HILANG DAN LUPAKAN (1)

19 0 0
                                    


*VRaSS

Dia mendekapku semakin lama, membuatku tidak bisa lagi menahan keinginanku untuk tetap bersamanya, dan membatalkan keinginan bodohku tadi.

"Jacob... Lepaskan..." bisikku menahan tangis. Ini sudah diluar kendaliku. Aku tidak bisa terus-terusan melakukan ini!

"Jacob... Lepas..." bisikku lagi sambil sedikit mendorong dadanya, berusaha menjauhi dekapan hangatnya yang saat ini, dengan gilanya membuatku nyaman dan ingin tidur sekarang juga.

"Jacob..."

"Aku tidak mau melepaskanmu. Kau akan melupakanku, lagi." lagi? Apa maksudnya?

Dia langsung melepaskan pelukannya, dengan tetap meletakkan salah satu tangannya melingkari pinggangku, membuatku semakin risih. Tatapannya terpaku padaku, menatapku lebih hangat dari pelukannya. Kedua mata biru tuanya menenggelamkan aku dalam dirinya yang semakin kesusahan ini. "Aku harus pergi. Kau harus melepaskanku. Kau akan lebih bahagia dengan Vrass baru, mungkin dia lebih baik dariku. Mungkin perasaannya padamu lebih besar dariku, mungkin, pertengkaran seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi." pintaku memohon.

"Apa salahnya melepaskan masa lalumu, bila nanti kau akan mendapatkan sebuah masa depan yang lebih baik dan lebih indah?" ucapku membuatnya menatapku semakin tidak tega.

"Tapi masa lalu itu sudah menjadi salah satu bagian dalam diriku, dan jika dia lepas, maka aku tidak akan bisa jadi diriku sendiri, bagian itu hilang."

Jacob!!! Bisakah kau relakan saja aku pergi!! Kau bahkan tidak peduli padaku saat di perawatan dan di pulau bukit itu tadi.

"Jacob, aku tidak pergi untuk mati, aku hanya akan melaksanakan program dan berjiwa baru."

"Tapi sama saja, kau akan pergi sebentar, dan kembali namun dengan pribadi yang bercampur." ucapnya berbisik di telingaku, menghembuskan kata-kata tercekat itu.

"Tapi, jika kau memaksa, maka, biarlah aku memberikanmu salam perpisahan terakhir." perpisahan? Kata sialan itu masih saja diucapkan oleh mereka yang benar-benar akan kehilangan hal berharganya. Dan aku benci itu!

Jacob mengangkat tangannya, dan menyentuh daguku lembut. Dia mengangkat daguku perlahan, membuat tatapan kami beradu lebih tajam lagi. Hembusan napasnya terasa tersendat, seakan dia akan mati sebentar lagi. Wajahnya terlihat terang di cahaya temaram ini, meskipun kulitnya itu berwarna tidak terlalu putih. Kedua mata biru tuanya kembali melelehkanku dengan panas birunya. Sentuhannya membuat sleuruh bulu kudukku berdiri.

Tangannya berpindah tempat, membelai pipiku pelan dan hangat, menyelipkan beberapa helai poniku ke belakang telinga. Sentuhannya kali ini membuat napasku tercekat dan tidak bisa lagi kukendalikan detak jantungku yang sudah berdetak dua kali lebih cepat. Dia membuat jarak antara kami menghilang secara disengaja. Hembusannya semakin kencang, membuatku semakin meragu untuk melakukan ini. Tangannya meraih tengkukku dan menariknya lembut, mendekatkan kepalaku dengan kepalanya. Genggamannya di pinggangku mengencang, dan membuat detak jantungku berlomba membuatku mati.

Dan tiba-tiba...

Sentuhan hangat itu datang kembali, seakan merenggut nyawaku tanpa perlu melakukan program ini. Sentuhannya yang awalnya hanyalah paksaan dariku, kini datang tulus darinya, dan menyentuhku seakan aku ini adalah bagian terpenting dalam dirinya. Dia melakukannya secara sengaja, untuk menghiburku, dan juga dirinya sendiri, yang sempat membuat dia marah pada kali pertamanya.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang