FIX 15

1.5K 183 16
                                    

Sakit

Shani menoleh menatap tajam gadis yang selama ini telah membodohinya. Gadis yang selama ini sudah menipunya dan membiarkan nya memiliki perasaan lebih.

Apa yang di lakukan nya saat ini salah?

Ia menampar pipi Viny dan meninggalkan bekas kemerahan yang terlihat amat sangat tipis.

Tatapan nya benar-benar tak bersahabat, begitu pula dengan gadis di sampingnya, Nadse.

Sedangkan Anin?

Ia merasa hatinya itu tengah ditusuk oleh duri yang berukuran cukup panjang.

"Maksud lo apa?!" Ucap Shani penuh penekanan. Ia berjalan mendekati Viny. Mengikis jarak wajahnya hingga terpaut beberapa centi saja.

Amarahnya benar-benar terlihat dari matanya. Shani menyimpan tangan kanan nya di pipi Viny. Ia usap lembut pipi Viny dengan senyum yang mengembang.

"Lo pikir gue apa? Hmm?" Tanya Shani lembut.

Viny masih diam membisu. Tatapan nya tak pernah lepas dari mata indah milik Shani. Jantungnya bergemuruh hebat, merasakan takut dan juga gugup.

"Apa lo pikir gue mau nerima cinta lo yang nyatanya lo sendiri ga tau buat siapa?" Lagi, Viny terdiam membisu. Ia tengah mencari jawaban yang pas untuk di lontarkan nya pada Shani. Detik berikutnya, ia menegakkan tubuhnya. Tatapan yang sebelumnya memancarkan ke gugupan, kini mulai terlihat teduh,

"Gue cinta sama lo, Indira."

Shani tertawa remeh. Perlahan langkahnya mulai menjauh dari hadapan Viny,

"Apa?" Tanya Shani

"Gue cinta sama lo."

Plak!

"Gue cinta sama lo, Vin. Dan lo cinta sama dia." Tunjuk Shani pada Anin.

Air mata yang sudah ia bendung perlahan mengalir melewati pipi. Bendungan air mata nya sudah tak lagi bisa menahannya. Kalimat yang selama ini di pendam olehnya, pada akhirnya terucap juga. Membuat Viny semakin diam tak tahu harus menjawab apa.

Shani menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang sudah mulai memasuki tubuhnya, terlebih lagi hatinya.

"Gue.." Shani memejamkan matanya membiarkan air matanya lolos.

"Gue benci lo!" Ucapnya seraya berlari pergi.

"SHANI!"

.

Shani duduk di belakang pintu kamarnya. Ia memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya diantara kedua tangan nya. Ada rasa sakit yang terasa di hatinya. Dan ada juga rasa bersalah yang menyelimuti hatinya.

Ia merutuki kebodohan nya sendiri karena menyimpan sebuah perasaan lebih pada seorang gadis berambut pendek yang memiliki senyuman manis itu.

Ia merasa tengah di permainkan oleh perasaan nya sendiri. Gadis cantik berparas bidadari ini benar-benar merasa sangat rapuh.

"Apa gue salah cinta sama lo?" Gumamnya.

"Kenapa cinta selalu buat gue sakit?"

"Kenapa lo dengan gampang nya masuk ke hati gue, Vin."

Shani menangkup sepasang tangan nya di depan wajah. Ia mengusap kasar wajahnya seraya beranjak bangun. Ia membuka jendela kamarnya. Angin menerpa lembut wajahnya. Rambut panjangnya terhempas kebelakang. Matanya terpejam menikmati sejuknya udara di malam hari yang malah Membuat hatinya sedikit tenang.

FIX YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang