.
.
.
.
.
.Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Byan terduduk di kuri kerja nya sambil berkutat dengan beberapa dokumen terakhir untuk hari ini.
Sepeninggal Karisa tadi siang, Byan mengurungkan niat nya untuk menjemput Adel. Kepalanya terasa sedikit pusing karena masalah yang sepertinya datang bertubi-tubi akhir-akhir ini. Bahkan Byan sampai tidak sempat menghubungi Adel.
‘Tok tok’
“Masuk.”
Terlihat Reno memasuk sambil membawa se-cup kopi yang tadi sempat di pesan Byan.
“Apa kau tidak pulang Boss?”Tanya Reno setelah meletakan cup kopi itu di meja Byan.
“Ya, setelah ini aku akan pulang.”
Reno bisa melihat kelelahan di wajah Byan. Byan yang biasanya terlihat rapi, kini malah terlihat sedikit berantakan.Bahkan boss nya itu tidak lagi memakai jas dan mencopot dasi nya. Dan jarang-jarang Byan terlihat membuka satu kancing kemeja nya saat di kantor.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Reno.
“Hn. Kosongkan sedikit jadwal untuk besok. Aku akan mengerjakannya di rumah.”Bukannya menjawab pertanyaan Reno. Byan malah mengalihkan pembicaraannya.
“Baik lah.” Ucap Reno.Setelah itu Reno melenggang pergi dengan perasaan khawatir melihat kondisi Byan yang sedikit tidak sehat.
Beberapa menit kemudian setelah menyesap kopi pesanannya, Byan mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi Adel. Ia merasa sedikit khawatir pada Adel sekarang.
Namun, beberapa kali ia berusaha menghubungi, Adel tak kunjung mengangkat panggilannya. Bahkan pesannya pun tak satu pun di baca oleh Adel. Merasa sedikit aneh, Byan memutuskan untuk segera pulang.
**
Sesampainya di apartment Byan segera membuka pintu apartement. Namun setelah mencari keseluruh ruangan ia tidak menemukan Adel. Bahkan lampu apartment masih mati semua saat ia datang tadu.
‘Apa Adel belum pulang?’ begitu pikir Byan.
Lalu ia segera menghubungi rumah, berharap Adel berada disana. Tapi sepertinya, hari ini orang-orang enggan mengangkat panggilannya. Tak ada yang menangkat panggilan Byan.
Merasa semakin khawatir. Byan segera pergi menuju rumah papa nya.
Disepanjang perjalanan Byan berusaha menghubungi Adel tapi tak kunjung istri nya itu menjawab panggilannya.
“Shit!”Byan mendengus melempar ponsel nya ke kursi sebelah nya.
***
“Mau apa kita kemari?”Adel betanya sambil berusaha melepas genggaman Andrew di tangan kiri nya.
“Tenang saja. Jangan takut.”Jawab Andrew sambil menuntun Adel masuk ke dalam lift.
Hati Adel begitu was-was ketika ia tau Andrew membawa nya ke salah satu hotel. Apa yang akan Andrew lakukan padanya? Apa lelaki ini akan berbuat jahat pada nya? Dan masih banyak pertanyaan di benak Adel.
‘Tring’
Mendengar suara lift terbuka, membuat Adel semakin was-was jika Andrew benar-benar akan melakukan sesuatu pada nya.
“Lepas kan.”Adel sedikit menarik lengannya ketika Andrew kembali menyeret nya kesebuah ruangan.
“Tenang saja, kita kesini hanya akan mengambil sesuatu. Setelah itu baru aku akan menunjukan tempat yang lebih menyenangkan dari ini.”Ucap Andrew ditengah kegiatannya menarik lengan Adel agar mengikuti langkah nya.
Dan benar saja, ternyata Andrew membawa nya kesini hanya untuk bertemu dengan seorang pria berperawakan seperti bos mafia.
Lelaki itu memberikan sesuatu di dalam kantung kecil pada Andrew.
“Fwiit… boleh juga.”Adel bergidik melihat lelaki seperti mafia itu kala bersiul sambil memperhatikan tubuhnya dari atas hingga bawah.
Andrew hanya mendengus dengan seringai dan kembali menarik Adel meninggalkan kamar itu dan membawa Adel keluar hotel.
“Kita mau kemana? Jawab pertanyaan ku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage
RomanceAkankah ada cinta yang tumbuh diantara Adel dan Byan dari pernikahan atas dasar perjanjian? . . . . . . . Adult content. Hati-Hati yang belum cukup umur!!! Update kalong