Well, Hello...!!!
Akhirnya bisa update lagi yeeee 🎉🎉🎉
Tanpa berlama-lama, this is it..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading 😁.
.
.
.'Tok... Tok... Tok...'
Suara ketukan pintu yang sedikit menggema tertangkap oleh indera pendengaran Byan. Perlahan ia membuka matanya, secercah sinar matahari yang menyusup masuk melalui celah gorden membuatnya mengernyitkan mata.
Merasa bahwa sinar matahari itu sedikit mengganggunya. Ia segera merubah posisi tidurnya kala mendengar ketukan dari arah pintu kamar nya belum juga berhenti. Perlahan ia mendudukan dirinya di atas kasur sembari memiringkan kepalanya ke kanan ke kiri karena rasa pegal. Sebelum memutuskan turun dari tempat tidur, Byan mengecek Adel yang masih tertidur nyenyak di sampingnya.
Lelaki dengan manik hitamnya itu hanya sedikit tersenyum melihat istrinya sama sekali tak terganggu dengan suara ketukan pintu di pagi hari ini. Tapi Byan memaklumi, mungkin Adel kelelahan setelah meladeninya tadi malam.
Merasa cukup puas melihat wajah tidur istrinya, Byan segera bangun dari tempat tidur tak lupa memakai celana tidurnya yang tergeletak dilantai sebelum membuka pintu.
Saat Byan membuka pintu kamar, terlihat Mauli, nama wanita paruh baya penjaga Villa ini sedang membawa senampan kue kering dan 2 gelas lemon hangat. Ada sedikit raut terkejut ketika Mauli menyadari bahwa Byan keluar hanya dengan bertelanjang dada. Namun, tak mau merasa canggung, ia kembali memasang wajah tersenyum hangatnya.
"Good Morning." Sapa Mauli dengan senyum hangatnya.
"Morning." Jawab Byan sedikit tersenyum.
"I bring it for you. Hope this can help your wife healthier." Sambung wanita itu dengan senyum menggodanya.
Byan hanya tersenyum menanggapi perkataan Mauli. Entah Byan mengerti maksud perkataan Mauli atau memang Byan hanya berpura-pura mengerti.
"Thank you!". Ucap Byan menerima senampan menu sarapannya pagi ini.
Sebelum Byan kembali menutup pintu, Mauli kembali berucap dengan nada menggodanya.
"Ah, I forget to tell you. It's good if you don't leave the door not tightly closed at night."
Byan sedikit mengangkat alis kananya, ia tidak mengerti akan ucapan Mauli. Namun, ia segera sadar saat melihat senyum Mauli yang sedikit maklum.
Sambil mengangkat rambut nya ke belakang, Byan tersenyum sedikit lebar. Mauli pasti mengetahui kegiatan malam nya dengan Adel, pikirnya.
"Ah, sorry." Ucap Byan sambil menatap Mauli penuh arti.
"It's ok, It's natural. But many guards were active at night. So, don't leave the door not tightly closed, Ok!" Ingat Mauli sambil menyentil ujung hidung Byan pelan seakan mereka sudah seperti nenek dan cucu.
"Understood. Thanks Mauli." Sambung Byan yang juga tersenyum kearah Mauli.
Setelah Mauli meninggalkan area kamar, Byan segera menutup kembali pintu kamar dan meletakan nampan yang ia bawa ke nakas sebelah tempat tidur.
Bersamaan dengan itu, terlihat Adel menggeliat dalam gulungan selimut. Wanita itu mengeliat merentangkan kedua tangannya ke atas. Byan hanya tersenyum kecil melihat Adel yang menggeliat seperti ulat di atas tempat tidur. Tak mau menyia-nyiakan keadaan, Byan malah kembali naik ke tempat tidur dan berbaring di samping tubuh Adel dengan santainya.
"Engh." Gumam Adel tak jelas kala ia berusaha membuka matanya perlahan.
Saat berhasil membuka matanya, Adel langsung disuguhkan pemandangan wajah Byan yang sedang memperhatikannya. Merasa sedikit kaget, Adel segera bagun dari tidur nya sambil memegang erat selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"Sudah berapa kali kita melakukannya dan kau masih saja malu-malu saat bangun dari tidur sepeti ini." Ujar Byan yang ikut mendudukan dirinya.
"Tapi tetap saja. Rasanya berbeda." Jawab Adel sambil sesekali melirik Byan dari ujung matanya.
Byan mengangkat ujung bibirnya ke atas melihat sikap lucu Adel dan segera turun dari tempat tidur, karena ia tidak mau berakhir di tempat tidur lagi jika terus menggoda Adel.
"Ah, Mauli mengantar sarapan. Minum lah duluan. Aku akan mandi, ku rasa badan ku lengket karena keringat mu." Ucap Byan sambil melenggang menuju kamar mandi.
Mendengar perkataan Byan, Adel merasa suhu tubuh nya mendadak panas menahan malu.
"Aaaaa..."
Dari kamar mandi Byan bisa mendengar teriakan Adel yang sepertinya tertahan selimut. Lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ternyata cukup menyenangkan menjahili istrinya seperti itu, pikir Byan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage
RomanceAkankah ada cinta yang tumbuh diantara Adel dan Byan dari pernikahan atas dasar perjanjian? . . . . . . . Adult content. Hati-Hati yang belum cukup umur!!! Update kalong