"Ibumu sebenarnya tidak salah dalam hal ini Candra! Dia hanya terpaksa melakukan ini!" Jelas Tampipi.
Candra tersenyum sinis "Terpaksa meninggalkan Papah karena Papah tidak memiliki banyak uang untuk mencukupi segala keinginannya! Menyedihkam" decih Candra. Membuat Elis yang dari tadi menahan tangis akhirnya menangis dalam tunduknya.
"JAGA UCAPANMU, DIA TERPAKSA MELAKUKAN ITU. KARENA PAPAH YANG MENYURUHNYA! TIDAKAH KAMU PIKIR BAHWA DULU KITA HIDUP HANYA BERTIGA, TANPA NENEK ATAU KAKEK KAMU ATAUPUN SODARA SODARAMU?" Bentak Tampipi.
Candra menatap Tampipi mengkerutkan keningnya. Apa hubunganya dengan nenek dan kakeknya. Tapi memang benar, dulu diPhilipina mereka hanya tinggal bertiga tanpa sodara karena papahnya sendiri yang bilang bahwa Papahnya adalah anak sebatang kara begitupun dengan Ibunya.
"Apa hubungannya dengan Nenek dan Kakek?"
"Papah sebenarnya memiliki Ibu dan Ayah. Dan mereka masih hidup, dulu!"
Tampipi menghela nafasnya "Hanya saja Papah sudah tidak dianggap sebagai anaknya lagi saat itu, karena Papah melakukan kesalahan dengan menghamili Ibumu.... Papah adalah anak dari seorang konglomerat dahulu, Ayah tidak ingin mempunyai anak kotor seperti Papah....... Papah tidak masalah dengan hal itu karena sampai kamu lahir dan tumbuh menjadi anak smp, Papah dengan Ibumu hidup dengan baik baik saja..." Tampipi tersenyum kecil.
Candra cukup terkejut atas ucapan yang dilontarkan Papahnya, Candra menatap Papahnya menunggu kelanjutan ceritanya.
Tampipi menatap sendu Elisa yang sedang menunduk "Sampai usaha Papah bangkrut disaat Mamah kamu akan melahirkan adikmu, Papah benar benar kesulitan dengan Ibumu saat itu..... Papah meminta bantuan dari Ayah, Ayah bersedia membantu Papah asalkan Papah berpisah dengan Ibu kamu...... Papah tidak bisa menolaknya, karena itu jalan satu satunya"
Penjelasan itu masih terngiang jelas hingga sekarang dipikiran Candra. Bagaimana ekspresi sendu Papahnya saat menjelaskan cerita tentang kehidupanya, bagaimana Ibunya menangis dalam tunduknya, yang paling Candra ingat dan sesali hingga saat ini adalah saat dia mengeluarkan umpatan dan hinaan kasar yang telah dia lontarkan kepada Ibunya. Ia masih ingat betul bagaimana dengan sangat lantangnya dia mencap Ibunya sebagai wanita sialan yang tidak tau diuntung, wanita gila harta, wanita tidak berprasaan dan masih banyak lagi umpatan umpatan yang dia ucapkan mengenai keburukan Ibunya.
Kenyataan yang sebenarnya benar benar sangat menampar Candra. Ibunya sengaja melakukan itu agar Candra membenci dirinya, agar Candra tidak menanyakan keberadaannya sebab jika Candra menanyakan keberadaan Ibunya, tentu saja Kakeknya akan sangat marah besar terhadapnya dan tentu itu akan berpengaruh terhadap masa depannya yang akan dikendalikan oleh Kakeknya. Dimana Kakeknya memiliki uang yang melimpah yang akan dengan sangat mudah mempengaruhi orang lain dimasa sekarang agar mengasingkan Candra dari lingkunganya. Tentu baik Ibunya maupun Papahnya tidak ingn hal itu terjadi.
Candra sangat mengutuk Kakeknya itu yang sudah mempersulit kehidupan keluarganya. Jika saja Candra dapat melihat wajah Kakeknya, tentu dia akan berteriak marah didepan wajah Kakeknya itu. Tapi dia harus memendam rasa amarahnya karena Kakeknya sudah berada dialam yang berbeda dengan dirinya.
"Awww" pekik Candra tiba tiba karena mendapatkan cubitan dipahanya.
"Congean dasar, itu Bu Wiwin nanya sama lo!" Ujar Angel kesal karena Candra tidak merespon panggilannya dari tadi.
Candra menyengir bodoh, lalu menatap kedepan dan benar saja Bu Wiwin sedang mentapnya tajam "Kenapa Bu?"
"Kamu ini, baru saja selesai diskors bukanya tobat malah nambah berulah. Pantas saja kamu diusir dari sekolah asal kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPLOIT (COMPLETED)
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA: "Starlyn & Candra" Pacaran bukan hanya sekedar kode, tembak, lalu jadian. Tapi bagaimana proses dan perjalanan. Starlyn, perempuan yang terjebak dalam dekapan masa lalu yang menyakitkan dipertemukan dengan Candra, sosok menyenangk...