Paginya aku pergi kesekolah diantar Eonni. Kata Eonni, dia sudah lama tidak mengantarku. Jadi hari ini dia bersikeras mengantarku. Padahal, dia harus ke kantor.
"IU. Bagaimana hubunganmu dengan Sehun?" Tanya Eonni yang mendadak membuat jantungku seperti dipukul keras.
"Baik-baik saja."
"Oh.. Syukurlah." Dia mengangguk-anggukkan kepala masih dengan menatap kedepan untuk mengemudi.
"Kalau kau dengan Baekhyun?" Pertanyaan yang tak kusadari keluar dari mulutku.
"Baik." Dia diam sejenak, "Sehun orang yang baik. Kalau kau menyukainya, kau jangan menyakitinya."
"Tunggu sebentar. Sejak Eonni memutuskan untuk menikah dengan Baekhyun, kau jadi sibuk mencampuri hubunganku dengan pria lain. Padahal kau dulu tak peduli jika aku berhubungan dengan siapapun."
"Itu karna aku peduli."
"Peduli padaku? Atau pada Sehun?"
"IU!" Teriak kakakku sambil menghentikan mobil tepat didepan gerbang sekolahku.
"Sudahlah! Jangan berbohong! Kau menyukai Sehun, 'kan? Bukan Baekhyun!" jelasku meninggalkan kakakku begitu saja.
----
Pulangnya aku jalan kaki menuju halte. Saat aku menunggu busnya, aku melihat Sehun-Sseam. Dia mengarah ke arahku. Tapi aku mengabaikannya.
"Kau marah pada Suzy?" Katanya sembari duduk disampingku. Aku diam. Bagaimana dia bisa tahu? Kalau mereka tidak ada apa-apa, mana mungkin Sehun-Sseam tahu secepat itu?
"IU. Suzy hanya peduli padamu." Lanjutnya.
Aku diam.
Lalu keheningan sejenak, "Jika kita berbohong untuk kebaikanmu, apa kau akan marah?" Dia memulai berbicara lagi.
Aku diam.
Busnya datang. Aku langsung naik bus.
Dia menarik tanganku, lalu menarikku masuk ke mobilnya. Aku hanya bisa meneteskam air mata. Aku tahu ada kebohongan disini, tapi aku tak tahu apa kebohongan itu. Dasar bodoh! Payah!!
"Kau tau. Aku bukan gadis dungu. Kalian saling mencintai. Tapi Eonni menerima Baekhyun untuk membuatku tidak menikah. Itukan yang sebenarnya terjadi?" Kataku dengan memegang pipinya.
"Suatu saat kamu akan tahu IU." Dia menatapku.
"Sampai kapan? Sampai Eonni bercerai karena tidak ada cinta antara mereka?" Masih dengan air mataku yang terus mengalir.
"IU. Kami hanya tidak ingin kau terlibat."
"Aku tidak tau maksudmu." Lalu kupeluk dia. Lama. Sampai baju area dadanya basah karna air mataku.
"IU. Sudah. Jangan menangis lagi." Dia mengelus rambutku. Aku yakin Sehun-Sseam peduli padaku. Tapi untuk cinta, mungkin tidak.
"18 hari lagi! Putuskan sesuatu!" Aku berbicara tersedat-sedat. Karna aku yakin, Eonni sedang menyembunyikan sesuatu.
----
Setelah Sehun-Sseam mengemudi mobilnya kira-kira duapuluh menit. Dia menghentikan mobilnya didepan restoran miliknya. Aku tetap duduk di bangku mobil tak berkutik sedikitpun.
"Turun atau ku cium?" Tanyanya setelah membuka pintu mobil untukku. Aku diam.
Lalu dia benar-benar menciumku. Tapi dengan cepat dia melepaskan ciumannya dari pipi kananku. Aku hanya diam. Menatapnya lama. Dia memutuskan mencium pipi kiriku
"Baiklah aku turun!" Aku langsung turun mobil dengan agak mendorong pundaknya agar aku bisa lewat.
Udaranya panas sekali didalam mobil itu. Aku berjalan menuju restoran dengan memegang kedua pipiku. Dasar pria menyebalkan.
"Kau cantik." Bisiknya ditelingaku pelan sehingga membuatku tekejut. Lalu dia memegang tanganku. Lebih tepatnya, menggandeng tanganku.
Saat aku masuk ruangan dalam restoran itu, aku melihat meja kerja Sehun-Sseam sangat rapi. Aku mendekati rak bukunya, lalu kuambil buku bersampul biru muda yang bertuliskan Pick Up Your Dream.
"Kau mau baca?" Tanyanya. Aku mengangguk. Lalu dia menepukkan tangannya dikursi sebelahnya. Maksudnya, agar aku duduk disampingnya.
Aku duduk disampingnya sambil membaca buku itu.
Baru sepuluh menit aku membacanya, buku itu sudah membuatku terkesan.
"Sseam! Bukunya bagus." Kataku. Setelah itu aku melihatnya. Ternyata dia tidur. Bersandar di sofa disampingku. Aku tersenyum melihatnya. Bagaimana tidak. Dia tampan sekali.
----
Setelah aku belajar di meja kerja Sehun-Sseam sambil menunggunya bangun. Akhirnya dia bangun juga. Saat aku sadar dia akan terbangun, aku pura-pura tidak melihatnya.
"Astaga!" Katanya setelah mengucek matanya.
"Kau sudah bangun?" Tanyaku.
"Aku tertidur?"
"Ehm" Aku mengangukkan kepala.
Lalu dia pergi ke toilet. Setelah dia membersihkan wajahnya dengan handuk. Dia langsung menghampiriku.
"Mau pulang sekarang?"
"Tentu." Aku bergegas merapikan barang-barangku.
"Maaf aku tidak mengajarimu les karena aku tertidur." Katanya dengan mata bersalah.
"Tidak masalah. Aku sudah belajar sendiri." Aku bangkit sambil menenteng tasku.
"Tidak makan dulu?" Tanyanya lagi.
"Disini?" Aku balik bertanya.
"Terserah kau." Katanya menggandeng tanganku keluar restoran.
"Loh! Katanya terserah padaku?" Dia malah membawaku keluar restoran
"Kupikir, kau akan suka jika aku mengajakmu makan di kedai samyang kesukaanmu."
"Tentu saja!"
Lalu kita naik mobil dan menuju kedai. Disana aku memesan samyang dan vanilla latte.
Setelah kita makan, Sehun-Sseam mengajakku bergegas pulang karena ada urusan satu jam lagi.
"Maaf ya, jadi buru-buru." Katanya sambil mengemudi.
"Tak apa. Memangnya apa urusan mendadaknya?" Tanyaku penasaran.
"Bisnis."
Setelah sampai dirumahku, dia langsung pamit pulang tanpa turun dari mobil.
Aku melambaikan tangan.
Tersenyum sampai mobilnya tidak terlihat. Diam ditempat walau mobilnya sudah tidak ada di pandanganku.
"Kau suka padanya?" Suara yang membuatku menoleh kearah suara itu.
"Astaga! Baekhyun!" Aku sangat terkejut.
"Jangan terkejut. Akukan berhak kerumah ini." Lalu dia masuk kerumahku mendahuluiku.
"Dasar tidak punya sopan santun!" Kataku mengikutinya. Melihat apa yang akan dia lakukakan.
Dia duduk di sofa.
"Ambilkam aku minum!" Suruhnya padaku.
Ini kenapa sih. Dia kenapa? Menyebalkan! Jangan harap aku sudi Baekhyun!
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIVÉ [COMPLETE] ✔️
Fiksi Penggemar[Completed 120717] Casting : Baekhyun, IU, Suzy, Sehun.