TENANGLAH

29 2 0
                                    


*JaCoB

Sial! Ini tidak boleh terjadi!

Dia...

dia...

dia membuatku berpikir sangat keras agar mendapatkan jawabannya. Aku tidak bisa menahannya. Aku harus segera 'beralih' saat ini juga, atau...aku bisa gila. Tapi, di depan gadis ini...di depannya yang masih saja bersikap tenang dengan keadaanku saat ini. Kenapa dia bisa se-tenang ini? Kenapa dia sangat mengesalkan? Tidak bisakah dia membantuku?!

Kedua tanganku mulai bersisik. Seluruh kulitku mulai mengeras dengan pancaran panasnya. Seluruh gigiku meruncing dengan cepatnya. Kedua mataku mulai meruncing, membuat warna biru tuaku menyebar di sekitarnya.

Aku takut jika kedokku terbongkar begitu saja. Aku tidak mau jika aku harus berakhir hari ini. Bagaimana reaksi'nya' nanti?! Bagaimana ekspresi Vrass nanti?!

"Maaf...aku...tidak....bisa...."

Dia tetap memandangku datar. Kernyitannya hanya tampak seperti debu. Tatapannya seperti kasihan namun juga tenang.
Dia...

gila!!!

Seketika itu juga, aku mulai tenang. Detak jantungku melemah. Keringatku mulai menetes dengan lancarnya. Suhu tubuhku menurun normal. Seluruh tubuhku kembali normal. Sisik di kulitku menghilang perlahan. Seluruh gigiku kembali normal. Mataku menajam layaknya mata manusia. Sedetik setelah semua itu berakhir, napasku tersengal-sengal dengan hentakan luar biasa pada tubuhku karena menahan 'perubahan' tadi.

Aku mencoba untuk menenangkan diriku kembali. Menormalkan seluruh indra dan kerja organ tubuhku. Kutajamkan mata manusiaku. Mengembalikan semuanya seperti semula. Akhirnya kulihat jelas semua yang ada di sekitarku.

Vrass...

Aku melihat gadis itu masih menyilangkan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya yang bersandar di meja. Matanya menatapku datar. Bibir tipisnya hanya tergores datar. Detak jantungnya normal. Napasnya teratur.

Dia...

Dia...

Tidak terkejut??

"Kau?! Bagaimana...?? Apa??" tanyaku terbata-bata.

Dia menegakkan tubuhnya dan menatapku pasrah. Dia menatap salah satu tangannya, begitu pun aku mengikuti tatapannya. Telunjuknya menunjuk satu sudut pergelangan tangannya yang polos. Apa yang dia maksud?

"Aku juga pernah menggunakannya, secara tak sengaja." jawabnya datar.

Aku mengernyit dan mengangkat kedua alisku, heran dengan apa yang dikatakannya. Dia mengangkat piringnya yang masih terisi utuh dan memasukkannya ke dalam kulkas. Dia melangkah menuju kamarnya, lalu kembali dengan selembar handuk ungu muda digantung di bahunya. Dia pun berjalan masuk menuju ke kamar mandi yang bersebelahan dengan tangga, dan berseberangan dengan dapur.

Gadis ini benar-benar misterius.
.
.
.
Tidak bisa kubayangkan perasaanku saat ini setelah deretan kejadian sejak kemarin. Gadis ini membuatku bertanya-tanya dalam hati. Dia seperti sebuah keajaiban. Sesuatu yang harus kupelajari, kuamati, kuteliti. Gadis ini tidak seperti gadis kebanyakan.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang