Part 11.It's So Crazy

1.9K 203 24
                                    

"Ada apa ini?" Tanya ibu tiri Baekhyun. Aku sungguh lupa namanya. Tapi dia sungguh cantik. Umurnya mungkin sekitar 40 an.

"Eomma aku hanya mencari daftar kekayaan Appa untuk tugas sekolahku." Baekhyun mengatakannya dengan sangat santai. Dasar pria gila! Disaat seperti ini dia masih bisa mengelak.

Tuan Byun menyambar dokumen dari tanganku. Dia membaca sekilas dan menatapku, "Kenapa kau mengambilnya?"

Aku hanya diam menatapnya. Sial, apa yang harus kukatakan.

"Appa, dia kira itu dokumen harta kekayaan Appa."

"Lalu kenapa dia ikut? Ini tugasmu, 'kan?" Tuan Byun melototkan matanya.

"Dia kekasihku. Wajar saja dia ikut." Dengan santai dia menjawabnya.

"Dasar gila! Dasar Bodoh!" Ucapku dalam hati. Sungguh, aku menyesal memaksanya agar aku bisa ikut.

Lalu Tuan Byun tertawa. "IU kekasihmu?"

"Sudahlah. Mereka masih anak-anak." Kata ibu tiri Baekhyun.

"Haha, jadikan dia istri keduamu." Kata Tuan Byun meninggalkan aku dan Baekhyun. Ibu tirinya tersenyum kecut lalu pergi.

"Dasar pria tua bodoh!" Ucapku sambil memukul-mukul angin.

Baekhyun menyambar dokumen yang ditaruh Tuan Byun di meja untuk dia jadikan kipas, "Untung aku keren."

"Dasar pembohong. Kekasih? Mana ada?" Aku mencibirnya. Sungguh aku kesal.

"Yang penting selamat, 'kan?"

"Istri kedua? Yang benar saja!" Aku meninggalkannya keluar ruangan.

Dia mengikutiku, "Dia hanya bercanda."

"Iya aku tahu. Tapi sama sekali tidak lucu. Dia yang melucu, dia sendiri yang tertawa, aneh!"

"Ayo kuantar pulang." Kata Baekhyun.

"Jangan pulang dulu, ayo makan bersama." Ajak ibu tiri Baekhyun yang tiba-tiba menghampiri kami.

"Ah, Terimakasih. Tapi itu merepotkan." Kataku.

"Ayolah. Kakakmu akan jadi menantu disini, jadi kau juga anggota keluarga kami, jangan sungkan." Ibu tirinya baik sekali.

Lalu kita makan bersama. Tuan Byun makan sambil memainkan ponselnya, dia pria sibuk. Lalu setelah makan dia mencium istrinya dan pergi.

"Dia kemana?" Tanyaku lirih pada Baekhyun.

"Ke kantor mungkin." Lalu dia meneruskan makannya.

Setelah selesai, aku diajak keliling rumah oleh Baekhyun.

"Rumahmu besar sekali." Kataku padanya.

"Jika istri ayah dan anaknya dikumpulkan, mungkin rumah ini cukup."

"Omo! Berapa istri ayahmu?" Tanyaku penasaran.

"Aku juga tak tahu. Ibuku istri ke duabelas."

"Daebak!"

"Berapa anaknya?"

"Dari yang dinikahi ayahku, yang memiliki anak hanya tiga istrinya. Tapi yang hidup hanya dua putra."

"Kau, dan?" Aku semakin penasaran.

"Hyungnim."

"Sehun?"

Dia tersenyum, "Entahlah."

"Dasar pelit, tinggal menjawab iya atau tidak saja susah."

"Dasar bawel!" Dia menarik tanganku untuk lebih cepat berjalan.

"Kenapa istri yang lain tidak memiliki putra atau putri?"

"Karna Appa tidak menginginkan putri. Jadi setiap istri yang memiliki anak putri akan digugurkan."

"Itu kejam!"

Dia tersenyum, "Jangan beritahu siapa-siapa."

"Tapi itu tindak kriminal." Kataku padanya.

"Walaupun kau mau melaporkan, tidak ada yang akan mempercayaimu."

"Kenapa?"

"Istri sah ayah hanya tiga. Yang lain hanya istri permainannya. Mana mungkin mereka percaya perkatanmu, mediapun hanya percaya pada Byun."

"Yang sah itu ibumu, ibu tirimu, dan ibu hyungnimmu?"

"Iya." Lalu dia duduk di bangku taman kecil dibelakang rumahnya.

"Baekhyun!" Aku duduk disampingnya.

"Ne?"

"Aku punya seribu pertanyaan di otakku."

"Simpan saja!"

"Kenapa?" Aku menyatukan alisku.

"Untuk saku di masa depan." Dia tertawa.

"Dasar gila! Kau pikir ini uang." Aku ikut tertawa.

Dia memandang bunga yang ada didepannya.

"Kenapa kau katakan kalau aku kekasihmu?"

"Itu satu-satunya cara."

"Lalu tanggapan mereka bagaimana? Apalagi jika Eomma dan Appa tahu."

"Sudahlah. Tenang saja."

"Jika aku dikira pengganggu hubunganmu dengan Eonni?"

"Itu tidak akan."

"Kau santai sekali ya?"

"Tentu." Dia tersenyum.

"Ibu tirimu baik." Kataku ikut memandang bunga yang dia pandang.

"Melebihi baik. Sebenarnya dia membenci ayahku, sama seperti diriku."

"Membenci?"

"Dia mencintai ayah sebelum dia tahu bahwa ayah mempermainkan banyak wanita. Berkali-kali ibu tiriku meminta cerai darinya. Tapi Byun sangat mencintainya. Mungkin cinta bisa merubah sikapnya. Semoga saja."

"Banyak sekali yang belum aku tahu." Aku memanyunkan bibirku.

"Aku juga."

"Sebentar lagi kau bertunangan ya?" Aku mencoba memancingnya.

"Cepat sekali." Jawabnya santai.

"Bagaimana dengan ujianmu?"

"Pertunangan tidak akan mengganggu ujianku." Lagi-lagi dia menjawabnya santai.

"Jujurlah. Sebenarnya kau mencintai siapa? Kurasa kau tidak cinta pada Eonni."

Dia hanya tersenyum.

"Kau akan terluka Baekhyun." Kataku padanya.

Dia memegang pergelangan tangan kananku, "Untuk apa bahagia? Toh, kebahagiaanku sudah tiada."

Aku tahu kebahagiaannya ada di dalam ibunya. Dan kematian ibunya pun masih misteri bagiku, mana bisa aku bertanya, itu akan melukainya.

"Kau masih punya banyak kebahagiaan." Aku memegang pipinya.

"Jika ada, itu pasti kau."

PRIVÉ [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang