35 - Some Different Hearts

13K 398 0
                                    

Sepulangnya Noland dari penthousenya, Sean segera masuk ke kamarnya untuk mengambil ponselnya.
Dia segera menghubungi Sisil.
Sean sudah tidak sabar ingin segera menanyakan kebenarannya pada Sisil.
Dirinya benar-benar penasaran.

" halo..?
iya, kak.. kenapa ? "
akhirnya terdengar juga suara Sisilia dari seberang sana setelah lama menunggu bunyi nada sambung terhubung.

" Sil.. kamu lagi dimana ? " tanya Sean tidak sabar.

" Sisil lagi di kampus, kak..
sedang mengurus administrasi magang bulan depan..
kenapa memangnya kak ?
apa ada masalah ? "
suara Sisil mulai terdengar sangat khawatir setelah mendengar nada bicara Sean yang tidak seperti biasa.

" tidak terjadi apa-apa..
kamu jangan khawatir..
kakak cuma mau menanyakan seseorang kepadamu.."
ujar Sean mengubah nada bicaranya sedikit santai agar bisa menenangkan Sisil kembali.

" ooh.. Sisil kira sedang ada masalah.. ya sudah.. kakak mau tanya apa ? "
ujar Sisil lega.

" tidak terlalu penting sih, hanya..
apa kamu mengenal teman-teman Kak Caramel waktu SMA dulu ? "
akhirnya Sean menanyakan hal itu walau awalnya ia sempat bimbang antara menanyakannya atau tidak.

Sean tahu ini salah.
Karena mengorek informasi masa lalu orang yang disayang dari orang lain itu salah dan tidak sopan.
Tapi dirinya benar-benar sudah sangat penasaran.
Jika menunggu penjelasan dari Caramel ia tidak yakin akan segera mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya ini.

" mmm.. sedikit.. tidak banyak..
kalau beberapa yang dekat dengan Kak Caramel, Sisil masih kenal.. karena mereka dulu sering main ke rumah..
jadi Sisil kenal juga.. "
Jawab Sisilia membuyarkan lamunan Sean.

" memangnya..
kamu dulu tidak satu sekolah dengan Kak Caramel..? "
Sean baru mengetahui satu fakta baru tentang Caramel, sehingga membuatnya jadi semakin penasaran.
Ingin tahu lebih banyak lagi mengenai masa lalu Caramel yang tidak pernah diceritakannya kepada dirinya selama ini.

" nggak kak..
kita dulu SMAnya beda sekolah..
dulu aku ikut kakek tinggal di Semarang..
sedangkan kak Caramel tetap di Jakarta bersama mama dan papa.. "
jelas Sisilia.

" begitukah ? "
sahut Sean menanggapi cerita Sisilia.

" hmm.. lalu kakak tadi ingin menanyakan apa kepadaku ? "
tanya Sisilia.

" ah.. benar..
apa kamu mengenal teman Kak Caramel yang bernama Olan..?
Olang..?
kolang kaling ?
atau siapapun itu namanya..
kamu mengenalnya tidak ? "
tanya Sean asal-asalan.

" hahahahaha.. Kak Noland ?
iya, Sisil ingat..
dulu Kak Caramel suka memanggilnya Oland..
karena dulu dia botak makanya Kak Caramel suka memanggilnya Oland.. memangnya kenapa dengan Kak Noland, kak..? "
tanya Sisilia cekikikan sendiri mengingat sebutan dari calon kakak iparnya untuk teman kakaknya, kak Noland.

" apa kamu kemarin bertemu dengannya ? "
tembak Sean langsung.

" siapa ?
Kak Noland ?
kemarin ?
mmm..
sepertinya Sisil kemarin seharian di apartement Kak Dylan menemani Shasa deh kak..
jadi Sisil tidak bertemu siapa-siapa.. "

" I got it..
baiklah..
kakak tutup dulu..
lanjutkan aktifitasmu..
kalau ada masalah segera beri tahu kakak ya.. "
ujar Sean mengakhiri percakapannya.

" iya kak..
terimakasih.."
sahut Sisilia senang.

" satu hal lagi..
jangan beri tahu Kak Caramel kalau kakak menanyakan hal ini kepadamu ya.. "
ujar Sean mewanti-wanti.
Sean tidak mau timbul masalah yang tidak diinginkan diantara dirinya dan Caramel hanya karena rasa penasarannya saja.

MARRIED with SEAN ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang