BEING CATCHED

15 3 0
                                    


*VRaSS

Hidupku yang kukira akan terpuruk selamanya karena bersembunyi di balik bayangan ketenaran ayahku dan keganasan setiap musuhnya yang menginginkannya jatuh, ternyata harus berhenti di tengah jalan. Para prajurit aneh ini membawaku entah kemana. Di dalam mobil van, terantai di tangan dan kaki. Tanpa jendela ataupun lubang kecil yang memungkinkanku melihat keadaan di luar sana, mencoba mencari tahu dimana kami berada sekarang. Setidaknya mengetahui dimana aku berada, karena melihat ekspresi lelaki gila di depanku ini, aku merasa dia tahu tempatnya, dan aku harus segera menebaknya sebelum aku dibawa terlalu jauh dari duniaku.

Jacob menunduk pasrah saat duduk di dalam mobil van ini, berseberangan denganku, sesama tahanannya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain diam, menunduk, pasrah dirantai, dibawa ke tempatnya semula. Aku mulai membenci suasana ini. Ketenangan kami yang dilatar belakangi suara getaran mobil dan gesekan ban dan tanah berbatu. Sejak keheningan tadi, aku mulai memikirkan kata-kataku sebelumnya.

Aku ingin kita mengobrol lagi.

Kenapa?

Karena aku 'lebih suka' begitu.

"Maafkan aku." Akhirnya aku bicara juga, setelah sepertinya satu setengah jam terdiam bersamanya disini.

"Untuk apa?" karena telah membunuhmu nanti.

"Karena memarahimu tadi. Aku tidak bermaksud begitu, tapi...aku terlalu lelah untuk bersabar." meskipun sebenarnya aku memang bermaksud menjauhkanmu agar tidak perlu susah payah mengeluarkan air mataku pada harinya. Mereka terlalu berharga untuk terbuang sia-sia.

"Seharusnya aku yang minta maaf." Sudah seharusnya kau yang minta maaf. Kau yang membawaku masuk ke dalam minibus ini. Seandainya kau tidak datang, aku akan tertidur di rumah menikmati hariku di lantai balkon yang dingin. Aku ingin mendengarnya menyesali setiap perbuatannnya karena telah memasukkanku ke situasi ini. Aku ingin mendengarnya memohon di kakiku agar dimaafkan karena perbuatannya itu. Tapi dengan bodohnya aku malah mengucapkan, "Kenapa?" karena kau sudah merusak masaku!! Masa begitu saja aku lupa? Masalahnya, bukan karena lupa atau aku tidak inghin mengakui perbuatannya padaku, karena tentu saja aku mengakuinya. Sangat mengakuinya.

"Karena telah berbohong padamu mulai sekarang. Karena aku telah mengkhianatimu mulai sekarang." Baiklah.....ini mulai tidak masuk akal, lagi. Dia akan berbohong dan berkhianat kepadaku mulai sekarang? Tidak adakah hal yang lebih baik daripada itu? Sesuatu tentang 'aku akan memberitahumu yang sebenarnya' atau 'aku berjanji akan mengubah hidupmu selamanya' atau, 'aku mencintaimu'.

Tunggu!

Apa?!

Baiklah, aku sudah berpikir terrlalu jauh dari gadis normal yang ingin tahu. Aku hanya menatapnya bingung. Mata abu-abuku membesar ingin tahu, tapi juga mengecil karena ragu dengan apa yang dia katakan. Dia seperti menutupi suatu hal yang sebenarnya sudah dia buka darti dulu. Suatu rahasia yang sebenarnya sudah diketahui orang lain sebelum dia, namun disembunyikan lagi.

"Kau tidak akan mengerti." ya, tentang itu aku sudah tahu, bodoh!

Dia menunduk lagi. Desahan pelannya mengakhiri percakapan kami saat ini. Tubuhnya melemas seperti akan mati kekurangan oksigen. Sikapnya seakan tahu apa yang akan terjadi dengannya selanjutnya. Sepertinya masa sulitnya akan berlanjut. Masa sulit?

Masa sulit!

Jalan keluarku.

Aku menatapnya lekat-lekat, berusaha mencari celah pembicaraan dengannya lagi. Berbicara dengannya sebenarnya sangat mudah, namun, membuatnya terlihat pintar dengan kata-katanta itulah yang membuatnya sulit untuk menerima jawabannya. Dia terlalu bodoh untuk diberikan pertanyaan mudah, apalagi jika diberi pertanyaan sulit, bisa jadi, tubuhnya menegang dan berubah menjadi seperti seorang kutu buku berkacamata besar dan tebal, berambut rapi dan klimis, dengan kemeja yang dimasukkan ke dalam celana penjangnya. Ugh, aku tidak mau dia terlihat seperti itu, bisa berdiri seluruh bulu kudukku nanti.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang