WITH YOU 2D (4)

13 0 0
                                    


*VRaSS

"...Jacob."

Tak sengaja, pikiranku beralih jalan dengan apa yang seharusnya kuceritakan pada lelaki di sebelahku. Dirinya langsung menoleh terkejut dan heran dengan kata-kata yang baru saja kuucapkan. Dirinya mengangkat satu alisnya dan menatapku yang tiba-tiba saja membeku saat tahu bahwa secara tak sengaja, aku menyebut namanya tepat di sebelahnya. Aku tergagap tidak karuan, malu dengan apa yang baru saja kuucapkan.

"Apa?! Kau baru saja menyebut namaku? Aku tidak salah dengar, kan?" tanyanya dengan seringainya yang khas menggodaku itu. Aku hanya mampu menundukkan kepalaku, menenggelamkannya dalam lekukan lipatan lututku. Aku menutupi wajahku yang terlanjur memerah karena malu dengan apa yang baru saja kukatakan. Dia langsung tertawa geli melihat tingkahku yang tiba-tiba ini di hadapannya. Dirinya mengejekku lebih jauh lagi, membuatku lebih malu lagi dan hampir saja berteriak kesal karena ejekannya.

"Katakan saja jika kau sedang memikirkanku." ucapnya masih dengan seringai jahilnya.

Hampir saja aku berteriak kesal dengan apa yang dikatakannya untuk mengejekku lebih jauh lagi. Beruntung kendaliku masih dalam kondisi normal, jadi, hanya kuangkat kepalaku dan menatapnya dengan senyuman malu yang baru saja dibuatnya lebih parah.

Aku segera melanjutkan percakapan kami dengan diriku sebagai tokoh utamanya.

"Sampai dimana kita tadi?" tanyaku langsung ke intinya, membuatnya langsung memudarkan senyumannya dan mulai kembali serius untuk mendengarkan ceritaku.

"Kau terjatuh?" ucapnya mengingat-ingat kejadian terakhir yang kuceritakan. Aku segera menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kulakukan ini karena, kejadian ini yang paling membuatku berharap sejak hari itu.

Sebuah penyelamatan.

Heroisme.

"Aku jatuh tersandung, membentur keras dengan dinding di sampingku, membuat kepalaku pusing, dan pandanganku mengabur karena bingung. Kulihat samar-samar ketiga berandalan itu berdiri di hadapanku.

Mereka menyeringai melihatku lemah dengan cepat. Langkah mereka semakin dekat untuk bisa meraihku dan kembali menyiksaku. Ketika baru beberapa langkah mendekatiku, tiba-tiba saja dua buah siluet hitam melompat dari atas dan mendarat tepat diantara diriku dan para berandalan itu. Mereka mengambil posisi menyerang. Salah satunya langsung menyerang dengan liar dan ganas, yang satunya menyerang dengan penuh rasa bahagia, seakan lawannya adalah sebutir debu di pundak bajunya. Keduanya lelaki, bisa kulihat itu, berusia sekitar 10 dan 11 tahunan. Si liar itu terus menyerang mereka hingga tak bersisa tenaga sedikit pun, membuatnya lebih cepat menghampiriku dan langsung memeriksa keadaanku.

Bocah itu menatapku dengan sangat khawatir, seakan aku akan menjemput nyawaku sebentar lagi. Si bahagia langsung menghampiri kami dan menggendongku di punggungnya. Si liar mengikuti di samping temannya, menatapku dengan penuh kekhawatiran dan dengan penuh rasa yang belum pernah kurasakan sebelumnya, rasa...

...kasihan dan sayang.

Setelah kulihat secercah siluet bocah liar itu untuk beberapa detik terakhir, akhirnya kututup kedua mataku total, dan kejadian itu terlupakan, entah bagaimana.

Sekitar satu tahun aku menghilang, namun aku tidak mampu ingat apapun selama satu tahun itu. Para saksi bilang, aku kembali dari hilang itu dengan wajah lesu dan penuh lupa ingatan yang hampir mustahil terjadi untuk dilupakan selama satu tahun dan tidak ada satupun yang tergantung di dalamnya." jelasku yang akhirnya selesai juga. Kulihat lelaki itu menatapku dengan penuh antusias. Dirinya menatapku seakan dirinya larut dalam cerita, dan salah satu tokoh disana adalah dirinya.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang