Episode 1. Revan dan Putri Naila
Bagian 10. Beruntung dan Tidak
Belum genap 1 hari usia Kirikina menjadi sebuah kota, kekacauan besar telah terjadi di kota tersebut. Sejarah yang seharusnya tercatat dengan penuh kebahagiaan dan kebanggaan, dalam satu malam saja, menjadi catatan duka nestapa nan lara.
Bermula dari sekelompok orang tidak dikenal yang telah memasuki rumah kediaman sementara Putri Naila, Pasukan Pengawal Keluarga Raja dan Pasukan Keamanan Negeri, terkumpul dalam satu lokasi pertahanan demi melindungi sang Putri. Lokasi pertahanan yang justru kemudian menjadi neraka pembantaian bagi mereka semua.
Bola-bola api yang dilontarkan dari bagian depan kota Kirikina, bertubi-tubi jatuh menghujani wilayah di sekitar rumah kediaman Putri Naila. Wilayah yang juga merupakan wilayah kediaman bagi seluruh pembesar istana yang berkunjung di Kirikina, termasuk Raja dan Ratu.
Tidak hanya menghujani dengan bola-bola api, lingkaran pagar yang terbentuk dari lima lapis barisan ratusan tiang-tiang bendera kecil dan tinggi, setelah terbakar api, mengurung pertahanan Raja dan Ratu beserta sebagian pasukan terbaik mereka. Menjebak mereka semua dalam kehancuran dan kebakaran besar.
Tidak pula berakhir dengan hanya mengurung mereka dalam lingkaran pagar api, pasukan bersenjata tajam musuh, mulai dikerahkan ketika pasukan Negeri Meanda tersebut tenggelam dalam kekacauan dan kepanikan.
Tidak hanya mengerahkan pasukan di dalam lingkaran pagar api saja, pasukan musuh juga mulai melakukan penyerangan terhadap pasukan Negeri Meanda yang berada di luar lingkaran pagar api. Menghadapi pagar api yang tidak mudah dirobohkan dan dilalui, ditambah dengan datangnya serangan musuh, membuat pasukan Negeri Meanda yang berada di luar lingkaran pagar api tidak dapat berbuat banyak untuk memberikan bantuan bagi pemimpin tertinggi kerajaan mereka.
Dihujani bola-bola api, terkurung dalam lingkaran api, diserang oleh pasukan bersenjata tajam, tanpa bisa mendapatkan bala bantuan, tanpa ada tempat untuk pergi berlindung, pasukan terbaik Negeri Meanda yang berusaha melindungi Raja dan Ratu, satu demi satu mulai jatuh berguguran.
Dilain pihak, permasalahannya dengan Revan dan Ihgram, mungkin akan menjadi sebuah keberuntungan besar bagi Putri Naila. Bukan hanya bagi Putri Naila saja, Revan dan Ihgram pun seakan mendapatkan keberuntungan pula. Baik itu Putri Naila maupun Revan dan Ihgram, permasalahan di antara mereka seakan menjadi penyelamat untuk meloloskan diri dari hujan dan kurungan pagar api.
Dengan sikap keras kepalanya yang ingin menyelesaikan sendiri permasalahannya dengan Revan dan Ihgram, membuat Putri Naila tidak berada di tempat pembantaian. Walaupun tidak berada di lokasi pembataian, namun pengawalan ala kadarnya dalam menghadapi gelombang serangan musuh yang ingin meluluhlantakkan seluruh kekuatan pasukan Negeri Meanda, diduga tidak akan mampu menjamin keselamatan Putri Naila. Putri Naila tidak sepenuhnya berada dalam keberuntungan.
Begitu pula dengan Revan dan Ihgram. Walaupun lolos dari hujan dan kurungan pagar api, namun jika tidak mampu menyelamatkan Raja dan Ratu, mereka berdua juga tidak berada dalam keberuntungan. Tidak menjadi keberuntungan pula jika keduanya kini juga mendapatkan serangan dari pasukan musuh yang berusaha menghadang langkah mereka demi mencapai keberadaan Putri Naila.
Walaupun mendapatkan hambatan, namun hambatan untuk menyelamatkan Putri Naila dirasakan oleh Revan dan Ihgram lebih kecil dari hambatan yang mereka hadapi untuk menyelamatkan Raja dan Ratu. Peluang keselamatan Putri Naila dirasakan pula lebih besar dibandingkan keselamatan Raja dan Ratu. Keduanya kemudian bertekad keras untuk dapat menyelamatkan Putri Naila.
Dengan berlari secepat kilat menuju timur, sebisa mungkin berusaha mengabaikan dan menghindari diri dari musuh yang datang menghadang, Revan dan Ihgram semakin lama semakin jauh meninggalkan Panggung Kehormatan dan semakin dekat dengan Kantor Pasukan Keamanan Kota Kirikina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Terakhir
FantezieTidak hanya cerdas, Putri Naila sebagai Putri Mahkota, juga dikenal bengis, tidak kompromis, sadis dan tidak logis. Tapi semuanya berubah ketika dia jatuh cinta. Besar dalam lingkungan istana dengan aturan yang ketat, membuatnya tidak pernah merasa...