15

4.6K 187 9
                                    

Terhitung sudah seminggu sejak Byan menolak secara halus kontrak kerja sama yang di ajukan oleh Andrew selaku perwakilan BC group di tegas kan. Namun sepertinya, Andrew adalah orang yang cukup tangguh. Terbukti dalam seminggu ini ia sering mengunjungi perusahaan milik Nicholas dan ikut serta dalam pengecekan beberapa barang.

"Semua yang sudah di seleksi siap di pasarkan mulai minggu depan tuan. Omset penjualan barang elektronik juga mencapai angka yang cukup fantastis. Jadi kesimpulannya, untuk penjualan dan pengiriman pada bulan ini tidak ada masalah." Ucap seorang pegawai wanita yang mengurusi bagian pengiriman di dalam ruangan Byan.

"Hn, Baiklah. Kau boleh pergi dan jangan lupa tetap awasi semua data yang masuk." Ucap Byan kepada wanita itu di sela-sela kegiatannya mengetik sesuatu pada Laptop.

"Baik Tuan. Permisi." Tutur wanita berbaju hijau itu seraya mengundurkan diri dari ruangan Byan.

Setelah pegawai wanita itu pergi. Kini di ruangan tersebut hanya tersisa Byan dan Reno yang sedari tadi memang berada dalam satu ruangan untuk menyerahkan beberapa dokumen penting.

"Laporkan apa yang terjadi." Ucap Byan pada Reno tiba-tiba tanpa mengalihkan fokusnya pada laptop yang sedang di gunakan nya.

Seakan sudah mengerti, Reno segera menaruh document yang ia bawa ke atas meja kerja Byan dan segera menyampaikan beberapa informasi seperti biasanya.

"Seperti yang sudah dilaporkan barusan, untuk penjualan dan lain-lain tak terjadi masalah boss. Hanya saja dalam seminggu ini perwakilan dari BC group masih tetap ikut serta dalam proses pengecekan barang. Jika terus terjadi, di takutkan ia malah membocorkan informasi kepada perusahaan lain."

Mendengar laporan Reno, Byan menghentikan kegiatannya. Mata sehitam jelaga itu beralih menatap langsung pada sekertaris muda nya.

"Andrew Smith." Gumam Byan. Dan Reno hanya mengangguk mengiyakan gumaman Byan.

"Baiklah. Hentikan usaha mereka dalam waktu 2 hari ini. Setelah itu aku yang akan membicarakan ini sendiri dengan mereka." Ucap Byan dengan nada tegas namun terkesan santai.

Setelah mendapat perintah, Reno segera meninggalkan ruangan besar itu.

Sepeninggal Reno, Byan melirik jam tangan mewah yang bertengger di lengan kirinya. Kini sudah menunjukan waktu makan siang. Itu artinya ia harus segera mengisi asupan energy nya dengan mencari beberapa menu makan siang di restoran langganannya. Namun, baru saja ia beranjak dari duduknya. CEO perusahaan Nicholas group a.k.a Satrya Nicholas tiba-tiba menghampiri ruangan sang anak tanpa pemberitahuan.

"Papa?" Ucap Byan sedikit terkejut saat mengetahui orang yang berkunjung ke ruangannya adalah sang papa.

"Mau makan siang bersama?" Ajak Satrya pada Byan dengan senyum mengembang.

"Tentu." Jawab Byan dengan senyum kecilnya, meski pun tak di pungkiri Byan sedikit terkejut dengan ajakan sang papa.

***

Tapi senyum kecil Byan yang tadi sempat terukir di wajah tampannya kini hilang seketika. Jika ia tau tujuan papanya datang kemari. Seharusnya ia menolak ajakan papa nya tadi.

"Wah, sup jagung. Kau benar-benar pintar memasak ya Putri ku." Ucap Satrya setelah semangkuk sup jagung tersaji di hadapannya.

"Terimakasih Pa." Adel tersenyum mendapat pujian dari papa nya.

Benar, setelah mengajak makan siang bersama, Papanya langsung menyuruh Willy untuk mengantarkannya ke tempat tujuan. Awalnya Byan merasa senang, papa nya mengajak ia makan siang bersama saat berada di kantor. Ini adalah hal langka yang tidak boleh di lewatkan.

Bittersweet MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang