FIX 33

1.1K 149 15
                                    

Sudah terhitung satu minggu lebih lamanya, keputusan itu diambil oleh Viny, Shani, Vivi dan juga Keenan. Semenjak kejadian satu minggu yang lalu, hubungan Viny dan Keenan jauh lebih baik dari sebelumnya. Walau pada kenyataannya, luka yang bertempat tinggal di hati Viny itu masih ada, ia bisa menyembunyikan nya lebih jauh lagi.

Keputusan yang membuat siapa saja yang mendengarnya akan merasa terkejut dan tak akan pernah menyangka.

Menjalin sebuah hubungan serius selama itu, lalu dipisahkan karena hubungan orang tua nya. Siapa yang tak merasa kesal?

Tetapi, Viny bisa memendam semua rasa kesalnya itu hanya untuk melihat sang Ayah bahagia dengan wanita pilihan nya.

Lalu Shani?

Gadis itu hanya bisa mengikuti keputusan Viny. Jauh dari lubuk hatinya, ia sangat tidak menyetujui keputusan yang Viny ambil saat sedang berbicara dengan kedua orang tuanya.

Sekarang ini, mungkin tak akan pernah ada lagi rasa sayang sepasang kekasih yang dipancarkan melewati sebuah kebahagiaan yang mendalam.

Mungkin mereka berdua tak akan pernah merasakan hal itu lagi.

Setelah keputusan ini diambil, lalu hal seperti apa lagi yang akan mereka lalui dalam sebuah keluarga baru yang beberapa hari lagi akan terbentuk?

Tega kah Shani memisahkan kebahagiaan orang tuanya hanya untuk dirinya sendiri?

***

Yogyakarta, 19.30 WIB.

Pergerakan tangan yang begitu lincah pada selembar kertas putih polos mampu membuat sebuah garis-garis yang membentuk wajah seorang gadis berambut pendek itu dengan senyum yang terlihat manis.

Kini, ia tengah menggambar wajah Viny.

Tidak seperti biasanya.

Walaupun sebenernya ia satu kamar dengan Viny, tapi tetap saja rasa rindu tak akan pernah lepas dari dirinya pada Viny.

"Manis banget sih itu yang digambar," seru seseorang dari belakang tubuh Shani. Membuat tubuh Shani mematung lalu dengan cepat ia membalik kertas selembar itu. Dengan senyumnya yang terlihat bodoh itu, Shani akhirnya membalikan tubuhnya sambil menatap gadis tomboy yang satu ini.

"Sejak kapan di sini?" Shani menaikan sebelah alisnya menatap Viny. Tetapi, gadis itu malah tersenyum dengan badan nya condong ke depan guna mengambil selembar kertas yang terbalik itu. Hingga tanpa sadar posisinya itu memeluk tubuh Shani,

"Vin,"

"Aku cuma mau liat hasil gambar kamu, kayaknya manis banget yang digambar." Bisiknya tepat disamping telinga Shani.

"Oke."

Setelah mendapat izin dari sang pemilik gambar, akhirnya Viny kembali membalik selembar kertas tersebut dan memperhatikan nya. Senyum tipis terpatri disudut bibirnya saat itu juga, membuat Shani yang sadar akan hal itu ikut tersenyum.

Viny menoleh kan kepalanya. Dari jarak sedekat ini, ia bisa melihat luka-luka yang terpancar dari mata indah milik Shani. Senyum indah yang terpatri tadi, perlahan memudar seiring dengan dalamnya tatapan nya pada Shani. Ia memejamkan matanya kuat berusaha menahan sesak yang selalu hinggap kala bersama gadis yang selalu ia cintai ini.

"Maaf,"

Satu kata yang belakangan ini sering Viny ucap pada Shani.

Shani mendekatkan wajahnya lalu menautkan bibirnya pada Viny. Menikmati alunan indah di dadanya yang menjadi candu saat ia melakukan ciuman ini. Tak ada pergerakan sedikit pun. Shani menggigit pelan bibir bawah Viny sebelum benar-benar melepaskan nya. Perlahan, kedua mata Viny terbuka,

FIX YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang