7

4.5K 204 1
                                    

Finally, ada waktu luang juga buat update di siang hari

ok, langsung saja

Happy Reading ^_^

.

.

.

[Adel POV]

"Naa, na, na na na, na naa na naaa, hmm, hmm, hmm, hmm."

Aku bersenandung kecil sambil menyiapkan sarapan di meja makan. Seperti biasa, aku hanya menyiapkan roti panggang dan beberapa selai untuk sarapan. Tak lupa secangkir kopi untuk mas Byan dan segelas susu untuk ku.

"Ehm."

Aku menoleh saat mendengar suara deheman dari arah belakang.

"Selamat pagi." Sapa ku dengan senyuman menyambut mas Byan yang sudah berpakaian rapi di belakang ku.

Namun, Mas Byan hanya diam tak menanggapi sapaan ku.ia memilih untuk segera duduk untuk memulai sarapan. Aku hanya memperhatikannya dengan mengulas senyum tipis

"Apa?" Tanya mas Byan tiba-tiba saat ia melihat ku yang senyum-senyum sendiri.

"Tidak, lanjutkan saja sarapannya. Bukankah hari ini mas ada meeting?" Tanpa menghilangkan senyum tipis, aku segera mengambil sarapan ku dan meneguk susu sebelumnya.

"Hn." Ia hanya berdehem menjawab pertanyaan ku.

Pasti kalian bertanya-tanya mengapa pagi ini aku selalu mengulas senyum. Sebenarnya tak ada alasan khusus untuk itu. Aku hanya senang melihat perubahan sikap mas Byan akhir-akhir ini. Entah sejak kapan mas Byan berubah menjadi sedikit hangat pada ku, dan tentu saja hal ini membuat ku sangat senang.

Beberapa hari ini mas Byan juga lebih sering menghabiskan waktunya bersama ku. Meskipun tetap saja ia akan pulang kerja di atas jam 8 malam. Namun, tak ada lagi sebutan 'Jalang' yang selalu ia lontarkan pada ku selama ini. Dan juga, dua hari ini kami selalu makan malam bersama. Sungguh moment yang selama ini aku dambakan. Menikah dengan lelaki yang aku cintai, tinggal bersama, makan malam yang romantis, dan kehadiran seorang anak mungkin.

Memikirkan tentang bayi, aku sedikit meringis. Mengingat kami tidak pernah membahas soal itu dan mana mungkin aku bisa memiliki seorang bayi jika setiap habis bercinta saja aku selalu meminum pil Kb. Rasanya memiliki anak hanyalah sebuah mimpi bagi ku saat ini.

Ya, benar itu hanya mimpi. Mas Byan tak mencintai ku dan hanya aku yang sudah mulai jatuh cinta padanya. Dan jangan harap aku memberitahukan perasaan ini pada mas Byan, atau lebih tepatnya belum saatnya mas Byan tau bahwa aku mulai nyaman dan jatuh cinta pada nya.

Jika di ingat lagi, perasaan ini muncul sejak pernikahan kami di mulai. Berawal dari tekad untuk mencintai suami ku meski kami sama-sama dalam tekanan kedua orang tua dan sama-sama masih belum menerima kehadiran masing-masing. Tapi aku berusaha untuk tetap menghormati suami ku. Hingga akhirnya aku sadar, dengan adanya mas Byan disisi ku, aku sadar bahwa cinta bisa tumbuh jika kita mau menerima segala kekurangan dan kelebihan nya. Begitu pun dengan ku, aku sudah bertekad untuk mencoba menerima segala kekurangan dan kelebihan mas Byan.

Maka dari itu demi mempertahankan pernikahan ini aku selalu berusaha menjadi istri yang baik untuknya selama aku bisa. Meskipun sikap kasarnya selalu menyakiti hati ku, tetap saja aku akan tetap bertahan. Karena bagi ku, pernikahan ini adalah hal yang suci. Aku tak mau merusaknya sebelum kami bercerai kelak.

Bercerai ya? Benar, jika mas Byan berhasil menduduki kursi CEO yang saat ini masih di pegang papa Satrya, itu artinya pernikahan ini harus berakhir.

Bittersweet MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang