"Nad, kamu kog diem kenapa sayang? " tanya Bara. Kini mereka berada dimobilnya Bara karena Bara akan mengantar Nadia pulang.
"Gak papa kog.. " jawab Nadia dengan senyumannya.
"Kamu mikirin pertanyaan mama tadi ya? "
"Iya, Bara.. Masa kita lagi berhubungan 1 minggu aja udah ditanyain kapan tunangan. " Nadia berucap pelan.
"Apa kamu belum percaya sama aku? " tanya Bara tiba-tiba dingin.
"Eh? Aku percaya kog sama kamu! " Nadia gelagapan.
"Kenapa kamu gak mau tunangan sama aku. " tanya Bara lagi sambil menatap Nadia tajam.
"Aku belum siap Bara.. " Nadia memegang tangan Bara tapi langsung ditepis oleh Bara.
Bara memberhentikan mobilnya, "keluar!! " Bara tak melihat Nadia.
"Kamu nurunin aku dijalan? " tanya Nadia.
"Keluar sekarang.. " Bara mengeraskan rahangnya.
"Ini kan mau malem Bara, jarak rumah ku kan masih jauh. Apalagi jarang ada kendaraan lewat disini. " Nadia menahan tangisnya.
"Keluar.sekarang!! " Bara menekan kata-katanya.
Nadia tak bisa menahan airmatanya lagi, ia segera mengemasi isi tasnya dan langsung keluar dari mobil Bara. Ia langsung berjalan kearah dimana ia tinggal sambil menangis.
Sedangkan Bara langsung menangkupkan kepalanya dikemudi mobil.
"Kenapa gue gak bisa nurunin ego gue... Nadia malah gue suruh jalan kaki, emang brengsek lo Bara... " Bara memukul kepalanya.
Ia hendak mengejar Nadia, tapi Nadia sudah terlebih dahulu masuk mobil ferrari merah. Bara mengepalkan tangannya.
Bara segera melajukan mobilnya kembali kerumahnya untuk menenangkan diri.
Nadia menatap wajah tampan disampingnya ini.
"Makasih ya, Fan. Lo mau nganterin gue pulang.. " Nadia memaksakan senyumnya.
"Santai aja, gini-gini gue sepupu lo kali... Lo ada apaan kog malem-malem jalan kaki ditempat sepi sambil nangis lagi.. " Irfan, sepupu Nadia.
"Gak papa, gue tadi kan jalan-jalan sama temen gue, dia tiba-tiba langsung nangis karena nrima telpon dari keluarganya kalo neneknya meninggal, gue ikut nangis karena neneknya dulu baik banget sama gue. Dia mau buru-buru pulang gitu. Yaudah gue minta diturunin disini aja.. " Nadia berbohong kepada Irfan.
"Owh gitu, yaudah gue anter lo pulang. " Irfan melajukan mobilnya.
"Lo bukannya di Amrik ya?? " tanya Nadia.
"Iya.. Gue liburan disini..eh gue tancep gas ya.. Gue dah lama gak balapan jadi pengen kebut-kebutan nih.. " Irfan nyengir.
"Oke... Gue juga dah lama gak liat lo balapan lagi, gak ada salahnya gue lihat skill lo.. " Nadia menganggukan kepalanya.
"Oke.. " Irfan melajukan mobilnya kencang membuat Nadia tertawa bukan nya takut.
Mereka sampai didepan rumah Nadia.
"Mampir dulu.. " Nadia menatap Irfan.
"Gak ah... Gue mau bobok aja, cape gue.. Habis jalan-jalan malah dikejar tante-tante girang. " Irfan bergidik ngeri.
"Haha.. Oke.. Besok anterin gue kuliah bisa?? " tanya Nadia berharap.
"Emm... Okey bisa.. " Nadia memeluk Irfan senang.