Part 2 It's Stupid!

3.4K 271 10
                                    

Aku diam dalam kebodohan. Sungguh ini gila. Bagaimana bisa dia tidak tahu apa-apa. Pikiranku sunguh dipenuhi dengan tanda tanya besar, aku masih menatapnya.

"Ji-eun!" Dia mengerak-gerakkan pundakku.

"Kau benar-benar tidak tahu?"

"Jika aku tahu, mana mungkin aku sekarang menyuruhmu membatalkan perjodohan gila itu? Pikirkan IU, selain masa depan Kakakmu, aku juga hancur." Dia menatapku dengan wajah putus aja.

"Byun Baek-"

"Jangan memangilku dengan marga ayahku!" Dia malah membentakku. Menghentikan ucapanku.

"Baiklah. Pertama, lepaskan tanganmu dari pundakku. Tanganmu berat, kau tahu?"

Lalu dia melepaskan tangannya dengan masih melihatku, "Baekhyun, aku tahu ini juga berat buatmu. Apalagi Kakaku, dia akan menikah dengan bocah seumuranku."

"Aku bukan bocah." Kali ini suaranya pelan. Aku jadi merasa kasihan padanya.

"Oke, maaf. Aku akan membuat Kakakku tidak menikah denganmu. Dan aku janji. Dalam waktu tiga minggu, kau tidak akan menikah dengan Eonni. Sekarang masuk ke kelasmu atau kau akan terlambat." Aku naik tangga. Masih dengan pikiran tolol itu. Bagaimana bisa aku mengucapkan kata itu. Yang jelas-jelas aku tidak bisa menepatinya. Tapi aku akan berusaha. Demi Eonni.

"IU!" Dia memangilku. Aku berbalik dengan muka yang agak sebal, "Apa lagi?"

"Terimakasih."

Aku melanjutkan langkahku. Ada sedikit perasaan bersalah karena aku tidak bisa bersikap baik padanya. Aku hanya tidak suka pada perjodohan ini, bukan berarti aku tidak suka padanya(sebagai teman). Hanya karena tidak suka, bukan berarti aku membencinya.

----

Sepulang sekolah, aku masih bepikir solusi perjodohan konyol itu.

Akhirnya kuputuskan menghubungi Sehun-ssi.

"Oppa!" Ah, aku mulai memangilnya seperti itu lagi.

"Ne!"

"Ah, maafkan aku menganggu Sehun-Ssi."

"Tidak. Aku hanya sedang makan."

"Berarti aku menganggu. Kita lanjutkan nanti saja. Di rumahku sambil mengajar les privat. Jangan lupa!" Aku langsung menutup ponselku.

Sudah dua jam setelah sepulang sekolah aku menunggu Eonni keluar kamar. Kupikir, jika Sehun-Ssi disini Eonni akan keluar.

"Sehun-Ssi!" Aku memanggilnya ketika dia akan mengetuk pintu rumahku yang terbuka. Dia tersenyum dan bergegas masuk. Kupersilahkan dia untuk duduk.

"Jadi, mana bukumu?"

"Omo! Aku bahkan belum menyiapkanya." Sebenarnya dari tadi aku memang tidak berniat belajar.

Tiba-tiba dia memegang kepalaku dan membalikkan badanku menuju kamar, lalu mendorongku. "Aigoo!" Aku menggumam lirih sambil berjalan mengambil bukuku.

Sesudahnya aku mengambil buku. Aku pura-pura berteriak agar Eonni mendengar, "Sehun-Ssi apa yang harus kuambil?" aku berteriak sambil berjalan. Tapi Sehun-Ssi malah menatapku keheranan.

"Kau ini kenapa?" Alisnya terlihat menyatu.

"Tidak." Aku menjawab asal saja.

Setelah aku belajar dengan Sehun-Ssaem. Aku bercerita kalau Eonni tidak mau keluar kamar. Tapi Sehun hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Sehun-Sseam! Kau ini!" Aku berbicara tapi dia hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Kau memanggilku Sseam?"

PRIVÉ [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang