23 - Happiness is Waiting For You

17.4K 566 3
                                    

Setelah berjuang untuk pemulihan diri pasca operasi selama 2 hari 1 malam di ICU, akhirnya dokter dapat menyatakan bahwa kondisi Sean sudah mulai stabil.
Dokter juga sudah memberikan persetujuannya untuk memindahkan Sean ke kamar perawatan siang nanti.

Selama 2 hari itu pula, Caramel menemani Sean terus di rumah sakit.
Caramel belum sempat pulang ke apartement sama sekali.
Sebenarnya Caramel juga mengkhawatirkan Shasa yang tinggal di apartement sendirian.
Tapi Dylan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Karena katanya akan lebih baik jika Dylan saja yang menemani Shasa di apartement selama Caramel tidak ada disana.
Mendengar hal itu, Caramel sangat merasa berterimakasih kepada Dylan dan mulai bisa bernafas dengan lega kembali.
Jadi sekarang ia sudah mulai bisa lebih fokus kembali pada pemulihan kondisi Sean pasca operasi.

Sean yang kondisinya belum 100% pulih, hanya bisa duduk bersandar di kepala ranjangnya dengan lemas. Perban masih membelit di kepalanya karena jahitan dikepalanya itu belum mengering.

Karena kondisinya yang seperti itu, sehingga ia sangat membutuhkan bantuan seorang suster jika ingin makan, minum, minum obat, dan lain-lain.

Tapi untungnya Caramel ada disana, jadi bantuan dari suster tidak dibutuhkan Sean terlalu sering.
Hanya saat jamnya memberikan obat kepada Sean melalui suntikan dan pengecekan rutin saja yang memerlukan bantuan seorang suster, karena memang itu adalah tugasnya sebagai seorang perawat rumah sakit.

Seperti saat ini, Caramellah yang menyuapi Sean setiap waktunya untuk makan dan minum obat yang berupa tablet.
Awalnya Sean seperti akan menolak bantuan dari Caramel.
Tapi karena Caramel sengaja mengancamnya bahwa Caramel tidak akan memaafkan kesalahan Sean jika Sean tetap keras kepala menolaknya.

Sehingga hal itu sukses membuat Sean mengangguk setuju dengan terpaksa.
Sedangkan Caramel hanya bisa mengulum tawanya saja saat melihat Sean si kunyuk menyebalkan itu sekarang tidak berkutik sama sekali terhadapnya.
Menjadi seorang yang penurut sekali seperti seekor anak ayam, membuat Caramel gemas melihatnya.

" Caramel..
kenapa kamu tidak membenciku saja ?
itu akan lebih baik untukmu.. "
ucap Sean tiba-tiba.
Sean merasa belum bisa memaafkan dirinya sendiri.
Tapi Caramel malah mengatakan bahwa Caramel sudah memaafkannya dan tetap bersikap ceria dihadapannya seperti tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka dimasa lalu.

" untuk apa aku membencimu ?
tidak ada alasan untuk melakukan hal itu kepadamu Sean.. "
jawab Caramel santai dengan tetap menunduk sambil tangannya mengaduk bubur untuk sarapan Sean.

Caramel mulai menyuapkan sesendok bubur itu kearah mulut Sean sambil tersenyum manis kepadanya.
Membuat Sean tiba-tiba memalingkan wajahnya begitu saja, lebih memilih menatap ke luar jendela kamar rawatnya.
Caramel hanya bisa menghela nafas berat melihatnya.

" Sean.. ayo buka mulutmu.. makanlah bubur ini.. hmm ?"
Caramel kembali menyodorkan sesuap bubur ke arah mulut Sean.

" jangan tersenyum seperti itu kepadaku..
aku tidak pantas mendapatkannya.. " ujar Sean ketus dengan masih memalingkan wajahnya tidak menghiraukan sesendok bubur yang masih menggantung diudara tepat disamping wajahnya.

Caramel meletakkan sendoknya di dalam mangkuk yang masih penuh berisi bubur itu di atas nakas.
Setelah itu Caramel berpindah duduk menyamping di tepi ranjang Sean.

Caramel menangkup wajah Sean dengan kedua tangan mungilnya kemudian menariknya pelan mengarahkan menghadap dirinya.
Setelah pandangan mata mereka bertemu Caramel tersenyum mulai mencoba memberi Sean pengertian.

" Sean..
kamu gak perlu meminta maaf sama aku dan kamu juga gak perlu merasa bersalah seperti ini..
akulah yang seharusnya meminta maaf sama kamu, disini akulah yang bersalah bukan kamu.."

MARRIED with SEAN ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang