24

2.4K 109 1
                                    

Hope you enjoy it.
.
.
.
.
.
.

"Hai Byan." Karisa tersenyum pada Byan.



Byan yang masih membawa kantung belajaan di kedua tanggan nya, mengabil langkah besar kehadapan Karisa meninggalkan Adel yang berjalan pelan di belakangnya.



Sesampainya di depan pintu, Byan segera meletakan semua kantung belajaannya ke bangku samping pintu dan menarik Karisa ke ujung teras.



"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Byan sambil mengernyitkan dahi.



Karisa melepas ganggaman Byan pada lengan atasnya yang mulai terasa sedikit sakit dengan paksa.



"Apa apaan ini Byan?" Karisa terlihat kesal dengan perlakuan Byan yang tiba-tiba menariknya paksa ke ujung teras.



Sikap Byan saat ini terkesan seperti suami yang ketakutan berselingkuh di belakang istrina. Tapi bukankah Byan memang sudah melakukan hal itu secara terang-terangan pada Adel, begitu pikir Karisa.



Bukankah saat awal pernikahannya dengan Adel, Byan masih berani bertemu dengannya bahkan mereka sempat bermesraan di kantor Byan?


Tapi mengapa sikap Byan seperti itu? Seolah ia tidak mau ketahuan oleh Adel bahwa ia masih berhubungan dengannya.



"Bukan kah kau masih ada pemotretan hari ini?" Tanya Byan menanyakan alasan Karisa datang tanpa memberi tahu nya.



"Ada apa Byan? Kau takut istri mu cemburu?" Tanya Karisa sambil mengangkat sedikit dagu menunjukan sisi tegas nya.



Byan tak percaya dengan apa yang diutarakan Karisa. Lelaki itu terlihat sedikit frustasi.



"Hmm... Jawab Byan!" Lanjut Karisa yang sudah kesal pada Byan.



"Ada apa ini?"



Tanpa di sangka Adel tba-tiba muncul dari belakang tubuh tinggi Byan sambil menanyakan apa yang sedang mereka bicarakan berdua secara diam-diam.



Seperti sebuah kesempatan, Karisa sedikit mendorong Byan yang menghalangi Adel. Lalu ia maju selangkah hingga kedua wanita itu kini berhadapan.



"Bagaimana Nyonya muda Nicholas, apa kau bersenang-senang hari ini?"



Tanya Karisa masih dengan postur sombongnya. Wanita itu mengangkat dagu nya lebih tinggi ketika berbicara dengan Adel. Dia merasa cukup menang ketika Adel hanya menatapnya polos. Apalagi tinggi tubuh mereka juga cukup jauh. Tentu karisa merasa menang disini karena tubuh nya jauh lebih tinggi dari Adel.



Adel yang merasa dirinya mendapat lirikan tajam dari Karisa akhirnya Adel memutuskan untuk membuat pertahanan diri.



"Ya, aku bersenang-senang dengan suami ku." Jawab Adel dengan wajah sedikit keras.



"Ho... Suami mu?" Lanjut Karisa seolah perkataannya mengandung ejekan dan menekan kan kata 'suami' pada kalimat Adel barusan.



"Iya. Mas Byan suami ku sekarang." Ucap Adel tak kalah sengit.



Merasa Adel membuat perlawanan balik, Karisa semakin kesal pada sikap Adel yang tiba-tiba berubah tegas tidak seperti biasanya.



Sambil membungkukan sedikit badannya agar sejajar dengan Adel, Karisa berbisik di depan wajah ayu Adel.



"Dia itu tidak tulus pada mu. Apa kau tidak merasakan hal itu? Apa yang kau harapkan dari Byan? suami? Kau bodoh, pikir pakai otak mu, kau lah yang merebut calon suami ku dan kau masih sudi menyebut ia suami mu?"

Bittersweet MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang