Part 6

2.2K 226 7
                                    

"Ambilkan aku minum!" Ulangnya lagi.

"Are you crazy?" Jawabku sambil pergi meninggalkannya.

"Ambilkan atau kucium?" Kata Baekhyun yang lantas membuatku menghentikan langkahku.

"Jangan coba-coba!" Teriakku setelah membalikkan badan menunjuknya dengan telunjukku.

Dia bergerak mendekatiku, membungkukkan kepalanya tepat didepan mukaku, "Bercanda!" Lalu dia pergi ke dapur.

"Kenapa kau terlihat seperti Sehun-Sseam?" Tanyaku setelah dia mengambil minum.

"Tentu saja. Dia kaka-" Dia menghentikan bicaranya sesaat. Lalu melanjutkan minumnya.

"Apa kau bilang?" Aku menyuruhnya mengulang. Lebih tepatnya, menjelaskannya.

"Apa tadi yang kau bilang?" Dia mengulangi perkataanku dan pergi meninggalkanku untuk duduk di ruang keluarga. Aku tetap mengikutinya.

"Kau ini kenapa? Masuk rumah tanpa permisi. Menyuruhku. Sekarang? Mengabaikan pertanyaanku!" Kataku padanya. Lalu aku pergi meninggalkannya. Pergi ke kamarku dan mengunci kamarku. Kebetulan tidak ada orang dirumah. Mangkannya dia berani seperti itu.

Setelah satu jam belajar. Aku keluar kamar. Dan kudapati sudah ada Eonni, Appa dan Baekhyun di ruang tengah.

Aku melihatnya saja. Buat apa penasaran. Toh, mungkin hanya masalah perjodohan konyol itu.

Setelah dari dapur. Aku membawa segelas minuman. Niatnya, untuk kubawa dan kuminum di kamar. Tapi melihat mereka serius sekali. Aku jadi ikut bergabung dengan mereka.

"Eomma mana?" Tanyaku setelah duduk dan minum.

"Masih di rumah Tuan Byun." Jawab Appa.

"Kalian berbicara tentang apa?" Tanyaku sambil meletakkan gelasku di meja.

"Pertunangan yang akan dilaksanakan 17 hari lagi." Kata Appa lagi.

"Masuklah kekamarmu!" Suruh Eonni.

"Aku?" Aku bertanya untuk memastikan.

"Iya kau." Jelas Appa.

Dengan kesal aku berdiri dan langsung ke kamarku. Aku tengkurap sambil memasang muka sebalku, "Memangnya acara pertunangan tidak boleh diikutcampuri oleh anak kecil? Baekhyun juga masih kecil. Dia seumuran denganku." Gerutuku bicara sendiri.

"Ommo! Apa aku memanggil diriku anak kecil?" Sambil menepuk pipiku.

Ponselku berbunyi. "Sehun?" Teriakku sambil bangkit dan menerima panggilannya.

"Ne!"

"Apa kau sibuk?" Tanyanya.

"Tentu tidak!" Kataku.

"Besok mau ikut?"

"Kemana?" Tanyaku sambil senyum-senyum.

"Ke restoran."

"Untuk apa?"

"Menemaniku. Jangan banyak bertanya!"

"Ommo! Baiklah." Kataku sambil tersenyum lebar.

"Kututup. Sampai ketemu besok!" Katanya kemudian.

"Yeeeeey. Aku mencintaimu Sseam!" Teriakku.

Lalu kulihat ponselku. Astaga belum ku matikan! Sseam juga belum mematikan panggilannya. Dengan sekejap aku mematikan panggilannya.

Membuang ponselku ke tepi kasurku. "Aku malu!" Kuharap dia tidak mendengarnya. Semoga.

----

Esoknya aku bangun pagi-pagi sekali. Aku segera berdandan dan menunggu Sehun-Sseam menjemputku.

Aku pergi ke ruang tamu. Aku duduk dan memainkan ponselku.

"Mau kemana?" Tanya Eomma. Di susul Eonni bergabung duduk.

"Pergi ke restoran Sehun-Sseam." Kataku.

"Untuk apa?" Tanya Eonni dengan muka serius.

"Kencan!" Kataku bercanda. Aku tertawa. Tapi Eonni dan Eomma tetap diam.

"Aku pergi ke kamar." Kata Eonni tanpa melihatku.

"Kenapa tidak sarapan dulu?" Tanya Eomma.

"Nanti. Di restoran."

"Permisi!" Suara Sehun-Sseam.

"Oh.. Sseam." Aku berdiri dan menghampirinya.

"Masuklah!" Suruh Eomma.

"Lain kali saja. Aku harus segera ke restoran." Tolak halus Sseam.

"Berangkat sekarang?" Tanyaku.

"Tentu." Dia tersenyum.

----

Setelah kita sampai di restoran, aku melihat Sseam sangat sibuk dengan pekerjaannya. Aku menunggunya sambil minum coklat panas di kursi klasik dekat kaca.

"Makan sekarang atau nanti?" Tanyanya menghampiriku.

"Sseam. Kita makan bersama."

"Aku nanti saja." Katanya memegang tanganku.

"Kalau begitu aku akan menunggumu."

Dia tersenyum, "Mau membantu?" Tanyanya sambil memberikan daftar stock bahan makanan padaku.

"Aku harus belanja ini semua?" Tanyaku tidak percaya.

"Tidak." Dia tertawa. "Cek saja barang itu di dapur. Apa sudah ada." Lanjutnya.

"Baiklah boss!" Kataku meninggalkannya.

"IU!" Panggilnya padaku.

"Maafkan aku."

"Untuk?"

"Ah. Bukan apa-apa."

----

Setelah semua pekerjaan selesai. aku makan dengan Sseam. Tapi makannya di dalam ruangan kerja Sseam. Kata Sseam akan mengganggu pelanggan jika makan di dalam restoran.

"Sseam 16 hari lagi. Cepat sekali ya?"

"Habiskan makananmu. Jangan membicarakan itu."

"Tapi jika Eonni sudah menikah. Aku akan sendiri." Tanyaku masih sambil melihat makananku.

"Kan masih ada orangtuamu."

"Tap-"

"IU. Kakakmu masih akan bertunangan. Bukannya menikah." Dia memotong pembicaraanku.

"Tapi sama saja. Setelah pertunangan. Mereka juga akan menikah, 'kan?"

"Diam atau kucium?" Sontak aku diam dan makan dengan cepat. Kulihat dia tersenyum.

Akhirnya makananku habis.

"Baekhyun kemarin juga seperti itu. Dia menyuruhku mengambil minuman. Katanya, ambilkan atau kucium? Laki-laki jaman sekarang memang aneh!" Kataku sambil membawa piring ke dapur restoran.

"Mungkin kebetulan."

"Atau mungkin itu kebiasaan kalian!"

PRIVÉ [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang