Chapter ini adalah Chapter yang menceritakan kejadian 2 minggu sebelum pernikahan Abyan dan Adelia.
Ok. Ini lanjutannya
Enjoy
.
.
."Apa maksud Papa? Menikah? Aku sudah memiliki kekasih, Pa. Mana mungkin aku menikahi seseorang yang bahkan tak ku ketahui?" Suara berat yang berasal dari ruang CEO itu membuat siapa saja yang melewati ruangan itu akan tersentak kaget.
"Dengar dulu Byan. Papa melakukan ini juga demi diri mu. Dia wanita yang baik, sopan, dan lembut. Papa yakin kau akan menyukainya, Nak." Seorang pria paruh baya yang sudah memasuki kepala 5 ini menatap anak bungsunya yang sedang berdiri di depan meja kantornya.
"Tapi aku sudah memiliki kekasih Pa. Dia juga baik, sopan, dan lembut." Byan, terlihat kesal menanggapi semua kejutan gila dari Papa nya.
"Siapa? Karisa? Papa tau dia wanita yang baik. Tapi tetap saja Byan. Dia bukan wanita yang tepat untuk mu, Nak." Satrya, memperhatikan anaknya yang kini memegang dahi dengan salah satu tangan berkacak pinggang.
"Tapi aku mencintai nya Pa. Mama pun menyukai Karisa. Aku tak mau menerima pernikahan konyol ini. Suruh Rama atau Ian saja yang menikah." Kini Byan menghempaskan pantatnya ke kursi di depan meja kebesaran Papa nya.
"Tidak. Mereka akan lebih sulit dari pada diri mu Byan. Rama sedang mengurus perusahan cabang di Jerman dan tidak memungkinkan harus kembali dalam waktu dekat ini. Sedangkan Ian, kau tau sendiri, kakak mu satu ini sangat sulit sekali menjalin sebuah komitmen. Ia selalu berganti-ganti pasangan. Papa rasa ia tidak tepat untuk menerima wanita itu." Satrya mulai bangkit dari duduknya menuju kaca besar di ruangannya. Ia memperhatikan orang-orang yang sedang lalu lalang di luar sana dari kaca besar di lantai 11 ini.
"Tapi aku yakin, Ian mau Pa. Bukan kah Papa tak harus susah payah menyuruh Ian jika ia di berikan seorang wanita cantik? Ia akan dengan senang hati menerima nya. Dan bahkan Papa tak harus menunggu lama untuk menggendong cucu. Ian akan membuat wanita itu mengangkangkan kaki nya dengan senang hati setiap malam, jadi..."
'Plak'
Tamparan keras itu mendarat di pipi kiri Byan. Satrya tidak menyangka anaknya mampu berkata vulgar sepert itu di hadapannya.
"Berhenti berkata vulgar di hadapan ku!" Sudah habis kesabaran Ayah ini. Sejak 30 menit lalu ia berbicara pada anak bungsunya itu, namun tak membuahkan hasil dan malah menerima ucapan tak senonoh dari anaknya.
"Hah? Kau bahkan membiarkan anak tengah mu selalu bermain wanita dan kau sama sekali tak bisa menghentikannya. Kini, kau rela menampar ku yang hanya berkata tentang kebenaran?" Tatapan sinis di berikan Byan pada Papanya. Kini Byan membuang kalimat sopan santunnya
"Kau! Kau pikir Papa tak tau kelakuan bejat mu juga yang sering keluar masuk hotel dengan para perempuan bayaran untuk sekedar mencari kepuasan dari lubang para jalang itu?"
Tubuh Byan menegang seketika. Namun, bukan Byan namanya jika tak mampu mengendalikan ekspresinya. Ia kembali memasang wajah datar dan dingin beberapa detik kemudian.
Dari mana Papa nya tau dia sering melakukan One Night Stand dengan para jalang yang di sewanya sebelum bertemu Karisa, wanita yang ia cintai. Padahal selama ini, Byan yakin ia tak pernah ketahuan sedikit pun oleh orang lain tak terkecuali keluarganya. Bahkan para jalang itu tak pernah mengetahui identitas aslinya.
Tiba-tiba terlintas satu nama di pikirannya.
"Reno? Papa tau semua ini dari Reno?" Ya tidak salah lagi, pasti Reno lah yang memberi tahu Papanya. Karena hanya sekertarisnya itu lah yang mengetahui kelakuan bejatnya selama ini.
"Kau pikir semudah itu Reno membongkar semua Rahasia mu? Tentu saja aku tahu karena aku terus mengawasi mu selama ini Abyan Nicholas." Lagi, Byan menegang. Kini ia tak bisa menjawab apapun. Benar apa kata Papa nya. Reno, laki-laki yang setia bekerja padanya itu tak mungkin semudah itu memberitahu Papanya.
"Dia wanita yang baik Byan. Kau pasti akan bahagia bila hidup dengannya. Tak ada wanita jaman sekarang yang rela menawarkan dirinya menggantikan sang ibu untuk bekerja non-stop di perusahaan ku. Aku yakin, dia bisa membuat mu menjadi laki-laki hebat dengan segala dukungan dan ketulusannya. Karena itu, Aku mohon pada mu. Menikahlah dengannya."
Kini, Satrya membuang panggilan 'Nak' pada Byan. Bahkan ia menggunakan aku-kamu saat bicara pada anaknya sendiri. Ia yakin wanita itu adalah wanita yang tepat untuk Byan. Selain ia menyukai pribadi wanita yang beberapa minggu ini ia selidiki, ia juga berharap jika Byan menikah dengan wanita itu. Anaknya ini tidak lagi mengikuti jejak kakak ke dua nya.
Byan sangat kesal dengan keputusan Papanya. Jika Papanya memang menyukai wanita itu, kenapa tidak dia saja yang menikahinya. Dan jangan harap ia akan menganggap pria di hadapannya kini seorang ayah lagi karena tega mendua sang ibu.
"Aarrggghh." Byan mengacak rambutnya kasar memikirkan semua itu.
"Dan jika kau mau menikahi wanita itu. Papa akan menyerahkan gelar CEO pada mu bukan Rama ataupun Ian lagi. Setelah Papa selesai dengan proyek terakhir ini."
Byan sungguh terkejut mendengar itu. CEO, ya kursi yang selalu menjadi singgasana Papa nya itu bisa jatuh ketangannya jika mau menikahi wanita itu. Ada perasaan senang luar biasa di hatinya. Namun, tetap, rasa yang mendominasi adalah rasa kesal. Ia harus memikirkan ini dengan baik.
"Baiklah, baiklah jika itu keinginan Papa. Aku akan menikahinya. Dengan satu syarat." Kini lelaki yang di kenal dengan ketampanan dan sikap dinginnya itu memandang lurus mata hitam Papanya.
"Apa?" Tanya Satrya, takut-takut anaknya meminta macam-macam padanya.
"Aku ingin bertemu dengannya 3 hari lagi. Aku ingin sedikit mengenalnya sebelum menikahi wanita itu." Bernafas lega, Satrya menepuk bahu anaknya.
"Papa akan hubungi dia. Aku akan menyuruhnya menemui mu di kantor ini." Dengan senyum mengembang Ayah yang tak kalah tampan meski sudah setengah abad ini menatap senang anaknya.
"Tidak. Dia harus menemui ku di apartemen. Dan aku hanya ingin bertemu dengannya berdua saja."
Malamnya, setelah kesepakatan itu. Byan tidak pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk ke apartemen miliknya.
Ia merebahkan tubuhnya kasar di ranjang. Berkali-kali ia mengumpat kasar pada permintaan konyol Papanya. Apa Papa nya sudah gila akan menikahkan ia dengan wanita jalang itu.
"Aaarrgghh... Damn!" Ia segera bangun dari tidurnya dan menghubungi seseorang.
"Reno, cepat pesankan aku satu jalang."
...
"Cepat! Ke apartemen!"
...
"Fuck! Jangan membantah sialan. Kirimkan saja."Setelah mendapat persetujuan dari Reno, sekertarinya di seberang sana. Ia melempar Iphone miliknya ke sofa.
***
Sejak 3 jam yang lalu, Byan menyodokan kejantanannya pada jalang yang tadi di kirimkan oleh Reno. Ia kalut, hingga jalang itu terus mendesah menjijikan di bawahnya.
"Fuckhh!" Byan segera mengeluarkan kejantanannya dari area sensitif wanita itu dan menyemburkan sperma ke tubuh polos si jalang.
Ia berguling dari atas tubuh wanita menjijikan itu. Ia telentang dan ingatan mengenai pembicaraan tadi siang terlintas di pikirannya.
"Ah, sayang. Aku belum puas. Ayo bermain lagi. Aku suka junior mu. Lihat dia masih berdenyut ingin di puaskan." Jalang itu menggigit bibir bawahnya menggoda Byan sambil memainkan jarinya di dada bidang lelaki itu.
"Naik lah. Dan puaskan aku sesuka mu." Merasa si lelaki menyetujui. Wanita itu segera naik ke atas tubuh Byan dan membenamkan miliknya dan melanjutkan kegiatan ranjang mereka hingga menjelang subuh
Voment nya ya jika suka
Eureka
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage
RomanceAkankah ada cinta yang tumbuh diantara Adel dan Byan dari pernikahan atas dasar perjanjian? . . . . . . . Adult content. Hati-Hati yang belum cukup umur!!! Update kalong