Part 23

1.8K 156 10
                                    

"Apa ini restoran tempat Ayahmu bekerja?" Aku bertanya pada Nana tepat di depan Smoktraf restoran.

Dia mengangguk, "ayo masuk."

Lalu kami berdua masuk.

"Hai Kai!" Nana melambaikan tangan pada pelayan restoran.

Lalu laki-laki pelayan itu menghampiri kami, "cari Chef.Kris?"

Nana mengangguk, "iya."

Laki-laki itu langsung memanggil seseorang untuk memanggilkan Tuan Kris.

Laki-laki itu melihatku sekejap lalu kembali menatap Nana, "dia siapa?" Tanya laki-laki itu pada Nana.

Nana memegang tanganku, "ini tetangga apartemenku, dan kebetulan kita sekelas di kampus. Kenalkan IU, dia Kai."

Lalu aku membungkukkan badanku sedikit dan menjabat tangannya, "IU."

"Kai."

Lalu kami bertiga duduk di sofa sembari menunggu Tuan Kris.

"IU. Kai ini sepupuku. Dia anak pemilik restoran ini." Kata Nana.

"O ya?" Kukira dia pelayan. Ternyata dia manager disini.

"Ah.. Aku hanya menjalankan bisnis keluarga." Kai berbicara dengan senyum lebar.

"Kai, kau jangan salah tingkah. Walau kau sudah tua dan berhubung tidak punya kekasih, jangan harap kau bisa mendapatkan IU!" Nana bicara dengan Kai. Aku hanya tertawa.

Memang benar, Kai dari tadi curi-curi pandang kepadaku.

"Kenapa?!" Wajah Kai langsung mendadak datar.

"Dia sudah menikah." Tambah Nana.

"Benarkah itu?" Kai menatapku.

Aku mengangguk, "ini cincin pertunangan kami waktu itu." Aku menunjukkan cincin yang ada di jari manis-ku.

Kai langsung meletakkan kedua tangannya di pipinya, "padahal aku sudah punya harapan agar punya kekasih."

Nana dan aku tertawa.

"IU. Dia memang empat tahun diatas kita. Dan naasnya, dia tidak pernah punya kekasih." Nana menjelaskan.

Kai mengacak-acak rambutnya, "jangan ingatkan itu lagi. Aku pernah beberapa kali ditolak. Hehe.." Dia terkekeh ringan.

Aku hanya tertawa ringan.

Nana menyenggol tangan Kai, "tuh, ada pelanggan cantik. Tanya gih!"

Lalu Kai sumringah dan melayani pelanggan itu ramah.

Aku menggeleng-geleng kan kepala sambil tertawa, "dia lucu ya?"

Nana mengangguk, "dia sebenarnya pria baik. Dia bukan laki-laki yang suka menggoda."

Aku mengangguk. Memang dia mudah bergaul dan aku tahu, pembicaraan kita tadi hanyalah candaan untuk lebih mengakrabkan diri.

"Appa!" Nana memanggil Tuan Kris setelah menangkap sosoknya dari dalam dapur restoran.

Tuan Kris ikut duduk, "kejutan sekali kalian kesini?"

"Ne Appa! Aku mengajak IU kesini."

"Jalan-jalanlah sepuas kalian. IU pasti juga kesepian di apartemen sendirian." Tuan Kris paham sekali dengan hatiku yang sepi.

"Tentu. Aku akan menemaninya Appa, jadi dia tidak akan kesepian." Nana menepuk-nepuk punggung tanganku.

Aku hanya tersenyum melihat kedekatan mereka.

"Apa perlu ku hidangkan makanan?" Tuan Kris bertanya pada kami berdua.

PRIVÉ [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang