Part 28 Equality Before the Law

2K 197 17
                                    

Ponselku berbunyi, aku mengabaikannya. Aku melajukan mobilku lebih kencang lagi.

Aku melihat kaca spion berkali-kali, "Sial! Dia mengikutiku!" Siapa lagi kalau bukan suruhan Byun Jigoo?

Ponselku meninggalkan pesan suara dari pemanggil, "berhentilah Jaksa Lee Ji-Eun!" Suara orang brengsek selalu berhasil membuat telingaku sakit.

Aku tidak peduli, aku tetap melajukan mobilku, jangan sampai Bae Heera kenapa-napa.

"Heol! Aniya!!" Mereka menembak ban mobilku!

Ciiit!!(anggap aja suara ban mobil tergesek aspal)

Tak peduli keadaan mobilku, aku tetap melajukan mobilku setelah sempat hilang keseimbangan.

Ponselku kuraih dan mencoba menghubungi Chanyeol, "Heol! Kenapa tidak bisa dihubungi?!"

Lalu aku mencoba menghubungi Kyung Rye-On. Dia pengacara yang akan membantu kasusku, "Angkat!!" Aku mengumpat.

Di jalan tol ini, mana mungkin ada polisi? Aku melajukan mobilku tak peduli dengan pelk banku yang bengkok.

"Sunbae! Kenapa lama sekali! Gawat aku dikejar suruhan Byun Jigoo."

"Jjinja?!! Apa SIS sudah tahu keberadaanmu?!"

"Aniya! Mereka belum tahu jika aku dalam keadaan ini! Tapi mereka tahu kalau aku akan ke rumah Bae Heera!"

"Seupai (mata-mata) payah!"

"Andwe! Mereka sudah berusaha! Apa yang harus kulakukan?!" Aku melihat spion dengan gusar.

"Berhentilah dan hadapi mereka sebisamu! Kau tahu jika kau terus melajukan kendaraanmu, mobilmu akan jungkir balik. Kau bisa?!"

"Mollayo!!! (Tidak tahu) aku tidak membawa senjata! Bagaimana bisa aku melawan mereka! Mereka punya pistol!" Suaraku bergetar.

"Gwaenchanha!(tidak apa-apa) Tenang!" Dia menenangkanku. Tapi mana bisa aku tenang? Heol!

"Eotthokhae?!(apa yang harus dilakukan?)" Aku teriak agar dia sungguh-sungguh memberiku solusi, bukannya mencoba menenangkanku.

"Meongdderyeo! (Aku kehilangan akal!) Lakukan apapun sebisamu, SIS akan datang! Percayalah! Aku masih di Jepang! Bagaimana aku bisa membantumu! Gunakan saja pistol yang ada di bawah kursi kemudimu! Aku yang menaruhnya disana!"

"Geurae!(baiklah)" Lalu kumatikan ponselnya.

Aku segera memutar mobilku 90° hingga menghadap mobil suruhan tuan brengsek itu setelah sampai di hutan belantara. Sepi! Aspal yang masih mulus dengan pohon membungkus menutupi awan.

Mobil hitam itu juga berhenti.

Maldo andwe! (Tidak mungkin), umpatku dalam hati setelah turun dan melihat suruhan Byun Jigoo brengsek itu. Pistolku masih ku sembunyikan di saku belakang celanaku.

"IU! Pergilah! Kenapa kau berhenti?!" Bae Heera menatapku dengan ikatan ditangannya.

"Ahjumma! Kenapa kau-"

"Shikeuro!(Diam!)" Byun Jigoo berteriak lantang. Aku tidak percaya jika yang mengikutiku tidak lain adalah Byun sendiri. Dan yang paling membuatku tidak percaya lagi, Bae Heera bisa disandra Byun Jigoo. Padahal, banyak sekali orang yang bertugas menjaga Bae Heera.

Aku menatap Byun lekat, "lepaskan dia!"

"Satu syarat!" Byun mencebikku.

Aku memijat pelipisku, "cepat katakan!"

PRIVÉ [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang