Bagian 29. Terlambat

493 51 7
                                    

Episode 2. Ratu Naila


Bagian 29. Terlambat


Keesokan paginya. Ketika matahari baru saja muncul di ufuk timur, sepagi itulah Ihgram telah dipanggil oleh Ratu Naila.

Ihgram tidak menduga jika dia akan dipanggil sepagi dimana aktivitas para petinggi Istana belum dimulai. Kecuali bagi para pekerja tingkat rendah, mereka ada yang telah mulai bekerja sebelum matahari terbit bahkan ada yang telah bekerja semenjak malam masih menyelimuti.

Dikejutkan kembali ketika menemukan Sang Ratu telah siap dengan pakaian kebesaran untuk menghadiri acara pelantikan disaat orang lain belum mempersiapkan apa-apa. Justru biasanya, keluarga Raja adalah orang yang ditunggu-tunggu karena selalu datang terakhir.

Mengapa Ratu Naila telah siap sepagi itu?

Semua ada sebabnya.

Malam sekembalinya dari luar istana, Ratu Naila tidak langsung beristirahat di kamarnya. Ia menjalani ritual sehari-harinya terlebih dahulu. Merenung dan berdiam diri sendiri di taman kecil depan rumah kediamannya.

Kebiasaan yang selalu dikeluhkan oleh abdi setianya. Jika hanya sebentar untuk menghilangkan kejenuhan, tidak masalah. Namun Ratu Naila selalu melewatinya dalam waktu yang tidak sebentar.

Walau melakukan kebiasaan yang sama, namun malam itu semuanya berbeda. Ratu Naila terlihat lebih gelisah dari sebelumnya.

Diingatkan untuk segera beristirahat, Ratu mengaku tidak bisa tidur. Diduga akan terlambat bangun karena terlambat tidur, ternyata justru Sang Ratu yang bangun lebih awal dari mereka dan membuat abdi setianya itu kelabakan mempersiapkan semua yang harus dilakukan di pagi buta.

Para abdi setianya, hingga saat ini tidak mengerti mengapa Ratu Naila ingin mempersiapkan dirinya lebih awal dari biasanya. Hanya tahu kemudian karena Ratu ingin bertemu Ihgram sebelum acara pelantikan di mulai. Itu saja, tanpa tahu alasan lainnya.

Jika Ihgram mengetahui apa yang terjadi pada Ratu Naila tadi malam, mungkin dia bisa menemukan arti dari besarnya kegelisahan yang dirasakan oleh Ratu Naila. Mungkin mengerti jika Ratu Naila telah bisa menghitung hari dan gelisah menanti kedatangan Revan pada hari ini.

Seperti biasa, ketika dirinya dipanggil, Ihgram lebih dahulu menduga jika masalah yang akan dibicarakan nanti adalah mengenai kedatangan Revan. Ihgram mencoba menguatkan perasaannya untuk menghadapi hal-hal aneh yang mungkin akan diperlihatkan lagi oleh Ratu Naila.

Walau merasa aneh, tapi lambat laun Ihgram mulai mengerti akan perubahan yang terjadi pada majikannya tersebut. Dibalik keras dan tegas sifatnya, semakin lama Ratu Naila dirasa semakin mudah untuk dihadapi.

Hari demi hari, Ratu Naila dirasa lebih cenderung mengabaikan aturan-aturan ketat yang berlaku disaat berhadapan dengannya, bahkan terkesan dilonggarkan olehnya. Kemarahan dan hukuman yang disebutkan, lebih sering berakhir pada sekedar ancaman saja.

Oleh karena Sang Ratu mulai memperlihatkan sisi lembutnya, sambil melangkah menuju ke hadapan Ratu Naila, Ihgram mencoba memulai paginya dengan tersenyum.

Ihgram yakin, semua itu karena Ratu Naila tengah jatuh cinta. Tapi, apakah Anda sadar kalau Anda telah jatuh cinta? Apakah Anda mengerti apa itu cinta?

Ihgram menggelengkan kepala. Ia menduga, Ratu Naila belum menyadari perasaannya sendiri itu.

Merasa lebih terbuka dan nyaman dalam menghadapi Ratu, Ihgram tidak ingin berbasa-basi. "Lebah pohon, Yang Mulia?"

Pewaris TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang