Part 21

1.9K 184 14
                                    

Terimakasih, Kim Soo.

Sahabat memang ada jika kita menjadikannya berharga. Wajar jika sahabat kita pernah berbuat kesalahan, tapi bukan sahabat yang baik jika kita tidak memaafkan.

Pernikahan ini tidak akan terjadi jika tidak ada dirinya. Keluargaku juga Ibu Shin, Oh Sena, dan Oh Sehun akan aman juga karena publikasi RV TV miliknya. Sungguh, aku tidak pernah membencinya saat dia bekerja sama dengan Byun. Karena aku tahu, hati tidak bisa berbohong. Perasaan tidak pernah salah, yang salah adalah cara untuk mendapatkan. Jika saja dia bukan pria yang baik, dia tidak akan bersahabat denganku selama ini. Seribu kebaikan tidak akan menjadikanmu malaikat, tapi satu keburukan akan langsung menjadikanmu iblis. Maka dari itu, aku berusaha memahami siapapun. Siapa saja bisa berbuat kesalahan, begitu juga diriku. Aku lebih suka menilai sisi burukku daripada repot-repot menilai keburukan orang lain.

Aku tiba dibandara, masih tersisa 7 menit. Baekhyun menurunkan koperku dan menggandeng tanganku.

Dia menunggu didepan ruang ganti, karena aku harus ganti baju. Mana bisa aku ke Amerika dengan gaun pengantin.

"Ambil mobilmu di bandara." Baekhyun berbicara pada Kim di telphon.

Aku berjalan pelan mendekatinya, "Sudah?" Dia bertanya.

Aku mengangguk. Kini aku memakai jeans dengan atasan kaus putih dan jaket jeans biru.

Baekhyun tidak mengganti bajunya. Dia hanya melepas jas hitamnya. Alhasil, dia hanya memakai kemeja putih dengan bawahan celana hitam.

Tangan kirinya menyeret koperku, tangan kanannya menggandeng tanganku.

Aku sangat bahagia. Karena tidak ada yang harus ku khawatirkan selama di Amerika. Karena ada Kim, dia yang akan mengurus semuanya di Korea.

Kami berjalan menaruh koper untuk diangkut dipesawat.

Semua penumpang dipersilahkan naik ke pesawat. Di dalam pesawat, aku bersandar dibahu Baekhyun untuk tidur. Karena perutku benar-benar sakit. Dari tadi aku berdiri lama sekali. Dan sekarang aku harus duduk lama juga. Tidak apa-apa, aku akan menahannya.

----

Aku tidak sadar kalau aku tidur lama sekali.

"Ini dimana?" Aku terkejut luar biasa. Aku sudah diatas kasur.

Baekhyun duduk disampingku, "ini apartemen yang akan kau tinggali selama kau kuliah di sini."

"Bagaimana bisa aku sudah disini? Tadi aku tidur dipesawat?"

"Aku menyeretmu sampai kesini cinta. Astaga, kau lupa?"

"Aish! Menyeret-ku? Tega?" Aku memanyunkan bibirku.

Dia tertawa, "aku menggendongmu cinta. Kau tidak bisa kubangunkan. Tidurmu sudah seperti beruang yang hibernasi."

"Enak saja." Aku melototinya.

"Kau tadi mengeluarkan saliva saat tidur." dia terkekeh.

Aku diam menatapnya.

"Dan kau tidak menutup mulutmu saat tidur." Dia tertawa lagi.

"Blah.. Blah.. Blah.. Terserah!" Kupukul dadanya.

"Aku bercanda cinta. Kalau tidur kau terlihat lebih cantik." Dia mengusap pipiku.

Omo! Pipiku sudah memerah seperti tomat.

Ku pegang tangannya dan kutaruh di atas pangkuanku yang tertutup selimut.

"Baekhyun, kapan ospekmu?" Aku bertanya pelan.

"Seminggu lagi. Sebelum aku ke London, aku akan menemanimu disini."

PRIVÉ [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang