INDIGO

20

15 Oktober

"Non prilly ..."
Pak Adi si Supir pribadi menyapa ramah nyonya kecilnya.

"Bapak tidak perlu mengantarku , ini hari minggu. Aku ingin ketaman "

Prilly mendorong sepeda putih miliknya melewati gerbang.

"Tu...tunggu nona ! "

"....."

"Ini ada titipan dari teman nona "

Dengan ragu gadis ini mengambil sebuah kotak berukuran sedang 

"Siapa namanya ?"

"Di...dia tidak menyebut namanya nona "

"Apakah bapak tau , kejahatan bisa terjadi dalam bentuk apa saja ! Ambillah ini dan buang saja "

Sang supir kembali menggenggam kotak itu.

"Ta...tapi saya yakin dia pria baik baik"

Mengerti tatapan sang nona, Pak Adi kembali berusaha meyakinkan.

"Saya sudah memeriksanya nona, percayalah !"

"Baiklah pak , aku percaya. Terima kasih "

Prilly kembali mengambil kotak tersebut seraya meletakkannya pada keranjang sepeda.

Dengan senyum mengembang gadis kecil ini mengayuh sepedanya. Tidak perlu memakan waktu lama ia telah sampai ditaman. Ya... Taman favoritnya.

"Ini aneh... Siapa yang mengirim kotak ini ? "
Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dihati dan fikirannya. Tapi ya sudahlah, ia berharap ini bukanlah hal buruk. 

Wanita ini duduk dikursi yang telah tersedia. Secara perlahan ia membuka kotak tersebut.

"Kue Ulang Tahun "
Gumamnya.

Benar, ia kini menginjak usia 12 tahun. Ada rasa haru disana.

"Setelah 5 tahun berlalu dan sekarang aku mendapatkan kue lagi "

Dengan sendu Prilly menyalakan lilin angka 12.

"Sudah lama aku tidak membuat permohonan. Tapi siapapun dia, tolong pertemukan aku dengan sipengirim kue. Bagaimanapun caranya, sungguh aku ingin mengenalnya "

Mata sigadis kembali terbuka dan meniup lilin dengan senyuman.

"Aku tau harapan itu pasti terjadi" batin Si gadis kecil.

*************************************

"Mah... Untuk apa memakai Jas seperti ini ? Aku ingin tidur bukan party ataupun mengadakan rapat !"

"Sayang... Apa kau tau ? Ini hari ulang tahun mu "

" Ya"

Mama resi memandang anaknya jengah, dasar si cuek.

"Pantasan saja kau tidak memiliki pacar hingga sekarang !"