WITH YOU 2D (3)

13 0 0
                                    


*aMaNDi

Gadis itu terus menatap kedatanganku dengan diam membekunya. Tatapan ketakutan sekaligus terancam. Aku hanya mampu untuk terus menggeliat mendekati Mel, dan menurunkan kepalaku ke sebelah tubuh Mel, membuat gadis itu mulai mengeluarkan suhu dinginnya yang menguar cepat dari sekujur tubuhnya.

Tak kuduga, tiba-tiba ada sesuatu yang menyentuhku dengan mudahnya, membelaiku seakan kulit bersisikku tertutupi bulu lembut yang membuatnya nyaman untuk semakin lama membelaiku. Kulihat dari ekor mataku, Mel dengan nyamannya membelai kulit bersisik leher bawahku. Dirinya bahkan sempat tersenyum puas dengan apa yang baru saja dilakukannya. Dirinya bahkan sempat lupa untuk menenangkan gadis subjeknya, membuatnya menghilangkan rsa terancamnya itu, sehingga ikut menenangkanku.

Aku segera mendengus sedikit keras, membuat Mel tersentak cepat, lalu memandangiku dengan heran. Kutatap Mel dan gadis itu bergantian hingga wanita tua itu paham dengan apa yang kumaksudkan. Mengerti dengan apa yang baru saja kukatakan, Mel langsung berdehem keras dan memandangi ruang pengawas dengan seksama. Dirinya langsung mengangguk siap, dibalas anggukan siap pula dari Cam. Gadis berkaca mata dengan rambut lurus sebahu itu langsung kembali ke layar komputernya, menatapnya lama dengan urusan program membingungkan tingkat dewa itu.

Lamunanku langsung dibuyarkan oleh seruan Mel kepada gadis itu, membuatku terkejut dan tertegun mendengar permintaannya.

"Serang D! Dan buat dia tidak bisa lagi melawanmu!!!" serunya membuat kedua mataku dan gadis itu membulat.

Oke......

It's show time,

Honey.

*VRaSS

Angin semilir menghembus mengelilingiku. Gerakannya yang lembut namun menusuk karena dinginnya itu membuatku semakin nyaman untuk tetap duduk disini menikmatinya. Setiap suara deburan ombaknya membuatku ingin melayang di atasnya dan menyentuhnya, berkecipak di dalamnya, menyelam melihat keindahannya. Pemandangan di bawah atap berbintang tak berujung ini seakan memanggilku untuk kembali berubah dan menikmatinya untuk malam ini saja.

Aku segera berdiri di atas kedua kakiku, menapak tanah bukit tinggi berumput hijau yang menyegarkan. Kupejamkan kedua mataku dan kurasakan semuanya semakin jelas. Anginnya menghembus semakin kencang seperti suara napasku yang terengah-engah. Deburan ombaknya mengalir dan bertabrakan semakin keras, semakin kuat seiring detak jantungku yang semakin keras terasa. Bintang-bintang bercahaya semakin terang ketika kurentangkan tanganku untuk merasakan perubahan wujudku dengan makhluk buas nan anggun di dalamku.

Aku mengepalkan kedua tanganku erat-erat. Kupejamkan mataku rapat-rapat. Bibirku mengatup geram sekaligus ragu dengan apa yang akan kulakukan saat ini. Aku menggelengkan kepalaku cepat dan langsung duduk dengan hentakan keras kubuat. Aku menekuk kedua lututku di depan dadaku, memeluknya erat, menunduk di dalamnya, dan berusaha menahan isak yang kubuat karena tidak bisa melakukannya.

'Ini bukan keahlianku'

Rutukku...

'Ini mustahil'

...dalam hati terus menerus

'Aku tidak akan bisa melakukannya'

....dan terus, hingga...

'Aku.... tidak.... akan.... bisa....

....terbang'

...habis.








MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang