Bagian 16. Orang Baik

2.6K 119 17
                                    

Episode 1. Revan dan Putri Naila

Bagian 16. Orang Baik

Setelah mendengar pengakuan palsu Revan bahwa Revan adalah temannya Darji, seseorang yang dipanggil oleh Revan, akhirnya memberanikan diri menampakkan dirinya. Walaupun telah memberanikan diri menunjukkan dirinya, namun dia masih berdiri di atas pohon. Masih dengan penuh kewaspadaan.

Melihat orang tersebut masih ragu untuk mendekat, Revan berusaha membujuknya. “Cepatlah tolong aku.”

“Kau kenapa? Dan siapa yang bersamamu itu?”

“Aku terluka parah. Dua orang yang bersamaku ini, mereka tidak mengerti bagaimana merawatku,” jelas Revan.

“Kau tidak sedang bersama dengan ketua, kan?”

Revan mengartikan ketua yang dimaksud dalam pertanyaan orang tersebut adalah untuk menyebut Ketua Kelompok Perampok Anjing Malam. “Aku hanya bersama dengan mereka berdua ini saja. Tidak ada orang lain lagi. Lagipula, aku tidak ikut dalam kelompokmu itu. Aku hanya berteman dengan Darji saja.”

Mungkin karena merasa aman, orang yang bersembunyi itupun akhirnya turun dari atas pohon. Seorang lelaki muda dengan tubuh tidak begitu kekar. Terlihat agak kurus dengan penampilan yang sederhana. Lebih tampak seperti seorang petani biasa daripada seperti seorang petarung.

Revan menduga, lelaki itu tidak begitu tangguh dalam bertarung. Ihgram pasti bisa meringkusnya dengan mudah.

Belum lagi sampai datang mendekat, belum lagi berada pada jarak ideal jangkauan Ihgram, lelaki itu berhenti melangkah. Dia memandang Revan yang duduk berselonjor kaki bersandar di pohon dengan ragu.

“Kenapa? Apakah kau mengenalku? Aku benar-benar temannya Darji,” sambut Revan dengan penuh kekhawatiran juga. Revan khawatir jika lelaki itu justru akan takut jika bisa mengenali Revan.

Lelaki itu diam sejenak, kemudian menggelengkan kepala. “Sepertinya, kau telah banyak kehilangan darah.”

Revan merintih. “Iya. Aku bahkan sudah tidak bisa bergerak lagi.”

"Kau bisa mati kalau tidak segera mendapatkan pertolongan. Kau harus segera keluar dari hutan ini." Lelaki itu masih diam di tempatnya berdiri, dia meneliti dua wanita yang bersama dengan Revan setelah selesai mencermati keadaan Revan. “Sepertinya, wanita yang bersamamu ini, bukan wanita biasa.”

“Mereka adalah majikanku.”

“Orang kaya?”

“Iya,” jawab Revan begitu saja. “Mereka juga membutuhkan bantuanmu untuk keluar dari hutan ini. Jika kau mau membantu, kau pasti akan mendapatkan imbalan dari mereka.”

“Begitukah?” tanya lelaki tersebut sembari memulai kembali langkahnya mendekati Revan. Dia menjadi semakin berani ketika mengetahui bahwa Revan memang telah benar-benar tidak berdaya.

Ketika langkah lelaki kurus itu semakin mendekat ke hadapan Revan, berada dalam jangkauan Ihgram, Ihgram langsung muncul dari persembunyian dan langsung meringkusnya.

“Whooaaa! Ada apa ini?!” Mulanya, lelaki kurus yang baru datang tersebut terperanjat hebat, kemudian sebisanya berusaha mengelak sergapan Ihgram. Karena Ihgram bergerak cepat secara tiba-tiba menyergapnya dari belakang, lelaki itu hanya bisa mengelak sedikit saja sebelum akhirnya menjadi benar-benar tidak berkutik di hadapan Ihgram.

Dengan singkat dan cepat, Ihgram berhasil mengunci kedua tangan lelaki itu di balik punggungnya dan memaksanya berlutut di hadapan Revan.

“Kami tidak bermaksud menangkapmu. Kami benar-benar membutuhkan bantuan darimu,” jelas Revan setelah lelaki tersebut telah berada dalam penguasaan Ihgram.

Pewaris TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang