WITH YOU 2D (5)

19 0 0
                                    


*VRaSS

"Aku ingin 'dia' yang menjadi Lix-ku, bukan Danny."

Aku tidak percaya, hingga tidak mampu lagi berbicara saat kata-kata itu meluncur keluar dari mulutku. Pikiranku mengarah pada ide untuk menjadikan bocah misterius itu sebagai Lix-ku, menggantikan Danny bagaimana pun caranya. Berulang kali pikiran itu terlintas dalam setiap detik kejadian tadi. Pemikiran tadi membuatku beranggapan bahwa mungkin, jika 'dia' Lix-nya, dan bukan Danny, aku bisa langsung menerimanya, menjadikan program ini sesuai rencana.

"Bagaimana kau akan membujuk Jenderal? Dan yang lebih penting lagi,

bagaimana kau akan menemukan bocah itu?" tanya Jacob, membuatku membeku, terdiam tidak mampu menjawab pertanyaan kenyataan yang Jacob berikan padaku. Aku tergagap bingung dengan jawaban yang harus kukatakan untuk bisa meyakinkan lelaki ini, dan membiarkanku pergi. Aku terus berpikir keras, menegangkan setiap jawaban yang kupunya untuk bisa dikatakan. Sayangnya, tidak ada satupun jawaban terbaik yang bisa kuucapkan untuk membantu keinginanku.

"Jadi? Bagaimana? Bagaimana?!" tanyanya semakin berseru. Aku hanya terus tergagap dan terdiam bingung menatapnya.

"BAGAIMANA?!!!"

"AKU TIDAK TAHU!!!" seruku menyerah. "Aku tidak tahu....... Aku tidak tahu cara untuk membujuk Jenderal..... Aku tidak tahu cara untuk menemukan bocah itu..... Aku tidak tahu cara untuk tidak menjadikan sahabatku sendiri, terikat menjadi Lix-ku...... Aku... Aku..."

Pikiranku melayang jauh menjadi lebih buruk daripada sebelumnya. Jawaban itu terpaksa kukeluarkan, karena Jacob terlalu membuatku tegang. Jalan keluarku ditutupnya dengan mudah, membuatku tidak mampu lagi membujuknya untuk minggir hanya dengan jawaban tidak pastiku.

Aku segera menatapnya geram dan menahan rasa sesak di dadaku karena tidak mampu membela diriku untuk menghentikan program ini. Besok, ketika aku memasuki ruang pelatihan, mereka semua akan menyaksikan diriku dan Danny, bersama, untuk menjadikan sahabatku sendiri, Lix-ku. Keterikatan ini tidak bisa kuterima begitu saja. Jenderal memaksaku, dan aku tidak bisa berbuat apapun kecuali menolaknya. Hanya satu hal yang kuinginkan saat ini.

Bocah itu.

Entah kenapa, makhluk dalam diriku merasakan ada sesuatu yang kuat dengan bocah itu. Si liar itu seakan sudah menjadi Lix-ku sebelum hal ini terjadi, dan terus mengikutiku, menemaniku hingga kini, bersama Jacob. Bocah itu seakan sudah berada dekat denganku. Dirinya berusaha untuk menemuiku, di dalam sini. Keberadaannya bisa kurasakan, sangat dekat, sangat melekat, dan.....

.....terasa menyatu.

Detak jantungku mengencang, dan deru napasku lebih cepat dari sebelumnya. Aura dari bocah itu membuatku menatap ke setiap sudut pulau ini, mencarinya, membawanya kemari, dan menggantikan posisi Danny dengannya. Kuarahkan setiap indraku menembus seluruh pembatas di pulau ini, mencari keberadaan bocah itu.

Sayangnya, aku tidak bisa menemukan detailnya, seakan aura bocah itu hanya terlihat samar-samar, karena tercampur oleh sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih besar dan lebih ganas darinya. Auranya juga terasa bukan lagi seorang bocah biasa, namun dirinya sudah bertumbuh lebih besar, lebih kuat, lebih kokoh, lebih menawan, lebih mampu melindungiku dari sebelumnya. Dan dari auranya, dia berencana membawaku kabur dari sini.

Membebaskanku.

"Vrass! Hei! Kau dengar aku?!" tanya Jacob, menjentikkan jarinya berulang kali, mencoba membangun kesadaranku kembali akan dirinya yang nyata. Aku langsung menatapnya yang sudah mengernyitkan dahinya, bingung dengan sikapku yang tiba-tiba. Dirinya sudah menurunkan kedua tangannya yang tadi menghalangi jalan masukku menuju ke dalam hanggar.

MESS TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang