1 jam sebelum nya.
.
."Jadi kau ingin aku menjelaskan semua nya?" Tanya Andrew saat ia sudah berada di meja yang sama dengan Karisa di sebuah Caffe.
"Ya. Dan aku tak ingin kau menunda hal ini seperti sebelumnya." Jawab Karisa tegas.
"Baiklah. Tapi, aku harus mulai dari mana?" Lanjut Andrew dengan senyum miring nya.
Melihat sikap Andrew yang terlalu santai, Karisa hanya memutar mata nya bosan. Sudah cukup ia merasa di bohongi Andrew tempo hari saat di kantor lelaki itu. Kali ini, ia harus benar-benar mendengar alasan mengapa lelaki di depannya ini ingin menghancurkan keluarga Byan.
"Kau bisa memulai dari mana pun, Andrew." Jelas Karisa malas.
"Dan tak ada kata 'Pending' kali ini. Sudah cukup kau membuat ku menunggu 1 jam di kantor mu tempo hari. Dan pada akhirnya kau tak menyinggung sedikit pun tentang hal ini." Lanjut Karisa sedikit kesal mengingat kejadian itu.
"Haha. Kau tau kan hari itu aku sedang ada meeting. Dan tanpa di duga, collega ku meninta di antarkan ke perusahan cabang yang baru saja aku rilis. Dan itu adalah kesempatan yang tak boleh di lepas kan, Nona." Sanggah Andrew dengan senyuman licik nya.
Melihat reaksi Karisa yang sedang menahan kesal, tawa Andrew pecah.
"Dan aku sungguh sangat minta maaf pada mu." Sambung Andrew sambil mengusap punggung tangan Karisa yang berada di atas meja.
"Lepaskan." Ujar Karisa seraya menarik tangannya.
Sudah habis kesabaran Karisa. Ia bukan lah wanita yang memiliki waktu luang yang banyak. Bertemu dengan Andrew sekarang ini saja ia harus rela mengundur jadwal pemotretannya.
"Tak perlu basa basi. Sekarang ceritakan." Ucap Karisa dengan tatapan tajam.
"As you wish." Lanjut Andrew.
***
Di waktu yang sama, terlihat Reno yang sedang sibuk melihat ponsel nya sambil berjalan di depan deretan toko pakaian di Departement store milik ayah dari Bossnya, Byan.
Namun, baru saja ia akan menuju tempat parkir, tiba-tiba langkah nya terhenti tepat di depan pintu belakang department store.
"Tunggu! Apa benar yang ku lihat tadi?" Tanya nya lirih entah pada siapa.
Dengan ekspresi seperti sedang mengingat sesuatu, Reno kembali bertanya pada dirinya sendiri.
"Apa benar itu Nona Adel dan Nyonya besar?" Lanjutnya.
"Jika benar, aku harus segera menghubungi Boss." Ucap nya seraya mengutak atik kembali ponselnya mencari kontak Byan.
Tapi, tiba-tiba ia berhenti menscroll layar ponselnya.
"Ah, Tidak Tidak! Jika aku menghubungi boss sekarang, ia pasti tau aku sedang tidak berada di kantor. Aduh! Bagaimana ini?" Ucap nya geram dengan mengusap-usap kasar wajah baby face nya.
"Ah, apa aku kirim pesan saja?" Sambungnya.
Tapi, sekali lagi ia mengurungkan niatnya.
"Tidak! Itu sama saja kau mencari mati." Serunya dengan wajah super panic.
"Haisshh... aku pusiiiing." Jeritnya frustasi di akhir perdebatan dengan dirinya sendiri.
***
Di waktu yang sama, Byan dan Satrya terlihat sedang fokus pada acara televisi yang menayangkan tentang sebuah kecelakaan mobil.
"Ku dengar, sore ini kau ada meeting dengan para petinggi perusahaan?" Ucap Satrya
Setelah hampir 15 menit tak satu pun dari ayah-anak ini membuka suara. Akhirnya, Satrya tak tahan dengan suasana awkward yang terjadi antara dirinya dan Byan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage
RomanceAkankah ada cinta yang tumbuh diantara Adel dan Byan dari pernikahan atas dasar perjanjian? . . . . . . . Adult content. Hati-Hati yang belum cukup umur!!! Update kalong