21

5.1K 175 1
                                    


"Lo buruan kejar Nadia, kenapa malah ngurusin gue sih? " Anggun kesal karena Bara tak mengejar Nadia.

"Lha lo batuk tadi kenapa? Gue kan khawatir juga sama lo.. " Bara menatap Anggun bingung.

"Gue batuk karena kaget tiba-tiba Nadia kayak gitu, lo buruan kejar Nadia .. Ini itu mendung nya item nanti pasti hujan, lo gak mikir Nadia yang bakalan kehujanan apa. Rumah jarak nya juga jauh, ini udah jam berapa lo gak mikir dia tadi gak makan.. " Anggun menaikkan nada bicara nya.

Bara berdiri dan menghadap Anggun, "gue pinjem mobil, gue kagak bawa mobil.. "

Anggun memberikan kunci mobil nya dan Bara langsung melesat pergi keluar untuk mencari Nadia.

"Apa gue terlalu cuek sama Nadia?? " Bara bertanya sendiri dengan diri nya di dalam mobil, mengendarai nya dengan pelan sambil melihat sisi jalan. Tiba-tiba hujan turun dengan deras nya.

"Aduh, Nadia gimana ini? "

Bara berpikiran mungkin Nadia berada di halte untuk berteduh. Bara segera mencari halte terdekat.

"Itu, Nadia bukan ya? "

Bara menajam kan penglihatannya.

"Itu Nadiaaa... Astaga gue jahat banget, Nadia kena cipratan air dari kubangan, brengsek banget tuh yang ngendarain mobil.. " Bara hendak keluar tapi ia urungkan saat mobil yang tadi menghampiri Nadia.

Cowok seumuran dengan Kevin keluar dan mengajak Nadia berbicara, tapi saat Nadia berdiri malah Nadia langsung pingsan yang mengharuskan cowok tadi langsung membawa Nadia ke dalam mobil nya.

"Brengsekk.. Siapa tuh yang berani-beraninya bawa Nadia.. " Bara langsung mengejar mobil itu. Tapi ia kehilangan jejak karena jalanan yang tam terlihat karena hujan.

Bara memukul kemudi mobil dengan kesal..

💐💐💐

Hathcim..

"Kamu minum dulu Nadiaa.. Di bilangin ngeyel banget sih.. " Satria mengambil minuman hangat yang tadi dibuat kan oleh pembantu Nadia.

"Bantuin bang, aku lemes banget.. " Nadia berucap pelan dan lemas.

"Iya, gue bantuin minum pake sedotan sini.. " Satria membantu Nadia minum.

"Udah bang, makasih.. " Nadia kembali membaringkan tubuh nya.

"Mama sama papa ada gak bang? " tanya Nadia pelan.

"Gak ada, kata nya pak satpam mereka pergi berdua udah dari tadi siang. Kata nya sih pulang nya malem nanti.. "

"Yaudah, bang. Aku mau istirahat aja. Tapi aku minta tolong ambilin selimut lagi di lemari.. " pinta Nadia.

"Nadia, kamu udah pake selimut dua masih mau pake lagi? "

"Dingin banget, bang. Aku gak kuat. Aku juga baru keluar dari rumah sakit seminggu ini jadi kayak nya gampang sakit.. "

Satria mengambil selimut di lemari Nadia, "jaga kesehatan kalo gak mau sakit.. "

"Iya bang, makasih.. " Nadia lantas menutup mata nya hendak tidur lagi.

Satria tersenyum dan mengelus Puncak kepala Nadia dengan sayang. Satria keluar dari kamar Nadia untuk memberi ruang pada Nadia agar dapat istirahat.

"Gak pernah berubah, rumah ini tetep sepi.. " Satria bergumam dan duduk di ruang keluarga.

Pembantu Nadia datang, "den Satria mau minum apa? "

"Gak usah, bi. Nanti saya ambil sendiri aja. Posisi dapur masih sama kan? " tanya Satria tersenyum.

"Iya den, kalo gitu saya tinggal ke dapur dulu den. Mau lanjut masak untuk makan malam. "

"Iya bi.. " Satria mengotak atik handphone nya dan tak sadar bahwa Bara datang sedari tadi.

"Lho?? Bang Satria? " tanya Bara.

"Eh, Bara.. Kamu ngapain di sini? " tanya Satria.

"Mau nyariin Nadia bang.. " Bara tak mau berkata jujur pada Satria.

"Oh, iya. Tadi Nadia kehujanan terus gue bawa pulang, sekarang dia ada dikamar. Suhu badan nya panas banget.. " ucap Satria.

"Yaudah, gue mau ke kamar nya dulu, bang.. " Bara menahan amarahnya karena tau bahwa ternyata Satria lah yang membawa Nadia.

"Eh, jangan, dia baru istirahat. By the way lo siapa nya Nadia? " tanya Satria.

"Gue pacar dan tunangan nya Nadia bang.. " ucap Bara menyombongkan diri membuat Satria terkekeh.

"Lo tunangan nya kan? Kenapa di saat dia lagi kayak gini lo gak tau? Tunangan macam apa lo? " Satria meremeh kan Bara.

Bara hanya diam dan memikirkan perkataan Bara.

"Lo sadar dong harus nya, lo tuh harus Kasih perhatian lebih ke Nadia, lo gak tau kalo dia udah terlanjur benci maka akan susah buat di gak benci lagi. Lo juga harus nya gak ngebolehin Nadia keluar, dia baru balik dari rumah sakit dan fisiknya masih lemah, dia kehujanan dan belum makan. Saat dia sadar tadi pandangannya juga kosong kalo gue gak hibur dia, udah gue suapin bubur juga tadi. Sekarang dia istirahat.. " jelas Satria membuat Bata tambah bungkam.

"Kenapa lo diem? Kata nta mau nengokin Nadia? Buruan sana di tengokin itu tunangannya.. " Satria tambah menyindir Bara.

"Gue tengokin Nadia dulu bang.. " Bara melangkah menuju kamar Nadia.

Didepan pintu kamar ia menghela nafas nya pelan. Ia membuka pintu kamar dengan perlahan dan terlihat Nadia tidur dengan selimut yang bertumpuk. Wajah nya yang pucat membuat Bara menyesal dalam hati nya. Ia bimbang, sebenar nya ia sudah melupakan perasaan nya pada Anggun atau belum menjadikan nya tambah frustasi. Di satu sisi ia senang dengan keberadaan Anggun dan di satu sisi ia merasa sakit jika Nadia sakit karena nya.

Menurut nya, Nadia adalah wanita yang sangat ia sayangi setelah mama nya, tapi kenapa saat Anggun datang ia bisa melupakan Nadia. Ia merasa kan ada beribu kupu-kupu berterbangan dalam perut nya jika melihat Nadia tersenyum. Ia merasakan detak jantung yang tak karuan saat berdekatan dengan Nadia.

"Maafin aku, Nadia Agatha. Aku bimbang, sayang.. " Bara mengecup dahi Nadia dengan sayang.

Nadia terbangun dan menatap Bara lama, "kamu ngapain? " tanya Nadia lemas.

"Maafin aku, sayang.. " Bara menatap sendu mata coklat terang itu.

"Maaf Bara, tapi apa kamu bisa keluar dari kamar aku? Aku lagi pengen istirahat.. " Nadia berucap pelan.

Bara sangat menyesal, tapi mau bagaimana lagi. Bara keluar dari kamar Nadia dan langsung menuju ke ruang keluarga. Di sana ada mama dan papa nya Nadia menatap tajam ke arah Bara. Entah dengan bang Satria, sepertinya sudah pulang.

"Kamu Bara Pradipta.. Jika tak bisa menjaga kepercayaan saya sebaik nya jangan menyetujui perjodohan ini..!  " ucap papa nya Nadia tajam

"Aku setuju pa dengan perjodohan ini,.. "

"Tapi kenapa Nadia bisa pulang dengan keadaan kehujanan dan di antar oleh Satria? " tanya mama nya Nadia.

"Jika kamu masih bimbang .. Jangan temui Nadia untuk beberapa hari sampai kamu yakin pada hati mu sendiri.. " ucap papa nya Nadia.

"Tapi pa.. "

"Tak ada tapi tapi an.. Sekarang tinggal kan rumah kami dan kembali jika kau sudah yakin dengan pilihanmu.. " potong papa nya Nadia.

Bara mengangguk dan segera melangkah pergi dari rumah Nadia dengan cuaca yang sangat mendukung hati Nadia dan hati nya, hujan..








Vote and comment




BOYFRIEND [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang