Mobil ferrari biru itu mulai memasuki kawasan Universitas Leonard. Cowok tampan keluar dari mobil mahal itu setelah memarkirkan mobilnya di tempat khusus dosen.
Teriakan para mahasiswi pun menggelegar bagaikan petir. (Alay lo, thor😒)
"Kak Baraa....."
"Calon suami gua tuh.."
"Ganteng banget sih.."
"Aaaaa.....gak kuat gue.."
Dan masih banyak teriakan yang membuat telinga Bara Pradipta Leonard langsung berdenging. Bara hanya mengumbar senyumnya.
Di lain tempat, seorang cewek berambut panjang nan hitam yang hanya dikuncir kuda dengan beberapa helai rambutnya yang tidak ikut ke ikat, sedang memperhatikan gerombolan para mahasiswi yang berteriak tidak jelas. Ia adalah Nadia Agatha Wijaya.
"Huh.. Kayak lagi liat pak presiden aja.. " Nadia menghembuskan nafasnya lelah, pasalnya ia tengah membawa beberapa buku tebal tentang penyakit dan obatnya itu untuk di kembalikan di perpustakaan.
Nadia pun kembali mempercepat langkahnya supaya bebannya hilang, tetapi tiba-tiba ia menabrak sesuatu yang begitu keras dan ia terjatuh dalam posisi buku tebal itu menimpanya.
"Aduh... Sakit.. " Nadia meringis sambil menyingkirkan buku nya yang jatuh.
Nadia segera berjongkok dan mengambil buku-bukunya. Ia masih bingung dengan apa yang ditabraknya tadi. Ia tidak memperhatikan sekelilingnya.
Bara menatap gadis didepannya yang sedang merapikan buku tebal yang tidak enak dipandang menurutnya itu pun langsung berjongkok dan membantu gadis itu.
Nadia kaget karena dibantu Bara.
"Maaf, gue gak liat lo jalan tadi karena gue buru-buru. Sorry ya.. " Bara membuka pembicaraan.
"Owh, iya gak papa. " Nadia menjawab dengan ekspresi gugup.
"Perlu bantuan gak? " tanya Bara.
"Gak usah, gue bisa sendiri. " Nadia masih memasang wajah gugupnya karena jantungnya yang berdetak tak menentu.
Nadia sadar bahwa ia tertarik dengan cowok tampan didepannya ini. Tapi ia tak ingin memperlihatkan hal tersebut.
Nadia segera berdiri namun ia merasakan nyeri pada pergelangan kakinya. Ia hanya meringis menahan sakit.
"Lo gak papa? " tanya Bara khawatir, entah apa yang dipikirkan cowok itu. Baru kali ini ia merasa sangat khawatir terhadap seorang cewek.
"Gak papa kog, santai aja" Nadia hanya tersenyum tipis unyuk menutupi rasa sakitnya.
Bara sempat terpesona namun ia segera menetralkan ekspresi wajahnya.
"Okey, aku duluan ya..? "
"Bara, Bara Pradipta Leonard. " jawab Bara seola mengerti akan perkataan cewek didepannya itu.
"Duluan ya, Bara! " Nadia mulai berjalan pelan karena kakinya nyeri.
"Bentar, nama lo siapa?" tanya Bara.
"Nadia.. " jawab Nadia singkat.
Bara menatap kepergian Nadia. Ia merasa aneh dengan perasaannya. Perasaan ingin memiliki cewek itu.
"Okey Bara, lo harus dapetin dia" kata Bara didalam hati sambil tersenyum senang.
"Kog sepi banget ya? Mana mahasiswa sama mahasiswinya?" Bara mengedarkan pandangannya dan seketika matanya langsung terbelalak ketika melihat kearah lapangan basket outdoor. Karena ada gerombolan mahasiswi yang memakai bedak 5cm dan juga bibirnya yang seperti ikan koi itu membuatnya bergidik ngeri.