Bagian 14. Apa yang Kau Inginkan?

2.8K 104 7
                                    

Episode 1. Revan dan Putri Naila

Bagian 14. Apa yang Kau Inginkan?

Dalam pemikiran Putri Naila, pihak yang menganggap Pasukan Pengawal Keluarga Raja sebagai pengkhianat, adalah pengkhianat.

Putri Naila telah mengenal hampir seluruh anggota Pasukan Pengawal Keluarga Raja. Kecuali Revan yang baru bekerja di istana kurang lebih sebulan yang lalu, Putri Naila mengetahui bahwa pasukan tersebut hanya berisikan orang-orang yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Raja beserta keluarganya.

Kalaupun Pasukan Pengawal Keluarga Raja memang telah melakukan pengkhianatan, maka yang akan bertindak untuk membasminya adalah Pasukan Keamanan Negeri. Bukan Pasukan Perang. Kecuali dalam hal khusus yang mendesak, Pasukan Perang tidak akan mengurusi masalah yang terjadi di dalam lingkungan kerajaan.

Walaupun Putri Naila belum mendapatkan kepastian tentang apa yang sebenarnya terjadi di Kirikina, namun campur tangan Pasukan Perang dalam menjaga keamanan, menumpas pemberontak dan bahkan menghakimi sendiri dua satuan Pasukan Pengawal, tindakan tersebut dianggap oleh Putri Naila sebagai sesuatu yang melanggar aturan. Putri Naila bahkan merasa curiga bahwa pemberontakan yang diceritakan oleh Ihgram adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Pasukan Perang.

Walaupun telah menganggap bahwa Pasukan Perang telah melanggar aturan dan dicurigai sebagai pemberontak, namun pasukan tersebut masih belum diputus bersalah oleh Putri Naila. Putri Naila merasa dirinya perlu mendapatkan kepastian, masukan dan keterangan lengkap terlebih dahulu tentang apa yang sebenarnya terjadi di Kirikina dan apa yang telah dilakukan oleh Pasukan Perang tersebut.

Ketika beberapa orang anggota Pasukan Perang berusaha memburunya, walaupun belum mengambil tindakan dan keputusan,  Putri Naila merasa dirinya harus mengangkat pedang demi menghadapi pasukan tersebut. Jika saja apa yang dikatakan oleh Ihgram terbukti benar, bahwa Pasukan perang tengah membasmi Pasukan Pengawal Istana Mewata dan Pasukan Pengawal Keluarga Raja, maka Putri Naila merasa dirinya harus membela pasukan yang tengah bersamanya ini.

Jika mulanya hanya bermaksud untuk mempersiapkan dirinya demi menghadapi kemungkinan buruk akan turut diserang oleh Pasukan Perang, setelah mendengar bahwa ibunya dikatakan hanya berhak mencuci piring, mencuci pakaian dan memasak saja, amarah Putri Naila langsung meledak begitu saja. Putri Naila langsung menyerang secara membabi buta terhadap anggota Pasukan Perang yang telah merendahkan derajat seorang Ratu Negeri Meanda.

Dimulai dari serangan Putri Naila terhadap salah seorang anggota Pasukan Perang yang datang menghadangnya, pertikaian antara Pasukan Pengawal Keluarga Raja dengan Pasukan Perang, pecah kembali. Ihgram, Medaru, Revan dan Darka, harus berjuang kembali antara hidup dan mati demi menjaga keselamatan Putri Naila.

Walaupun Ihgram juga harus menghadapi salah seorang anggota Pasukan Perang lainnya, namun perhatiannya justru lebih terkonsentrasi pada pertarungan yang dihadapi oleh Putri Naila. Dari serangan-serangan yang dilancarkan oleh Putri Naila terhadap lawannya, Ihgram menilai bahwa Putri Naila telah mengabaikan pertahanan dirinya sendiri. Putri Naila hanya tahu maju menyerang saja.

Menghadapi prajurit yang telah terlatih dalam peperangan, cara bertarung yang diperagakan oleh Putri Naila tersebut dianggap oleh Ihgram akan membahayakan keselamatan Putri Naila sendiri. Oleh karena merasa bahwa keselamatan majikannya seakan berada di ujung tanduk, walaupun harus menghadapi lawan lainnya, Ihgram berusaha sebisa mungkin untuk terus mendampingi dan membantu Putri Naila.

Selama Putri Naila masih berada dalam perlindungan Ihgram, pertarungannya dapat berlangsung dengan seimbang.

Di lain sisi, pada dua pertarungan lainnya, walaupun Medaru, Revan dan Darka hanya menghadapi dua orang lawan saja, namun pertarungan mereka bukanlah pertarungan yang berjalan dengan imbang. Medaru dan Revan yang telah terluka parah, Darka yang tidak dapat menggunakan tangan yang biasa digunakannya, ditambah dengan tidak menggunakan senjata tajam, ketiganya sama-sama menghadapi kesulitan besar dalam menghadapi lawan.

Pewaris TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang