangga berkarpet merah yang menjulang tinggi.
Darah ini sudah mengering, sehingga polisi ini tidak mengetahuinya.

"Heyyy... Lihat, itu ada darah dikarpet !"
Teriak ku pada mereka, namun mereka tak mendengar ku sama sekali.

"DASAR POLISI BODOH !!!! HEYYY KALIAN, LIHAT KEBAWAH DIKARPET TERDAPAT BANYAK DARAH !!!!!"

Huuffff.... Sepertinya percuma, sekuat apapun aku berteriak telinga mereka akan tetap tuli.

Foto....
Ya, aku harus menjatuhkan figuran foto lagi.

Ku lihat kesetiap sudut mencari sebuah foto dan melemparkan kearah tangga hingga mereka dapat mengetahui tentang darah tersebut.
Darah itu adalah sebuah petunjuk untuk mereka.

"Nah... Itu dia !"
Ku jentikkan tangan ku, apa yang ku cari telah ku temukan.

Gambar tersebut kurang jelas, mungkin karna jarak ku dan foto tersebut sedikit jauh. Namun dapat ku pastikan itu foto seorang wanita.

Secepat mungkin aku melayang, namun saat jarak semakin dekat aku merasakan sakit bahkan teramat sakit.

"Arrghhh.... A...aku kenapa ?"
Aku terjatuh, tepat dibawah foto tersebut.
Aku tidak dapat menahan rasa sakit ini. Sungguh... Ini pertama kalinya untuk ku.

Foto ini membuat ku penasaran, seperti sesuatu menarik ku untuk melihat siapa wanita tersebut.

"Agghh.... Hah "
Secara perlahan ku tegakkan tubuh ku dan mulai sedikit menjauh. Perlahan kaki mungil ku mundur agar dapat melihat penuh figuran foto tersebut.

Mata ku melebar....
Figuran foto yang dihiasi oleh bingkai emas tersebut memperlihatkan wanita cantik dan tersenyum dengan manis.
Rambut panjangnya terurai indah, bahkan dengan makeup tipis tidak mengurangi pesonanya.

"A...apa apaan ini ?"

Sungguh aku masih tidak percaya, ini pasti salah...

Ku coba menenangkan diri, aku melayang dan mulai menyentuh foto tersebut. Tangan ku bergetar hebat saat ini. Setiap sudut foto tersebut ku periksa hingga tangan ku berhenti pada ukiran ukiran kecil pada bingkai foto tersebut.

JESSICA MILA
RIP 13 OKTOBER 2014

"Argghhhh....!!!! Akhhh...ha...."
Tubuh ku terjatuh, ku pukul pukul dadaku tampa henti sungguh ini menyakitkan.

"WANITA ITU ADALAH AKU ! AKU ADALAH JESSICA MILA. AKU MENINGGAL 3 TAHUN YANG LALU. TA...TAPI KENAPA AKU TIDAK MENGINGAT APAPUN ?????"
Teriak ku frustasi, aku tersungkur dilantai. Berarti kematian Arbani ada kaitannya dengan ku.
Ta...tapi mengapa ia tidak pernah mengatakannya ?
Ia hanya menceritakan tentang kematian tragisnya dan tiap malam meratapi nasibnya.

"TUHAN... TOLONG KEMBALIKAN INGATAN KU. SESAKIT APAPUN ITU, AKU SANGGUP MENANGGUNG NYA ! A...AKU INGIN TAU PENYEBAB KEMATIAN KU. SIAPA YANG MEMBUNUH KU ????"