FIX 07

1.7K 199 2
                                    

"Shan, tunggu."

Viny terus berusaha mengejar Shani. Tangannya terulur mencoba menggapai lembut tangan Shani, namun hasilnya nihil. Shani terus melangkahkan kakinya tanpa perduli pada Viny yang tengah mengejarnya,

"Berenti dulu ih." Seru Viny. Ia berhasil menggapai tangan Shani. Mereka sama-sama terhenti dengan Viny yang masih terus mengatur napasnya yang sedikit tersenggal,

"Mau apa?" Tanya Shani datar.

Genggaman tangan Viny dipererat olehnya. Shani yang merasakan hal itu sempat bingung. Hingga pada akhirnya ia memilih untuk menoleh kebelakang,

"Eh.. lo, lo gak papa kan?" Ia melepaskan tangan Viny yang menggenggam tangannya tadi,

"Ke- kepala gue.." lirih Viny.

Bugh!

"Eh!"

Shani diam mematung ketika Viny menubrukkan tubuhnya dengan Shani. Kepalanya ia sandarkan dibahu Shani. Pandangannya mulai samar. Tanpa hitungan detik kedua mata itu tertutup secara perlahan,

"Vi-viny.." bisik Shani.

Degup jantungnya kini berpacu dengan cepat. Ia mengangkat tangan nya dengan ragu-ragu, mencoba menepuk pelan puncak kepala Viny agar gadis itu tersadar,

"Vin, lo gapapakan?" Tanya Shani setengah berbisik.

Ia mematung ketika tak mendapatkan jawaban apapun dari gadis yang sekarang ini terjatuh dalam pelukkan nya,

Bola Matanya mengedar kesekeliling, mencoba mencari seseorang agar bisa membantunya. Pandangannya terhenti tepat pada seorang gadis berambut pendek,

"Kak Kinal.." panggil Shani nyaris berteriak.

Kinal. Gadis itu menoleh. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat Shani yang tak jauh dari sana. Langkahnya terbuka mendekati Shani,

"Kenapa?"

"Bantuin.." Seru Shani masih dengan posisi yang sama, memeluk Viny.

"Hah? Apaan?" Tanya Kinal sekali lagi, "Bantuin kak." Ucap Shani dengan jari telulnjuknya menunjuk punggung Viny, "Viny pingsan." Lanjut ucapnya,

"APA?!"

"Viny pingsan."

Kinal mendelik sebal pada Shani, "Ga usah diulang, gue denger."

"Yaudah bantuin. Kita bawa ke UKS aja." Kinal mengangguk. Ia memegang tangan kiri Viny lalu ia lingkarkan di lehernya, begitu pula dengan Shani. Ia melakukan hal yang sama dengan apa yang Kinal lakukan.

Tanpa memerlukan banyak waktu, akhirnya Shani berhasil membawa Viny ke UKS bersama Kinal. Mereka berdua disuruh menunggu diluar hingga salah satu pemeriksa disana mulai menunjukkan dirinya. Shani yang melihat itu lebih dulu beranjak dari pada Kinal,

"Kak, gimana Viny? Dia kenapa?" Tanyanya. Kinal yang berada disampingnya menoleh sekilas menatap wajah samping Shani yang memancarkan kekhawatiran. Senyuman tipis terlihat dikedua sudut bibir nya,

"Dia gapapa. Demam aja. Kalau misalkan mau pulang, gapapa pulang aja. Biar nanti gue yang izinin." Shani mengangguk pelan menanggapi pernyataan dari sang kakak kelasnya, "Thanks ya Kak Yoga."

"Kok lo yang meriksa sih?" Kinal yang sedari tadi diam akhirnya mulai angkat bicara, "Tumben banget. Maul kemana?" Kembali tanyanya,

"Banyak tanya ah lo Nal."

"Oiya kak Yoga, nanti pulang sekolah aku tunggu dikantin ya. Ajak kak Maul juga.." ucap Shani. Yoga mengerutkan keningnya lalu tak lama ia mengangguk dan mengulum senyum nya, "Iya. Lo masuk gih. Viny bentar lagi sadar," Shani mengangguk dan mulai meninggalkan Kinal dan Yoga berdua,

FIX YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang