Episode 1. Revan dan Putri Naila
Bagian 9. Tragedi Berdarah di Kirikina
Upacara Penobatan Kirikina menjadi sebuah kota, dilaksanakan semenjak pagi hingga tengah hari. Upacara tersebut, berlangsung di Panggung Kehormatan Kirikina, panggung yang juga akan digunakan sebagai pusat penyelenggaraan Pesta Rakyat Negeri Meanda, yang akan mulai berlansung keesokan harinya.
Usai dinobatkan menjadi sebuah kota, warga kota Kirikina beserta para pendatang, bersuka ria dengan menyelenggarakan pesta kecil-kecilan yang nyaris diselenggarakan di segala penjuru kota.
Hingga tengah malam tiba, pesta ala warga kota tersebut, sebagian masih tetap berlangsung di titik-titik pusat keramaian tertentu, sebagian lagi membubarkan diri mereka atau bergabung ke pesta lainnya yang dianggap lebih meriah. Dengan aktivitas warga kota yang tetap tinggi hingga tengah malam tersebut, Kota Kirikina seakan menjadi kota yang tidak tidur.
Berbeda halnya dengan apa yang terjadi pada warga kota, di sekitar lingkungan kediaman sementara Keluarga Raja di Kirikina, tempat dimana petinggi Negeri Meanda berada, aktivitas tidak lagi tinggi. Kesibukan telah beranggsung-anggsur lenyap beberapa saat sebelum tengah malam tiba. Hanya menyisakan kelompok-kelompok kecil Pasukan Pengawal Istana yang berjaga di sekitar kediamanan Raja, Ratu dan Putrinya.
Pasukan Pengawal Istana yang dibawa serta ke Kirikina demi mengawal petinggi Negeri Meanda tersebut, dalam melakukan tugasnya, lebih banyak hanya berdiam diri di titik-titik tertentu saja. Mereka tidak berkeliaran bebas, kecuali beberapa orang anggota pasukan yang ditugaskan untuk berkeliling menghubungkan satu titik penjagaan ke titik penjagaan lainnya.
Sementara itu, Pasukan Keamanan Negeri yang turut mendukung pengawalan yang dilakukan oleh Pasukan Pengawal Istana, mereka lebih terkonsentrasi melakukan penjagaan di garis terluar dari wilayah penjagaan Pasukan Pengawal Istana. Pasukan keamanan ini, juga tidak diperkenankan untuk berkeliaran bebas dan hanya terkonsentrasi berdiam diri di titik-titik tertentu yang telah ditetapkan pula.
Tanpa adanya aktivitas yang tinggi demi menciptakan suasana peristirahatan yang kondusif bagi Raja, kecuali terhadap hal yang mendesak oleh satu atau dua orang saja, lingkungan di sekitar Kediaman Sementara Keluarga Raja di Kirina tersebut menjadi hening dan sepi.
Tetap bertahan dalam keheningan dan kesepian hingga tengah malam tiba dan berlalu untuk beberapa saat kemudian.
Bertepatan dengan pengamatan Revan dan Ihgram dari kejauhan terhadap letak tempat kediaman Raja dari panggung kehormatan, keheningan dan kesepian di tempat tersebut tiba-tiba pecah oleh keributan. Pasukan Keamanan Negeri yang seharusnya tetap berjaga di titik tertentu, yang seharusnya tetap menjaga keheningan dan kesunyian, berhamburan ke beberapa arah mendekati rumah kediaman keluarga Raja.
Pergerakan yang ditujukan untuk membaurkan diri dari Pasukan Keamanan Negeri menjadi satu bagian dengan Pasukan Pengawal Istana itulah yang tertangkap oleh penglihatan Revan dan Ihgram.
Menyadari bahwa di saat tengah malam seperti ini aktivitas di sekitar kediaman Keluarga Raja seharusnya berada dalam ketenangan dan keheningan, menanggapi kepanikan yang terlihat, Revan dan Ihgram segera berlari mendekati tempat tersebut. Mereka berlari secepat mungkin menuju tempat yang terlihat lebih ramai dibandingkan tempat lainnya, tempat yang tidak lain adalah tempat peristirahatan yang dikhususkan bagi Putri Naila.
Kegaduhan dan kepanikan di tempat tersebut bermula ketika Pasukan Pengawal Istana yang berjaga di sekitar rumah Kediaman Putri Naila, menemukan aktivitas mencurigakan dari orang-orang yang tidak dikenal yang telah berada di dalam rumah kediaman mewah tersebut.
Sekelompok orang-orang yang tidak dikenal yang telah memasuki kediaman Putri Naila tersebut, menciptakan kepanikan yang luar biasa karena kebedaraan mereka baru disadari setelah mereka berhasil lolos dari penjagaan ketat berlapis oleh Pasukan Pengawal Istana dan Pasukan Keamanan Negeri. Semakin menjadi panik kemudian ketika diketahui bahwa bagian belakang dari Kediaman Putri Naila tersebut, telah dikuasai oleh sekelompok orang-orang yang tidak dikenal lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Terakhir
FantasyTidak hanya cerdas, Putri Naila sebagai Putri Mahkota, juga dikenal bengis, tidak kompromis, sadis dan tidak logis. Tapi semuanya berubah ketika dia jatuh cinta. Besar dalam lingkungan istana dengan aturan yang ketat, membuatnya tidak pernah merasa...