MY NORMAL DAY

167 11 6
                                    

*VRaSS

Seperti biasa, hari yang panas. Terik matahari ganas pada hari ini membuatku ingin memadamkannya dalam sekejap. Hembusan angin yang perlahan namun pasti, membuatku sedikit risih. Awan menggumpal jarang di langit mempermudah sinarnya masuk dan melelehkanku di sini.

Di bawah sini, seperti biasa juga, aku baru saja pulang dari berbelanja. Kubawa dua tas belanjaanku yang hampir penuh sesak.

Kupercepat langkahku menuju rumah. Aku tidak mau merusak kebutuhan hidup utamaku ini, setidaknya tidak hari ini, tidak dengan membakar makananku di bawah sinar matahari langsung ---- miris.

Kulangkahkan kakiku lebar-lebar dan mendarat tepat di depan pintu masuk utama. Beruntung atap kecil ini dibuat di atas pintu utama, harapanku untuk makan secara sehat masih bisa terpenuhi.

Segera kuraba saku jaketku dan mengambil benda penting rumah ini, apalagi kalau bukan kunci. Segera saja aku masuk ke dalam rumahku dan menyelamatkan nyawa berhargaku di tas belanjaan ini.

Aku bergerak menuju ke gantungan kayu di dekat dinding, dan menggantungkan jaket hoody-ku yang sedari tadi kugunakan untuk melindungiku dari dinginnya pagi. Kumelangkah menuju dapur, yang letaknya tepat di samping dinding pintu masuk. Kuletakkan dua tas belanjaan tadi di atas meja dapur dan mulai menatanya di rak-rak dapur.

Semangkuk camilan dan acara televisiyang menarik, apa yang lebih menenangkan daripada itu?

''KRIIING!!!!'

Hampir saja aku melonjak kaget dengan suara bising mendadak di tengah keheningan aktivitasku. Aku meraih ponsel hitamku yang baru saja kuletakkan di atas meja.

"Vrass?" ucapku mengawali,

"Hai, nak! How are you?" Ayah....

"Well, aku sedang makan camilan ringan sambil menonton acara televisi yang sedikit...membosankan. Bagaimana dengan ayah? Masih bekerja di kantor, duduk di belakang meja kerja, menanda tangani kontrak, dan memarahi pekerja yang tidak sesuai harapanmu?" tanyaku dengan nada agak kesal. Mau bagaimana lagi? Kebiasaan ayahku tidak pernah berubah.

"Nak, ayah tahu ayah sibuk, benar-benar benar sibuk, tapi ayah janji, I promise to you, dear, ayah akan datang ke rumahmu untuk sejenak, menikmati hari denganmu meskipun hanya satu hari."

Janji lagi

Dan aku mulai tidak yakin dengannya

"Dengar ayah, Vrass tidak ingin ayah berjanji hal mustahil pada Vrass begitu saja, karena Vrass tahu, ayah tidak akan mampu. Vrass sadar, ayah sibuk, dan Vrass tidak akan menekan ayah untuk bersamaku meski hanya satu menit. Ayah menghubungi Vrass saja sudah membuat Vrass senang," kukatakan itu dari ---- keinginanku yang pahit ---- hatiku yang paling dalam ---- dari paling dangkal.

"Ayah akan datang ke rumahmu akhir pekan!"

GLEK!

Baiklah, itu mengejutkanku. Kuakui, dia memang benar-benar keras kepala. Pria paling sibuk sepertinya? Yang hampir tidak ada waktu untuk mengurus dirinya sendiri? Akan menemuiku di akhir pekan?

Well, jujur, sebenarnya aku juga tidak terlalu peduli. Aku yakin dia tidak akan mampu, mengingat jadwalnya yang penuh sesak seperti keranjang belanjaanku tadi.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang