"Kenapa tugas ini menyiksa... " Nadia merebahkan tubuhnya.
Nadia sedang mengerjakan tugas dari dosennya. Ia memakai headset dan memutar lagu kesukaannya. Ia merasa lelah dan hendak beristirahat sejenak.
Malam minggu ini Nadia habiskan untuk mengerjakan tugas dikamar. Ia sangat malas untuk pergi keluar walaupun Bara sempat mengajaknya.
Nadia tak menyadari bahwa dari tadi Bara berada didepan pintu kamarnya. Bara ingin mengajak Nadia jalan-jalan keluar.
Tok.. Tok.. Tok..
Bara mengetuk pintu kamar Nadia tetapi tak ada sahutan dari sang empu kamar.
"Kemana sih Nadia... Kog gak dibuka ya pintunya. Kata mamanya ada dikamar, tapi kog gak ada sahutan sih.. " Bara menggerutu.
Bara sudah mengetuk pintu itu berulang kali. Tapi Nadia tak segera membukanya.
"Huh... Mungkin dia ketiduran. Langsung masuk aja kali ya?? " tanya Bara pada dirinya sendiri.
Bara memutar knop pintu kamar Nadia yang ternyata tak dikunci. Bara memasuki kamar Nadia yang serba berwarna coklat.
"Ternyata pake headset.. Tidur lagi.. " Bara menghembuskan nafasnya lega saat melihat Nadia.
"Cantik.. " gumam Bara sambil mendekati Nadia yang tak tidur.
Bara mendekatkan wajahnya pada wajah Nadia. Nadia yang merasa ada hembusan nafas diwajahnya pun membuka matanya dengan takut-takut.
"AAAAAAAAAA.......... " Nadia mendorong Bara hingga terjatuh didekat ranjangnya.
"Aduuhh... " Bara meringis merasakan sakit dipantatnya.
Nadia memegang dadanya berusaha menetralkan nafasnya, tapi ia sudah terlanjur kaget dan tiba-tiba terisak.
Bara kalang kabut sendiri melihat Nadia menangis dengan memegangi dadanya, "kamu kenapa sayang?? " tanya Bara panik.
Nadia masih setia menangis. Bara pun mendekati Nadia dan memeluknya.
"Kamu punya sakit jantung?? " Bara bingung dengan keadaan Nadia.
Nadia berusaha berhenti untuk menangis. Saat ia sudah berhenti ia segera melepaskan pelukan Bara dan pergi keluar kamarnya.
"Yahh... Gimana nih?? " Bara segera menyusul Nadia.
Ternyata Nadia mengambil minum didapur. Ia memiliki kebiasaan, tiba-tiba susah bernafas dan menangis jika ada yang membuatnya kaget.
Bara mendekat kearah Nadia, "sayang.. "
"Apa?? " Nadia sangat kesal dengan Bara saat ini.
"Maafin aku.. " Bara hendak memegang tangan Nadia tapi Nadia menghindar.
"Terus?? " tanya Nadia sengit.
"Aku kan gak tau kalo kamu tadi gak tidur, lha aku ketuk pintu tadi kamu gak nyaut yaudah aku masuk aja.. " Bara sudah bersiap untuk menangis.
"Gak usah nangis, kamu itu cowok.. " Nadia mengalihkan pandangannya mencari keberadaan orangtuanya, " orangtua aku kemana? " tanya Nadia.
"Mereka pergi katanya ada acara.. " Bara memegang tangan Nadia, "maafin aku sayang.. "
"Maless.. " Nadia menjawab dengan judes.
Nadia beranjak pergi dari dapur dan masih setia diikuti oleh Bara.
Ting.. Tong..
Bel rumah berbunyi mengharuskan Nadia yang hendak duduk diruang keluarga langsung berjalan kearah pintu utama untuk membukakan pintu dengan Bara yang masih mengikutinya.