Lorong sekolah tak menampakkan banyak murid yang berjalan. Bisa dibilang, untuk sekarang ini lorong sekolah ini sangat sepi. Karna masih ada dalam jam pelajaran.
Kepala Viny tertunduk. Memperlihatkan setiap sisi ubin. Langkah nya terhenti ketika dibawah ia melihat ada sepasang kaki menapak. Perlahan Viny mendongakkan kepalanya menangkap seorang gadis berdiri tepat di depan nya,
Viny menghela napas kasar ketika dirinya tahu siapa gadis yang berada dihadapan nya, "Ngapain berdiri di depan gue?"
"Kalau gue berdiri di depan lo. Lo sendiri berdiri di depan siapa?" Tanya nya balik.
Wajah Viny memerah. Emosinya kembali meluap. Emosi yang kembali terpancing oleh gadis yang sama. Gadis yang kerap kali dikenal dengan nama panggilan Shani itu tersenyum penuh kemenangan ketika melihat raut wajah Viny,
"Gue benerkan, lo emang gampang banget kepancing."
Tangan Viny terkepal erat mendengar kata yang terlontar dari mulu Shani, "Maksud lo a--"
"Ayo, Vin." Beby yang sedari tadi diam langsung menarik kasar tangan Viny agar menjauh dari dua orang gadis yang berada di lorong sana. Mengingat bagaimana wajah kesal Viny yang terlihat tadi. Viny menghentakkan kaki nya dengan cukup kencang dan menoleh pada Beby,
"Dia siapa sih?" Tanya Viny. Beby menoleh kebelakang dan kembali menatap Viny, "Yang tadi berdiri di depan lo nama nya Shani. Terus yang disampingnya itu Nadse."
"Kok lo bisa kenal?"
Beby menghembuskan napas kasar, "Kalau soal Shani gue ga tau pasti. Tapi kalau Nadse, siapa si yang ga kenal dia? Paling cuma lo doang." Seru Beby. Dengan langkah cepat Viny berlalu pergi meninggalkan Beby sendiri dan kembali kedalam kelas.
Sesampainya di dalam kelas, Viny menyandarkan tubuhnya pada dinding dibelakangnya. Mengingat bahwa posisi duduk Viny berada di dekat pintu dan berdekatan dengan dinding, sehingga dia bisa bersandar kapanpun dirinya mau.
Matanya terpejam. Hal pertama yang dilihatnya adalah bagaimana angkuh nya wajah Shani ketika berdiri tepat dihadapan Viny,
"Vin." Tepukan di bahu Viny membuat Viny tersadar dan membuka matanya, ia mendapati Lidya yang sudah duduk disampingnya, "Apa?"
"Osis otw sini."
"Terus?"
"Karna gue baik hati, Jadi gue kasih tau lo. Biasanya juga lo tidur." Viny mengangguk pelan. Ia melipat kedua tangannya diatas meja dan menenggalamkan wajahnya diantara kedua tangannya yang terlipat itu,
"VINY!"
Kedua tangan Viny yang terlipat tiba-tiba saja terkepal erat mendengar teriakkan dari arah luar. Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati Beby yang sudah duduk disamping Lidya,
Ya, Mereka duduk bertiga dalam sattu bangku.
Tiga orang gadis tiba-tiba masuk ke dalam kelas secara bersamaan. Terdiri dari ketua Osis, wakil ketua Osis dan sekretaris masuk kedalam,
Mata Viny membulat seketika melihat gadis yang ia lihat tadi di lorong ternyata termasuk dalam anggota Osis,
"Beb, Nadse anggota Osis?" Beby mengangguk tanpa menoleh kesamping, "Wakil ketua Osis malahan."
Lidya terdiam memandangi sang ketua Osis. Matanya bertemu dan senyuman pun mengembang dikedua sudut bibirnya ketika sang ketua Osis bernama Melody itu tersenyum kearah Lidya,
"Lid, sadar."
"Sadar kok gue."
"Minta perhatian nya sebentar." Seketika suasana hening mendengar suara lantang Melody,
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU [END]
FanfictionFIX! Mereka berdua sudah tak lagi bisa untuk menghindari semuanya.