25 - Sickness For Me

16.8K 474 1
                                    

Sean yang masih tidak sadarkan diri, saat ini tengah diperiksa oleh dokter Dominic.
Untung waktunya bertepatan dengan jam pulang kerja dokter Dominic saat Dylan menghubunginya untuk mengabarkan kondisi darurat Sean. Sehingga dokter Dominic bisa segera datang ke penthouse.

Setelah melakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi tubuh Sean.
Dokter Dominic mengajak Caramel, Dylan, juga Alu untuk mengobrol diluar kamar.
Agar Sean tidak terganggu dan bisa beristirahat dengan tenang.

Ekspresi wajah mereka bertiga terlihat sangat tegang.
Masih belum pulih dari shock saat Sean pinsan tadi dan sekarang ditambah dengan menunggu penasaran sekaligus takut akan mendengar penjelasan dari dokter Dominic.

Entah kenapa mereka bertiga merasakan kegelisahan yang sama saat melihat dokter Dominic cukup lama menutup mulutnya dan tidak kunjung memberikan penjelasan kepada mereka bertiga juga.
Aura disekitarnya pun cukup terasa menegangkan.
Siapapun akan merasa seperti itu jika sekarang ikut berada satu ruangan juga bersama dokter Dominic.
Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan dokter Dominic.
Ia terlihat sangat tegang dan wajahnya berubah pucat disertai peluh yang mulai bercucuran dari keningnya.

Pemandangan itu semakin menambah kegelisahan mereka bertiga yang sedang duduk tepat dihadapan dokter yang dikenal dengan kecerdasan dan ketelitiannya itu.

" dok.. bagaimana  dengan kondisi Sean saat ini..? "
Dylan mengawali percakapan untuk memecah keheningan diantara mereka dengan sekuat tenaga berusaha untuk tegar.

" Sean nggak papa kan dok..?
Sean hanya butuh istirahat saja kan dok ?
Iya kan dok ?"
Caramel mulai tidak sabaran melihat dokter Dominic hanya diam saja mendengar pertanyaan yang dilontarkan Dylan.

Alu merangkul pundak Caramel yang duduk bersebelahan dengannya untuk sekedar menenangkan Caramel.
Agar tidak terbawa suasana dan terpancing amarahnya.

Dylan juga berusaha menenangkan Caramel dengan menggenggam tangan Caramel yang terasa sangat dingin ditangannya.
Dylan tahu jika Caramel merasa sangat takut, mungkin lebih takut dari pada dirinya.

Dan hal itu tidak luput dari pandangan mata Alu.
Seperti ada belati yang menusuk hatinya sangat dalam.
Alu memejamkan matanya sekejap, berusaha keras membuang jauh pikiran negatif dan rasa sakit dalam hatinya yang tanpa permisi tiba-tiba muncul bersarang disana.

Alu rasa waktunya tidak tepat untuk memikirkan diri sendiri.
Karena saat ini yang lebih penting adalah kesehatan kakak tersayangnya.

" maafkan saya..
menurut saya tidak baik jika menunda-nunda perawatan lanjutannya lebih lama lagi..
karena dari gejala yang diperlihatkan benar-benar mengarah menuju ke gagar otak..
mungkin saat ini bisa di bilang gagar otak ringan tapi bila dibiarkan lama-lama pasien bisa kehilangan semua memori dalam otaknya..
Dan parahnya hal itu bisa mengganggu kerja syaraf otak terhadap kinerja motorik tubuh atau bisa dikatakan dengan lumpuh.."
jelas dokter Dominic yang seketika itu juga membuat ketiganya sama-sama memekik tidak percaya.

" seburuk itukah kondisi Sean ? " gumam Caramel dengan lirih yang entah dia tujukan pada siapa.
Tatapan matanya sendu.
Air matanya tetes demi tetesan mengalir ke pipinya yang pucat.

" lebih tepatnya belum karena kita belum melakukan pengecekan keseluruhan..
tapi jika saja terlambat melakukan perawatan atau pengobatan lanjutannya tidak dapat dipungkiri hal itu pasti akan terjadi.."
ujar dokter Dominic serius setelah mendengar gumaman Caramel tadi.

" yang sabar ya kak..
kakak harus tegar..
kalau kakak gak bisa tegar gimana kak Sean bisa sembuh..
yang sabar ya.. "
ucap Alu sambil menghapus air mata Caramel yang mengalir dipipinya dengan sayang.

MARRIED with SEAN ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang