42

5.3K 148 14
                                    

Hay, pasangan BarNa kembali lagi..
Maafin author ya karena gak bisa selalu update..
Okey langsung baca aja..

Happy Reading..

💐💐💐

"Ada acara apa sih di rumah Andre? " tanya Nadia pada Bara.

Mereka kini berada di dalam mobil menuju ke rumah Andre.

"Katanya sih acara syukuran keluarga gitu.. " Bara mengelus puncak kepala Nadia dengan sayang dan kembali fokus pada jalan.

"Owh gitu, lama gak? Aku pengen dirumah, pengen makan masakan nya mama sih.. Gimana kalo habis dari sana kita kerumah mama kamu, aku pengen yang.. " rengek Nadia.

Bara tersenyum, "iya sayang.. "

Dan Nadia tak dapat lagi menyembunyikan senyum bahagianya.

Sesampainya dirumah Andre, Bara segera menggandeng tangan Nadia erat lalu masuk kedalam rumah Andre yang terlihat sangat ramai karena ada beberapa ponakan Andre juga datang.

Nadia tersenyum menatap anak-anak kecil yang asik bermain. Didalam hatinya, ia sangat menanti kehadiran calon buah hatinya.

Brukk..

"Huaaaaa.... " suara jatuh dan tangisan anak kecil membuat Nadia sedikit kaget. Ternyata salah satu keponakan Andre terjatuh karena menabrak sofa dan terjatuh ke lantai.

"Nindya, kenapa gak hati-hati sih sayang.. Cup cup.. " Prisca segera menggendong Nindya tanpa menyadari Nadia dan Bara yang sudah datang.

"Udah cocok.. " ucapan Nadia membuat Prisca menatap kaget Nadia dan Bara.

"Kalian udah dateng? Kog gue gak tau sih.. " Prisca bertanya pada kedua pasangan itu dan masih menggendong Nindya.

"Hehe, kamu terlalu fokus mungkin sama adek manis ini.. " Nadia mengelus rambut Nindya dengan sayang, Nindya awalnya takut, namun karena tatapan Nadia yang terlihat tulus membuat Nindya merasa nyaman berada di dekat Nadia.

"Ini keponakan Andre atau keponakan lo? " tanya Bara ikut tersenyum ke arah Nindya.

"Keponakan Andre.. Tapi nempel mulu ama gue.. " Prisca terkekeh.

Nadia tertawa melihat Nindya yang sibuk sendiri dengan rambut Prisca.

"Eh, ayo duduk.. Yang lain masih pada sibuk, kalian datengnya kecepetan kali.. "

"Ya gapapa lah, dirumah juga mau ngapain.. " Nadia tersenyum.

"Emang acara nya mulai jam berapa sih? " tanya Bara.

"Ini kan masih jam 2 siang, acaranya sekitar jam 3 lah.. " jawab Prisca.

"Adek manis sama kakak yuk.. " Nadia hendak menggendong Nindya tetapi Bara lebih dulu mengambil alih Nindya yang terlihat biasa saja.

"Aku aja yang gendong.. " Nadia menganggukkan kepalanya.

"Yaudah lo lanjutin aja sana, Nindya biar gue sama Nadia yang ngurusin. Atau lo ngurusin ponakan yang lain.. " Bara mentoel pipi Nindya yang chubby.

"Iya deh, Nindya sini aja ya sama kak Nadia dan kak Bara, gak usah lari-lari nanti jatuh lagi.. " Prisca mencium pipi Nindya dan berlalu pergi ke dapur lagi.

Nadia dan Bara duduk di sofa dan Nindya berada dipangkuan Bara.

"Nindya umurnya berapa? " tanya Nadia lembut.

Nindya tersenyum menampakkan giginya yang hanya beberapa.

"Ua, eh.. Iga.. " ternyata Nindya belum lancar berbicara membuat Nadia semakin gemas.

"Dua apa tiga hayoo? " Bara ikut bertanya pada Nindya.

"Ua.. " Nindya bertepuk tangan lalu tertawa.

"Lucu banget sih.. " Nadia mencium gemas pipi Nindya.

"Ntar anak kita lebih lucu pasti sayang.. " Bara terkekeh menatap Nadia yang terusan mencium pipi Nindya membuat Nindya tertawa.

💐💐💐

Nadia tertidur di kursi sebelah kemudi. Sebelum acara dimulai tadi, Nadia mandi di rumah Andre, begitupun dengan Bara. Setelah acara Andre selesai pada jam setengah tujuh malam, Nadia meminta Bara untuk pulang saja.

Bara menatap wajah Nadia yang terlelap. Bara mengemudikan mobilnya menuju rumah orang tua Bara. Sesuai dengan permintaan Nadia tadi.

Sesampainya di rumah orang tua Bara, Nadia tak kunjung bangun. Bara pun menggendong Nadia masuk ke dalam rumah setelah pak satpam mengetuk pintu dan dibuka kan oleh Asisten Rumah Tangga keluarga Bara.

"Nadia kenapa? " tanya mama nya pada Bara.

"Ketiduran mah, tadi katanya pengen makan masakan mama.. Tapi malah dia nya tidur. " jelas Bara.

"Yaudah sana dibawa kekamar kamu. Kamar kamu bersih karena setiap hari dibersihkan.. " Bara mengangguk mengerti setelah mamanya berucap tadi.

Bara segera membawa Nadia untuk kekamarnya. Menidurkan Nadia di ranjang nya serta tak lupa menyelimuti tubuh Nadia.

Bara berjongkok disebelah ranjang memposisikan dirinya berada disebelah wajah Nadia. Mengusap lembut kepala Nadia. Mengecup pelipis Nadia, dan terkekeh sendiri.

Nadia sedikit terusik pun menjadi terbangun. Ia mengerjapkan matanya dan menarik selimut untuk lebih keatas. Berbaring miring kearah Bara yang masih memperhatikannya.

"Bara kenapa gak tidur? " Nadia menguap dan ditutupi dengan tangannya.

"Mau liat kamu tidur dulu aja sayang.. " ucap Bara tersenyum menatap wajah Nadia.

"Ayo tidur.. " Nadia menggenggam tangan Bara.

"Yaudah, aku tidur aja sama kamu.. " Bara berdiri dan melangkah ke sisi ranjang yang lain. Merebahkan dirinya disebelah Nadia yang masih tidur membelakangi dirinya.

Bara memeluk Nadia dari belakang. Menyusupkan tangannya di baju yang Nadia pakai, mengelus lembut perut Nadia.

"Bara geli ihh.. " Nadia mencoba menyingkirkan tangan Bara.

Bara tertawa dan menarik tangannya.

"Coba hadap sini dong, aku pengen peluk kamu dari depan.. " ucap Bara manja.

Nadia membalikkan tubuhnya menghadap Bara. Nadia langsung memeluk Bara.

"Aduhh.. Sayang banget aku sama istri aku ini.. " Bara mencium rambut Nadia dengan gemas.

"Bara, tidur ihh.. Gangguin aja.. " Nadia mencubit pinggang Bara. Bukannya sakit tapi malah terasa geli hingga membuat Bara tertawa.

"Iya sayang, cium dulu dong.. "

Nadia menatap wajah Bara dengan wajah ngantuknya. Nadia mencium pipi Bara dengan gemas dan setelah itu ia segera memposisikan tubuhnya agar tidur dengan nyenyak.

Bara mengelus punggung Nadia hingga Nadia tertidur. Bara tersenyum dan memeluk erat tubuh Nadia.

"Aku sayang kamu, Nadia Agatha Wijaya Leonard.. "

💐💐💐

Cukup segini aja dulu ya.. Author belum ada ide.. Maafkeun author.

Jangan lupa vote and comment nya ya guys..
Ingatkan author bila ada salah kata atau apapun itu, namanya juga manusia biasa..

Salam hangat keluarga Wijaya-Leonard

BOYFRIEND [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang