MISS YOU

11 1 0
                                    


*VRaSS

Danny tidak menjawab apapun padaku. Dia terdiam seribu bahasa saat kutanyakan tentang sarung tangan putih yang lembut itu. Dirinya hanya tersenyum tipis tanpa menatapku, hanya menatap ke arah sarung tangan itu. Dia bahkan menyodorkannya dengan menunggu aba-aba tanganku yang terangkat untuk mengambilnya.

"Bagaimana kau bisa masuk?" tanyaku yang akhirnya dijawabnya dengan mudah.

"Mel."

Mel!

Tentu saja!

Dia ilmuwan penguasa program 'Kutub' ini, sudah pasti, Lix-ku, yang merupakan salah satu bagian rencananya, diperbolehkan lakukan apapun demi bisa mendapatkan ijin dariku yang akan menjadikannya Lix-ku. Dan benar saja, lama-kelamaan, MOD dalam diriku mulai mengijinkan dirinya memiliki separuh saja kekuasaan Lix itu. Untuk kekuasaan Lix total, hanya diserahkan pada bocah liar itu, Lix misterius yang akan menjadi Lix terhebatku, pengendali yang mengerti diriku, seperti dia mengerti dirinya sendiri.

"Dia menyuruhmu..."

"Tidak! Mel hanya membuka ruangan, dan aku masuk sendiri untuk mengambil ini." ucapnya menghentikan pemikiranku yang mengalih pada Mel menyuruh Danny untuk mengambilkan sarung tangan ini untukku.

Aku hanya ber'oh' ria saat mendengar penjelasannya yang singkat, padat, dan jelas itu. Segera kuambil sarung tangan itu dari tangannya dan kupakai, menutupi hampir sebagian besar tanganku. Bahannya yang dingin, membuatku tidak menyadari bahwa itu menghangatkan. Kenangannya yang misterius bahkan tidak menyadarkanku sedikit pun tentang identitas orang itu.

Saat selesai memakai sarung tangan putih itu, tak kulihat gerakan Danny yang sedikit pun berusaha untuk pergi meninggalkanku setelah melaksanakan apa kemauannya saat ini. Dirinya hanya terdiam mematung, memandangku dengan datar dan tanpa perasaan apapun yang diluapkannya. Kurasakan auranya berubah menjadi lebih hangat dan terasa sedikit dingin, ketika kuselesaikan kegiatanku, dan mulai menatapnya datar pula. Dirinya bahkan tidak berkedip sedikit pun, membuat diriku keheranan, namun terselubung ketidak pedulian. Dirinya berdiri terdiam mematung di hadapanku, membuatku semakin ketakutan dan berusaha untuk pergi dari hadapannya.

"Kau sudah selesai?" tanyanya membuatku hanya bisa menjawab dengan anggukan pelan dan senyum tipis yang tidak kuniatkan sebelumnya. Kegugupanku bertambah banyak, meluap dari diriku, membuatku tidak nyaman lagi berada disini.

"Uh.. Aku harus per....."

GRAB!!

Aku terdiam, membeku, tidak percaya dengan apa yang baru saja Danny lakukan padaku. Dirinya bahkan hanya terus mengeratkan sentuhannya, sedikit kasar, tapi juga terasa sangat...

...lembut.

'Aku merindukanmu.'

Pelukannya erat mendekapku, membenamkan kepalaku pada dada bidangnya yang bahkan hampir kulupakan untuk sekitar 2,5 tahun ini. Aromanya yang menguar lembut dan penuh mengidentifikasikan dirinya. Seseorang yang dewasa, bertanggung jawab, pekerja keras, pantang menyerah,...

...penyayang.

Aku bahkan hampir lupa kapan terakhir kalinya Danny memelukku hangat seperti ini. Sentuhannya hampir tidak mampu lagi kurasakan sejak kejadian malam trauma itu. Kejadian itu mengharuskanku untuk menghindari sentuhan sekecil apapun yang mungkin bisa berkembang menjadi sentuhan besar yang kasar dan mungkin mampu membunuhku. Kejadian malam itu membuat kehidupanku terpuruk, mengharuskanku untuk menjaga jarak pada setiap orang yang kedapatan beraura dan terlihat asing mengerikan.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang