DEAL?! (1)

21 4 0
                                    


*VRaSS

Danny berusaha menahan tawanya saat aku mengatakan hal itu di depannya secara tiba-tiba. Aku langsung meninju perutnya dan menghentikan sikap mengejeknya itu. Astaga, ternyata, dua setengah tahun ini cukup mengubahnya. Bahkan sangat mengubahnya.

"Maaf. Hanya saja, aku tidak bisa menahan tawa saat kau bertanya hal yang menakutkan itu." Aku menggeram ke arahnya sambil melotot menginterogasinya lebih lanjut. Dia berhenti tertawa dan kembali bicara. "Eheh! Tentu saja tidak! Kau berbeda dengannya, jadi ketakutanmu akan berbeda dengannya. Nantinya, kau malah mencintai air, dan udara. Kau hanya membenci, api."

Api?

Kehangatan maksudmu?

Apa benar jika...

"Apa 'mereka' akan mengubahku?" tanyaku memastikan bahwa dia tidak benar-benar bercanda menangkapku. Tapi bukannya jawaban ya, yang kutunggu selama ini, dia malah menggeleng dengan mengerutkan bibirnya, seakan menyesal bukan itu maksudnya. Dia berdiri menghadapku dan menatapku lekat-lekat. Lelaki ini.

"'Mereka' tidak akan mengubahmu." ucapnya dengan enteng. Dia kemudian menunjukkan lengannya yang terkepal dan menunjuk satu titik di pergelangan tangannya. "Tapi kau! Akan mengubahku."

Aku? Mengubahmu?
.
.
.
Kapal ini terus melaju tanpa perlu kami tahu kemana arahnya, kemana mereka membawanya. Tidak ada satu jawaban pun yang bisa kudapatkan disini. Danny juga tidak menjawab apapun padaku. Dia bilang, semua jawabannya akan kudapatkan nanti, saat kami sudah sampai. Aku mengernyit saat mendengar jawaban Danny. Tidak biasanya dia menyimpan rahasia, dan tidak pintar juga dia dalam menjaga rahasia. Sekeras apapun otaknya, dia tetap lemah di bagian menjaga rahasia, ya meskipun akan kuketahui lebih lama daripada teman bodoh yang tidak sengaja mengatakan yang sebenarnya.

"Jangan sampai jatuh...jangan sampai jatuh...aku bersumpah padamu Riy! Aku akan membuatmu menyesal karena membuatku seperti ini!!"

Riy? Siapa dia? Kenapa Jacob sangat dendam padanya? Apakah dia yang membuat Jacob  seperti ini? Apakah dia yang nantinya membuatku merubah Danny? Semua jawabannya hanya bisa didapat dari Danny, dan Jacob sendiri. Aku tidak ingin mengganggu Jacob yang menghindari air seperti api, tapi jika kutanyakan hal ini pada Danny, sudah pasti jawabannya ada di tempat yang sedang kami tuju, dan aku tidak bisa menunggu selama itu ---- atau bisa dengan perlunya menggigit telinga Danny sepanjang perjalanan.

Kudekati Jacob yang masih dalam posisi duduk bersandar tanpa menutup telinganya lagi. Kulihat dirinya berulang kali menutup mata saat cipratan air itu membasahi wajahnya. Kedua tangannya berpegangan erat pada pagar jeruji di kedua sisinya. Tubuhnya gemetaran hebat saat kami melewati beberapa ombak. Aku terkekeh melihatnya. Sepertinya dia tidak main-main. Dia ketakutan.

"Hei! Kau tak apa?" Ternyata, pertanyaanku menyinggungnya lebih daripada dia menyinggungku soal 'imut'. "Jika kau benci api, nanti, apa pendapatmu soal diriku!!" kemarahannya melampaui kemarahanku saat mengusirnya keluar dari rumah. Aku hanya mengernyit heran dengan kata-katanya. Dia tahu aku akan membenci api? Dan pendapatku soal dirinya?

"Apa kau apinya?" lebih sederhana dari yang dia kira. Tak kusangka dia mengatakan jawaban padaku seakan dia memberiku pertanyaan lain yang hanya bisa kujawab ketika kami sudah sampai nanti.

"Ya, jika kau 'es'nya! Tidak jika kau, hanya...kau!" huh?!

Dia mengubah posisinya seperti seorang gadis sendirian yang menangis di sudut ruangan. Menekuk kedua kakinya di depan dada dan memeluknya dengan kedua tangan. Wajahnya tertunduk takut dengan keadaan di sekitarnya. Ayolah, Jacob, air tidak seburuk itu. Seandainya kata-kata itu dengan mudahnya keluar dari mulutku dan menghiburnya sejenak, tapi, melihat ekspresinya saat ini, aku tidak berani lakukan apapun.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang