2 - A Gift

37.2K 1K 2
                                    

" Aahh.. maafkan saya Mr. Bos.."
Seru Caramel sambil menunjukkan cengiran bersalah juga rasa ngerinya terhadap ancaman si bos.

Caramel meminta maaf sambil menundukan kepalanya.
Di kantor tidak ada yang berani memanggil si bos dengan panggilan Mr. Bos selain Caramel, staff lainnya hanya memanggilnya dengan sebutan <Bapak> atau <Pak> saja.
Tapi si bos tak pernah mempermasalahkan apapun panggilan tersebut padanya.
Dia fine-fine aja tuh, hehehe...

Mr. Bos menghela nafas berat.

" Baiklah..
ada apa kamu datang kesini ? bukankah sekarang jadwalmu libur ? Duduklah.. "
suara Mr. Bos mulai melembut saat mempersilahkan Caramel untuk duduk di kursi yang sudah disediadakan bagi tamu di depan meja kebesarannya.

" mmm.. saya sebenarnya kesini karena ingin mengajukan cuti selama satu minggu di awal bulan Agustus depan Mr. Bos..
apakah diperbolehkan..? "
Caramel langsung to the point ke inti masalahnya.
Dia tidak yakin jika ia bertele-tele atau berbasa-basi pada Mr. Bos, pasti Mr. Bos tidak akan suka dan akan memarahinya lagi.
Caramel tidak mau hal itu terjadi lagi. Bisa-bisa ia tidak akan diberi cuti bisa gawat kalau itu terjadi.
Pulang-pulang ia bakal habis dicincang mama papa dong.

' hiiiii.. gue nggak mau itu terjadi, bisa jadi perkedel deh ntar gue..'
Caramel bergidik ngeri.
Dia meringis membayangkan isi kepalanya tadi jika itu terjadi.

" Caramel.. silahkan duduk dulu.. " suara Mr. Bos membuyarkan lamunan Caramel.

" ahh.. iya Mr. Bos "
kemudian Caramel duduk di kursi yang dipersilahkan oleh Mr. Bos.

" Katakan.. apa alasanmu meminta cuti selama itu..? " tanya Mr. Bos.

" Saya akan menikah Mr. Bos "
Jawab Caramel singkat.
Ia tidak tahu jika jabawan singkatnya sudah mampu memporak porandakan hati Mr. Bos.

Yah.. Mr. Bos ternyata sudah lama menyimpan perasaan pada Caramel. Mr. Bos dan Caramel sebenarnya hanya terpaut 3 tahun usianya.
Lebih tua Mr. Bos daripada Caramel.
Sudah 2 tahun sejak pertama kalinya Mr. Bos dipindahtugaskan ke kantor ini, dari saat itulah ia mulai memendam perasaan pada Caramel sampai sekarang.
Pertama kali saat mereka bertemu, Caramel sukses menarik seluruh perhatiannya.
Hanya dengan melihat tingkah laku Caramel yang seperti anak kecil, lari kesana kemari membuat pusing kepala, seenaknya sendiri, energic dan selalu mengumbar senyum ramahnya kepada siapapun, Mr. Bos sudah tertarik kepadanya.
Terlebih lagi Mr. Bos sangat menyukai senyuman Caramel yang terlihat sangat tulus dimatanya.

" Mr. Bos anda tidak kenapa-kenapa kan.. ? "
Caramel melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Mr. Bos yang langsung saja membuat lamunannya buyar.

" Eh.. i-iya.. saya tidak apa-apa.. saya baik..
Ekhem..! "
jawab Mr. Bos dengan terbata-bata, kemudian dia berdeham untuk menstabilkan suaranya agar tidak terdengar gugup lagi.

" Ekhem.. kamu akan menikah ?
Apa saya tidak salah dengar.. ? "
Mr. Bos bertanya kembali untuk meyakinkan pendengarannya, takutnya ia tadi salah dengar dan Caramelnya tidak jadi menikah.

" iya Mr. Bos saya akan segera menikah bulan Agustus depan.. memangnya kenapa Mr. Bos ?
Apa ada masalah ? "
Jawab Caramel yang sukses membuat Mr. Bos patah hati untuk kedua kalinya.
Harapannya tak terkabul.
Sungguh malangnya nasib Mr. Bos. Jangan tinggalkan abang menikah dek, jedotin aja kepala abang ke dinding, abang nggak kuat lagi dek.

Jiaaahh.. !! Lebay bin alay.. hahaha..

" mmm.. tidak.. tidak ada masalah.. selamat untukmu Caramel..
selamat kamu akan menempuh hidup baru.. "
akhirnya dengan terpaksa Mr. Bos memberi selamat sambil menyodorkan tangannya kepada Caramel untuk di jabat oleh Caramel.

MARRIED with SEAN ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang