Cerita kedua aku, mudah mudahan kalian suka dan mudah mudahan engga seAbsurd cerita pertama aku *Aminnn
____________________________
Pagi hari ini lingkungan Sekolah Menengah Atas sangat ramai. Orang orang berlalu lalang melewati koridor sekolah. Pasalnya hari ini merupakan awal masuk sekolah setelah semua siswa berlibur untuk merayakan kenaikan kelas mereka. Dengan semangat mereka mencari teman dan kelasnya masing masing.
Tapi tidak dengan seorang gadis yang masih meringkuk nyaman dibalik gulungan selimbut. Gadis ini bahkan sangat kalah dewasa dengan adik manisnya yang sedang bersidekap dada diambang pintu dengan menggelengkan kepala melihat sang Kakak yang tidak pernah merubah sikapnya.
"Tukang tidur!" gumamnya.
Dengan gontai sang Adik memasuki kamar Kakaknya, lalu membuka selimbut yang menutupi seluruh wajah sang Kakak.
Adiknya berdecak lalu memegang daun telinga Kakaknya "KAKAK BANGUNNNNN!!!" Teriaknya cempreng karena baru berumur 7 tahun, sang Adik lalu menjewer kuping Kakaknya dengan keras, tidak sakit memang, tapi kakaknya merupakan tipikal manusia yang mudah dibangunkan jika tidur.
Sang Kakak dengan cepat menegakan badanya dengan mata yang melotot tajam
"Apaan si dekk, ngeganggu orang tidur mulu. gak baik!" Ujarnya serak, khas orang baru bangun tidur dengan tangan yang terus mengucek mata.
Adiknya berkacak pinggang "Kakak yang gak baik. Udah bangunnya siang, masakin sarapan buat aku engga, nyiapin pakaian aku engga, mandiin aku eng.."
Sang kakak melihat jam di dinding "Mampus, jam setengah tujuh. Kamu kok gak ngebangunin Kakak dari tadi sih dek!" pekiknya.
Adiknya berdecak "Kakak yang harusnya ngebangunin Adik, bukan Adik yang bangunin Kakaknya. Udah gede tapi kelakuan masih kaya bayi yang baru dilahirin"
"Iya iya, adik ku manis. Udah dulu ya marah marahnya. Nanti kalau ketemu lagi dilanjut, Kakak Mau mandi dulu. Udah siang banget ini" ujarnya seraya lari masuk kedalam kamar mandi.
Kakaknya telah siap dengan segala rupa perlengkapan sekolah dalam waktu kurang lebih lima belas menit. Sangat cepat memang. Saat keluar kamar dengan senyum sumringahnya, sang Kakak malah mendapatkan tatapan tajam dari adiknya yang sedang bersidekap dada didepan pintu kamarnya.
"Itu mata biasa aja kali dek, nanti kalau matanya keluar siapa yang mau ngedonorin?" kekeh sang Kakak.
Adiknya mendengus "Dengan senang hati aku bakal mencongkel mata Kakak buat pengganti mata aku"
Sang Kakak mencubit pipi adiknya gemas "Udah jangan marah marah mulu! masih kecil, nanti cepet tua. Kamu mau emang, kakak jadi adiknya terus kamu jadi kakaknya. Gak maukan? Ayo berangkat ah!" ajaknya yang mendapatkan dengusan dari sang adik, tapi sang adik tetap mengikuti sang Kakak dengan berjalan dibelakangnya.
Tak lama mereka telah sampai di Sekolah Dasar. Karena sang adik baru memasuki kelas 1 SD.
"Kalau disekolah jangan bandel ya, nurut sama guru. Kamu baru kelas satu SD jangan ngebuat masalah dikelas, kalau milih temen tuh yang baik. Yang banyak uangnya biar bermanfaat kalau berteman. Jang..."
"Jangan mau dimanfaatin. Nanti kamu yang rugi. Tapi kalau kamu yang ngemanfaatin mah gak papa, itu rezeki'
Aku selalu ingat nasihat kakak yang selalu itu itu aja. Aku berangkat bhay" gerutu sang Adik kesal lalu berlalu memasuki area sekolah. Pasalnya, selalu saja sang Kakak menasehati kata kata yang sama jika dia akan berangkat sekolah.Sang Kakak terkekeh "Itu anak ajaib" gumamnya. Bagaimana tidak, Adiknya baru saja kelas 1 SD tapi cara bicaranya sudah seperti anak remaja saja. Ya dia mengerti, adiknya begitu juga karena didikanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPLOIT (COMPLETED)
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA: "Starlyn & Candra" Pacaran bukan hanya sekedar kode, tembak, lalu jadian. Tapi bagaimana proses dan perjalanan. Starlyn, perempuan yang terjebak dalam dekapan masa lalu yang menyakitkan dipertemukan dengan Candra, sosok menyenangk...