Sebuah rumah mewah yang nampak telihat sepi itu membuat orang-orang mengira bahwa rumah itu tak berpenghuni. Namun lain hal nya dengan pendapat mereka yang pernah masuk kesana. Siapa lagi kalau bukan kedua gadis yang tengah berdiri diambang pintu ber-cat cokelat itu?
"Ketuk gak, Ge?" tanya gadis bertubuh tinggi itu pada gadis disampingnya.
"Terserah lo." jawabnya acuh membuat gadis bertubuh tinggi itu mendelik sebal.
"Terserah bukan jawaban ya Shania Gracia,"
"Itu jawaban Okta."
"Bukan."
Gracia pun mendongakkan kepalanya menatap Okta, "Terserah yang tipe kayak gimana sih yang lo maksud?"
"Ya.. pokoknya terserah bukan jawaban titik." Gracia memutar bola matanya malas lalu bersekap dada, "Terus lo mau gue jawab apa?"
"Apa kek."
"Oke."
Keduanya diam saat itu juga. Gracia yang memang sedang menunggu Okta untuk mengetuk pintu itu hanya bisa diam. Begitu pula dengan Okta yang entah kenapa kepekaan nya hilang begitu saja.
"Kok diem sih Gre?"
"Gue harus apa? Berdiri diem disini nunggu lo ngetuk nih pintu? Cepet ketuk!" kesalnya. Okta hanya terkekeh lalu memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
"Gak ada ci Nadse sih.."
"Kita punya misi tersendiri, begitupun sama Nadse. Udeh ah, rempong sendiri lo. Heran gue"
Okta menoleh kesamping menatap tegas Gracia, "Lo atau gue yang rempong?" tanya Okta. Gracia lalu mengubah posisinya menjadi menghadap Okta, "Lo lah." serunya sambil jari telunjuknya menunjuk Okta.
"Lo?" Okta kembali menunjuk Gracia,
"Ih kok gue sih?! Lo lah."
"Lo atau gue nih?" Kembali tanya Okta membuat Gracia tak terima
"Lo!" ucap Gracia masih dengan jari telunjuk menunjuk Okta.
"Lo ah."
"Arghhh!" Gracia mengusap kasar wajahnya. Ia menghentak-hetakkan kakinya begitu saja lalu menatap Okta, "Kenapa sih Ta?!"
"Apanya kenapa?"
"Kenapa gak pernah mau ngalah?!!!" kesalnya membuat Okta terdiam menatap Gracia, "Lo kan yang rempong." lanjut ucap Gracia membuat Okta mendelik malas
"Lo bukan gue."
"ARGH IYA. GUE YANG REMPONG. GUE TA GUE. PUAS LO!"
Gracia pun mulai mengalihkan pandangannya pada pintu bercat cokelat sana. Ia kemudian mengetuk pintu itu tanpa memperdulikan Okta yang masih menatapnya dengan tatapan heran, "PERMISI!!! BISA TOLONG BUKAIN GA SIAPAPUN YANG DI DALEM?" teriak Gracia membuat gadis disampingnya refleks menutup kedua telinganya
"Gak usah teriak, Gre."
"Bodoamat."
"Gak sopan."
"Bodoamat."
"Tar diomelin Tante."
"Gak peduli."
"Tar gue yang kena"
"Itu sih nasib."
"Ih lo makin cantik deh"
"Dari lahir."
Ceklek!
Tatapan keduanya langsung teralih pada seorang gadis yang ada dihadapan mereka saat ini. Mereka tersenyun kikuk lalu Gracia pun mulai menarik paksa lengan gadis itu untuk segera masuk,

KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU [END]
FanfictionFIX! Mereka berdua sudah tak lagi bisa untuk menghindari semuanya.