31

602 44 7
                                    

Bian buru-buru menghampiri Dokter tatkala pria berseragam serba hijau itu keluar dari pintu kamar rawat.

“Bagaimana kondisi istri saya, Dok?”

“Semua masih dalam kondisi yang cukup baik. Dan pasien akan kami pindahkan ke ruangan intensif untuk sementara waktu.”

Mengernyit heran, lantas Lili ikut mendekat. “Apa pasien mengalami benturan, Dok?”

Dokter mengangguk lirih. “Kemungkinan pasien memang sempat terjatuh atau terbentur sesuatu sebelum luka pada pergelangan tangannya muncul. Hal ini terindikasi dengan adanya sedikit lebam dibagian pelipis kanan dan lutut kiri. Dan seperti yang sudah disampaikan, untuk saat ini pasien tidak bisa langsung dijenguk oleh keluarga atau kerabat mana pun. Kami mengharapkan kerjasamanya dengan baik.

Mendengar hal itu tentu Bian semakin dilanda kekhawatiran yang amat besar. Bagaimana kondisi Adel di dalam sana? Apa yang sebenarnya terjadi beberapa jam lalu? Apa yang dilakukan Andrew hingga menyebabkan istrinya terluka sampai seperti ini?

Mengehela napas frustasi, Bian menjatuhkan diri di atas kursi tunggu setelah kepergian Dokter.

Isi kepalanya berisik sekali. Ingin rasanya ia kembali ke hotel dan menghajar Andrew sampai puas. Lelaki itu pantas mendapatkan balasan setimpal dengan apa yang sudah terjadi pada Adel malam ini.

Bangkit dari kursi dengan mata berkilat tajam, Bian melangkahkan kakinya keluar rumah sakit dan hendak bergegas menemui Andrew di tempat semula. Namun sayang seribu sayang, Lili sudah terlebih dahulu mencegah aksinya dan mengatakan bahwa sekarang ini kondisi Adel lebih penting ketimbang menbalas perbuatan Andrew. Mereka tak akan pernah mendapat jawaban apapun dengan kondisi serumit dan sekacau ini.

“Dengar! Aku paham semarah dan sejengkel apa kau saat ini, Bian. Tapi kondisi Adel tetap harus menjadi prioritas. She needs you. Kalau kau tidak ada saat dia siuman, lantas siapa yang bisa menenangkan?” Lili masih mencengkram pergelangan tangan Bian. “aku mungkin bisa saja ada di sisinya saat kau pergi menemui Andrew. Tapi apakah rasanya akan sama seperti berada didekat pasangan? Tidak, Bian. Seburuk apapun kau dalam pikiranku, kau tetap orang yang memiliki tanggung jawab penuh atas keselamatan dan ketenangan Adel saat ini. Pikirkan balas dendammu setelah Adel benar-benar pulih. Tapi untuk saat ini, kumohon tetaplah tinggal.”

Bian terlihat mengernyit halus dan menundukkan kepala setelahnya. Lili benar, kondisi Adel saat ini lebih penting dari pada kekesalannya pada Andrew. Ia tetap harus waspada meski kini Adel dalam perlindungan yang cukup aman.

Mengangguk lirih, lantas keduanya kembali ke dalam rumah sakit dan menunggu Adel siuman.

Di sisi lain, Andrew yang baru saja sadar setelah mendapat pukulan kencang dari Bian, segera bangkit dari tidur dan menengok ke seluruh kamar. Tidak ada siapapun dan hanya terdengar suara sahutan di depan pintu kamar yang tertutup. Itu pasti bodyguardnya, pikir Andrew.

Memegangi kepala selagi berusaha turun dari kasur, sejenak lelaki berwajah caussian itu meneliti keadaannya di depan cermin. Wajah lebam di beberapa bagian, rambut berantakan meski tampak sudah sedikit dirapikan sejak dirinya tak sadarkan diri, dan terlihat sedikit tapak kemerahan di bagian dadanya.

Menyentuh bekas kemerahan mirip cakaran tersebut, seketika ia diingatkan pada kejadian beberapa jam lalu saat dirinya sedang bergumul dengan Adel. Pasti luka ini ditinggalkan oleh wanita cantik itu.

Mendengus kecil seraya menyeringai, perlahan Andrew diliputi rasa bersalah. Katakan semua aksi nekatnya bermula dari kesepakatannya dengan Karisa, tapi setelah menyaksikan bagaimana hancur dan tersiksanya Adel beberapa saat lalu membuat sebagian hatinya mencelos kosong.

Seburuk itukah ia dimata Adel? Kemana perginya tatapan cinta yang dulu kerap wanita itu berikan tiap kali mereka bertemu? Andrew merasa buruk saat ini.

Duduk dipinggiran kasur, kepala bersurai kecokelatan itu menengadah sembari mengembuskan napas panjang. Sepertinya setelah ini ia akan kembali bernegosiasi dengan Karisa.



***


Sudah hampir dua jam setelah mendapat kabar terkahir dari dokter, kini Bian dan Lili akhirnya diperbolehkan menjenguk meski harus masuk secara bergantian.

Menyilakan Lili masuk terlebih dahulu, Bian mengambil giliran setelah nyaris tiga puluh menit menunggu dengan gusar.

Digesernya pintu kamar rawat, Bian mengendap kecil – berusaha untuk tidak mengusik Adel. Tapi, baru saja hendak mendekat, wanita yang kini terbaring di ranjang rawat itu menoleh kearahnya dengan tatapan sendu.

“Mas.” Bisiknya lirih.

Menyiapkan hati dan mendekat perlahan, Bian duduk di kursi dekat ranjang berwarna putih itu. Dibelainya pucuk kepala Adel, kemudian ia menatap wanita berparas pucat itu dengan iba. “Ada yang masih sakit?” ucap Bian lirih.

Menggeleng pelan, Adel memjamkan mata sejenak berusaha membuang seluruh perasaan khawatir dan takut yang membelenggu hatinya. “Mas, aku…”

Menghentikan ucapan istrinya, Bian meraih tangan Adel dan membawanya ke dalam genggaman. “Tidak perlu banyak bicara dulu. Fokuskan pada kesehatan dan pemulihanmu. Kita bisa bicara setelah kondisimu lebih baik.”

Sadar jika suaminya tampak khawatir dan genggaman tangannya sedikit bergetar, tentu Adel sedikit senang atas pengertian yang tidak pernah ia dapatkan dari Bian sebelumnya. Adel bersyukur disaat sulitnya, Bian dan Lili mampu meredam separuh kegelisahannya.

Membalas genggaman itu tak kalah erat, Adel berharap ia masih memiliki kesempatan untuk menceritakan semua hal tentang masa lalunya bersama Andrew.

_________________________________________

Well hello, long time no see. How are you? Semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia ya.

Sudah nyaris 3 tahun aku menelantarkan cerita ini sampai tadi malam aku lihat ada beberapa dm yg masuk ke akunku dan berisi permintaan untuk segera melanjutkan Bittersweet Marriage.
Maaf ya kalau selama ini aku terkesan kabur dan tidak berniat menamatkan Bittersweet marriage 🙏🏻

But, honestly, 2 tahun belakangan ini aku beneran lupa email dan password akun ini gaes 😭 bahkan usernamenya aja aku lupa.

Beruntung kemarin siang pas aku iseng buka-buka dokumen lama di laptop, ada draft cerita ini di antara ratusan dokumen yang aku simpan (ada nama username akun ini hamdalah) 😭

Dari situlah aku kaya dikasih pencerahan kalau kemungkinan akun ini bisa balik. And yessss, berkat bantuan temen, finally I got my acc back 😭

Semoga dengan ini kalian bisa tau kejadian yg sebenarnya ya.

And last but not least, here the new chapter. Meski pun gak banyak, tapi semoga bisa sedikit mengobati kerinduan (pd aja dulu) hehehe

So, have a great thursday everyone ❤️❤️❤️

Eurekaaa_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bittersweet MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang