17

4K 153 4
                                    

-------------

Dengan perasaan jengkel Karisa menjatuhkan bokongnya ke atas kasur empuk kamarnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang beberapa waktu lalu terjadi. Seorang lelaki bernama Andrew yang baru saja di kenalnya meminta untuk menyingkarkan Satrya, papa Byan, orang yang sudah ia anggap seperti papa nya sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi? Pikir Karisa mengacak rambut berombaknya.

"Nona, apa anda butuh sesuatu?" Tanya seorang maid yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Karisa segera mengangkat wajahnya seraya membenarkan rambut nya.

"Ah, iya. Bawakan aku madu hangat. Ku rasa aku harus menenangkan pikiran."

***
Keesokan harinya, Karisa memutuskan untuk menemui Andrew. Ia ingin tau alasan pria itu ingin menyingkirkan Satrya.

Namun, sudah 20 menit Karisa menunggu di caffe tempat kemarin mereka bertemu lelaki berwajah bule itu belum juga menunjukan batang hidung nya. Sesekali Karisa melihat jam tangan mewah yang begitu pas di tangan kiri nya. Memastikan ia tak salah waktu umtuk bertemu dengan Andrew yang sudah ia hubungi kemarin malam.

Saat Karisa memilih mengalihkan pandagannya ke arah jendela Caffe di sampingnya. Tiba-tiba seseorang berpakaian serba hitam sudah berdiri di sampingnya.

"Apa anda nona Karisa?" Tanya lelaki berbadan kekar itu dengan suara beratnya

Karisa sedikit terkejut dengan kedatangan lelaki ini yang sangat tiba-tiba.

"Ya." Jawab Karisa tegas

"Tuan Andrew meminta anda menemuinya di kantor." Lanjut lelaki yang lebih mirip seorang pembunuh bayaran itu.

Andrew tidak datang ke caffe dan malah ingin bertemu di kantor, apa ada sesuatu yang terjadi? Pikir Karisa sambil memperhatikan penampilan lelaki bertampang datar di sampingnya. Tak mau mengambil spekulasi secara sepihak. Akhirnya Karisa mengiyakan statement si lelaki serba hitam tersebut.

***

[Apartement Byan]

"Apa kau masih menyimpan kopi?" Tanya Byan sambil mencari toples kopi di rak atas kitchen set.

"Mungkin ada di rak bawah, Mas." Jawab Adel yang sedang menyiapkan sarapan di atas meja makan.

Byan pun menurut dan mencari kopi di rak bawah kitchen set. Tapi toples itu tak kunjung ia temukan. Merasa usahanya semakin sia-sia, Byan pun menyerah dan segera berdiri dengan berkacak pinggang memperhatikan beberapa toples di dekat kompor dan wastafel.

"Kemana perginya toples kopi ku?" Tanya Byan lirih entah pada siapa.

Adel yang baru saja kembali dari meja makan, melihat Byan yang tengah menatap satu persatu toples bumbu di dekat kompor segera mendekat.

"Apa kopinya ketemu?" Tanya Adel

"Kopi nya hilang." Ucap Byan dengan wajah datarnya tanpa mengalihkan pandangannya pada beberapa toples di meja daputr.

Mendengar penuturan Byan, Adel hanya tersenyum kecil melihat tingkah suaminya itu. Sungguh menggemaskan sekali tingkah Byan saat ini, begitu pikir Adel.

Seakan tidak ingin menyerah, Byan berpindah kea rah kulkas, berharap toples kopi nya segera di temukan.

Selagi Byan berpindah kearah kulkas untuk mencari keberadaan toples kopinya yang tiba-tiba hilang, Adel kembali membuka rak bawah tempat beberapa bahan makanan yang tadi sempat di buka oleh Byan tadi.

"Apa toples ini yang mas cari?" Tanya Adel sambil menunjukan sebuah toples berukuran sedang dengan sisa-sisa bubuk cokelat kehitaman di dasar nya.

Bittersweet MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang